nusabali

TPID Bali - Bulog Kendalikan Harga Cabai

  • www.nusabali.com-tpid-bali-bulog-kendalikan-harga-cabai

Setelah menggelar operasi pasar pada 7 Januari lalu, cabai dengan harga Rp 60 ribu atau di bawah harga pasar di kisaran Rp 100 ribuan diguyur ke beberapa pasar.

DENPASAR, NusaBali

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali beserta Bulog dan stakeholder lainnya gencar melakukan operasi pasar murah, Selasa (10/1) seiring harga cabai yang semakin ‘pedas’. Khusus cabai rawit merah, dibanderol Rp 60 ribu per Kg.

Pasar murah kali ini diselenggarakan serentak di Pasar Badung, Kumbasari, Kreneng, hingga di depan Bulog Divre Bali. Hanya dalam hitungan jam, beberapa komoditas kebutuhan pokok masyarakat yang dijual dalam pasar murah itu ludes.

Beberapa komoditas yang ditawarkan dengan harga murah diantaranya cabai rawit merah yang disiapkan 200 kg dibanderol Rp 60 ribu per Kg, minyak goreng hanya dibanderol Rp 24 ribu per 2 liter sebanyak 200 Kg, lalu beras sebanyak 500 kg dengan harga bervariasi mulai dari Rp 48 ribu, Rp 50 ribu, hingga Rp 52 ribu per 5 Kg, serta gula pasir seharga Rp 12,5 ribu sebanyak 200 Kg.

Wakil Ketua TPID Provinsi Bali, Causa Iman Karana mengatakan, pasar murah ini merupakan langkah jangka pendek yang dapat dilakukan dalam menekan lonjakan harga. Harapannya, dengan pasar murah tersebut harga bisa normal dan tidak sampai melambung hingga Rp 100 ribu.

“Kami akan melakukan operasi pasar ini secara berkelanjutan hingga harga benar-benar stabil atau di bawah angka Rp 100 ribu. Mudah-mudahan dengan operasi pasar murah ini, harga cabai bisa segera normal. Sehingga tidak perlu terlalu sering menggelar pasar murah. Ini kan fenomena cuaca secara musiman dan nasional,” ujar Iman.

Sementara rencana jangka panjang, kata Iman, adalah dengan mendorong optimalisasi pengembangan klaster-klaster komoditas strategis seperti cabai dan bawang, melalui kerjasama dengan Dinas Pertanian dan stakeholder terkait  untuk mendorong klaster-klaster cabai  di setiap kabupaten/kota.

“Pasar murah tidak bisa antisipasi jangka panjang untuk itu kami dari BI maupun TPID akan terus mendorong pengembangan klaster-klaster cabai dan komoditas utama lainnya. Selain itu, mendorong juga tanam pangan lestari atau menanam pohon-pohon komoditas bahan pokok sehari - hari di halaman rumah,” tuturnya.

Ditambahkan Kepala Perum Bulog Divisi Regional Bali, Miftahul Ulum, pihaknya mengaku siap ikut mengawal penurunan harga komoditas seperti cabai di Bali. Cabai rawit pada operasi pasar kali ini disiapkan 200 Kg dengan harga Rp 60 ribu, begitu juga komoditas lainnya yang idtawarkan dengan harga murah.

“Jika harga masih di atas akan didrop lagi. Kami berharap kalau harga di Denpasar sudah stabil, maka wilayah lainnya di Bali akan mengikuti turun,” jelasnya.

Salah satu konsumen yang ditemui di pasar tersebut, Ayu Seriari menyambut gembira adanya pasar murah. Pedagang nasi campur ini mengaku mengalami penurunan pendapatan (omzet) lantaran harga cabai yang melejit. Dia sendiri tidak bisa menaikkan harga jualannya ataupun mengurangi bumbu masakannya. “Kalau bisa sering-sering diadakan pasar murah seperti ini karena sangat membantu masyarakat,” harapnya. *in

Komentar