nusabali

Ratusan Hektare Terancam Gagal Panen

  • www.nusabali.com-ratusan-hektare-terancam-gagal-panen

Pengendapan saluran irigasi terjadi sejak bulan Desember. Material dari Galian C ikut tersapu saat hujan deras.

Material Galian C Penuhi Saluran Irigasi Subak Pangkung Kunyit


SINGARAJA, NusaBali
Puluhan petani dengan ratusan lahan pertaniannya terancam gagal tanam. Penyebabnya adalah saluran Irigasi Subak Pangkung Kunyit, Desa Banjar Asem, Kecamatan Seririt, Buleleng saat ini belum dapat dialiri air secara maksimal. Hal tersebut menyusul banyaknya pengendapan yang terjadi di saluran irigasi tersebut yang disebabkan oleh gerusan material galian C yang ada di atasnya.

Kelian Subak Pangkug Kunyit, Putu Suwija, Selasa (10/1) mengatakan bahwa kejadian pengendapan saluran irigasi tersebut sudah terjadi sejak pertengahan Desember lalu, saat hujan deras mengguyur Buleleng. Material galian C yang ada di atas saluran irigasi pun hanyut dan mengendap di sana.

Meski sudah ada itikad baik dari pemilik Galian C, dengan kesanggupan untuk melakukan pengerukan endapan, namun hal tersebut kembali terjadi jika hujan turun dengan deras. Akibatnya saluran irigasi yang menaungi tiga subak yakni Subak Pangkung Kunyit di Desa Banjar Asem, Subak Tegallenga, Desa Kalisada dan Subak Tukad Sumaga,  Desa Tukad Sumaga di Kecamatan Seririt terancam tidak dapat menanam padinya tepat waktu.

“Sekarang airnya mengalir, tetapi kecil, karena masih ada endapan, kami tidak berani juga mengalirkan air besar karena takutnya jebol, seperti senderan di sebelah utara galian C,” ujar Suwija.

Pihaknya pun mengaskan bahwa saat ini adalah masa tanam padi petani setempat seperti halnya di subak Pangkung Kunyit lahan yang baru turun tanam hanya 25 hektar dan masih tersisa 70 hektar lagi. sedangkan di Subak Tegallenge ada 145 hektar dan Subak Tukad Sumaga seluas 45 hektar lahan yang masih menunggu pengairan.

Untuk sementara dengan kondisi tersebut subak mengatur aliran air dengan sistem giliran, sehingga diperlukan waktu lebih lama, yang semestinya waktu tanam dilakukan serentak. Selain menunggu pemilik galian C untuk segera mengeruk endapan di saluran irigasi itu, ia bersama dengan krama subak dan masyarakat setempat sudah berkali-kali melakukan gotong royong. Namun karena endapannya cukup banyak memerlukan tenaga dan waktu ekstra.

Pihaknya pun tidak menampik jika sedikit kecewa, karena janji pengerukan endapan dari pemilik galian C tersebut tidak kunjung terealisasi. “Katanya alat beratnya sedang rusak, kami harapkan segera agar kami segera bisa turun menanam padi,” harap dia. Sedangkan selain endapan dari material galian C, senderan saluran irigasi juga terlihat jebol kurang lebih tiga puluh meter. Hal tersebut pun sudah tertangani sementara dengan pemasangan batu bronjong bantuan dari Balai Wilayah Sungai Bali-Penida.

Sementara itu Camat Seririt, I Nyoman Riang Pustaka dikonfirmasi terpisah membenarkan adanya masalah tersebut. Pihaknya pun mengaku sudah berkoordinasi dengan pemilik Galian C untuk segera melakukan pengerukan. Ia pun mengaku belum mendapatkan jalan keluar terkait pengendapan yang pasti kembali terjadi ketika musim hujan, karena daerahtersebut adalah zona galian C. Pemilik galian saat ini pun sudah memegang izin dari Pemerintah Provinsi.

“Kemarin sudah disanggupi pemilik galian untuk pemeliharaan dan pengerukan endapan. Pemulihan juga telah dilakuakn masyarakat dengan gotong royong bersama,” ungkap dia. *k23

Komentar