Wiryatama Resmi Pimpin Pertina Bali
Jadi ini energi baru guna menatap ke depannya. Bisa berprestasi lebih baik nantinya.
DENPASAR, NusaBali
Ketum Umum PP (Persatuan Tinju Amatir Indonesia) Pertina Brigjen Pol Drs Johni Asadoma secara resmi melantik susunan kepengurusan Pertina Bali Periode 2016-2020, di Wantilan DPRD Bali, Denpasar, Sabtu (7/1). Kepengurusan tersebut diketuai
Nyoman Adi Wiryatama. Hadir dalam pelantikan itu Sekjen Pertina Shelly Selowati HS Miranda, Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta, dan Ketum KONI Bali Ketut Suwandi. Ketum PP Pertina Brigjen Pol Drs Johni Asadoma berharap Bali melahirkan petinju-petinju seperti era 80-90. Saat itu ada Adi Swandana dan Pino Bahari yang merupakan peraih medali Asian Games dan menjadi kebanggaan nasional. Sementara saat ini, Pertina menghadapi tantangan tinju di Indonesia yakni soal kualitas wasit hakim dan sportivitas.
"Kami akui ketidaksportivitas dan ketidakmampuan. Pengetahuan dan pengalaman yang cukup. Sehingga tidak mampu memimpin dengan baik," tutur Johni Asadoma. Bahkan dia menskorsing 12 wasit hakim dan terus diamati. Karena wasit Indonesia kecendrungan membela tuan rumah dalam setiap even. Itu tidak hanya di Indonesia. "Juga 12 wasit PON diskorsing minimal satu tahun tidak memimpin pertandingan tinju," kata Johni Asadoma.
Sementara Ketua Pertina Bali Nyoman Adi Wiryatama menegaskan jajaran pengurus Pertina Bali sudah resmi, setelah dilakukan pelantikan. Karena sebelumnya jalan sendiri-sendiri. "Jadi ini energi baru guna menatap ke depannya. Bisa berprestasi lebih baik nantinya," terang Adi Wiryatama.
Pria yang juga Ketua DPRD Provinsi Bali itu mengakui, Bali mengalamai kendala soal fasilitas sasana yang tidak memadai. Padahal tinju tidak bisa dibangun dengan instan. Jadi, perlu sinergitas dengan Pemerintah nantinya. dek
Nyoman Adi Wiryatama. Hadir dalam pelantikan itu Sekjen Pertina Shelly Selowati HS Miranda, Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta, dan Ketum KONI Bali Ketut Suwandi. Ketum PP Pertina Brigjen Pol Drs Johni Asadoma berharap Bali melahirkan petinju-petinju seperti era 80-90. Saat itu ada Adi Swandana dan Pino Bahari yang merupakan peraih medali Asian Games dan menjadi kebanggaan nasional. Sementara saat ini, Pertina menghadapi tantangan tinju di Indonesia yakni soal kualitas wasit hakim dan sportivitas.
"Kami akui ketidaksportivitas dan ketidakmampuan. Pengetahuan dan pengalaman yang cukup. Sehingga tidak mampu memimpin dengan baik," tutur Johni Asadoma. Bahkan dia menskorsing 12 wasit hakim dan terus diamati. Karena wasit Indonesia kecendrungan membela tuan rumah dalam setiap even. Itu tidak hanya di Indonesia. "Juga 12 wasit PON diskorsing minimal satu tahun tidak memimpin pertandingan tinju," kata Johni Asadoma.
Sementara Ketua Pertina Bali Nyoman Adi Wiryatama menegaskan jajaran pengurus Pertina Bali sudah resmi, setelah dilakukan pelantikan. Karena sebelumnya jalan sendiri-sendiri. "Jadi ini energi baru guna menatap ke depannya. Bisa berprestasi lebih baik nantinya," terang Adi Wiryatama.
Pria yang juga Ketua DPRD Provinsi Bali itu mengakui, Bali mengalamai kendala soal fasilitas sasana yang tidak memadai. Padahal tinju tidak bisa dibangun dengan instan. Jadi, perlu sinergitas dengan Pemerintah nantinya. dek
1
Komentar