nusabali

Ngetop Lewat Peran Liku, Sebulan Minimal 10 Kali Pentas

  • www.nusabali.com-ngetop-lewat-peran-liku-sebulan-minimal-10-kali-pentas

Gek Kinclong mulai perankan Liku sejak masih kuliah di Jurusan Sendratari Klasik IKIP PGRI Bali. Setelah namanya beken, Gek Kinclong kini tetap sempatkan tempuh pendidikan S2 Program Kajian Budaya Unhi Denpasar

Komang David Darmawan, Pelawak dengan Nama Panggung Gek Kinclong


DENPASAR, NusaBali
Komang David Darmawan alias Mang David, 24, termasuk salah satu seniman tradisional yang sedang meroket dan laris manis dalam pentas hiburan di Bali. Beken dengan nama panggung Gek Kinclong, Mang David kian digandrungi berkat wara-wiri menghidupkan peran Liku (salah satu peran dalam kesenian tradisional Arja di Bali), sejak 2 tahun terakhir.

Sejak popularistasnya mencuat lewat peran Liku, Gek Kinclong tidak pernah sepi job untuk mentas babondresan. Seniman lawak yang kini kuliah S2 Program Kajian Budaya di Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar ini, aktif mengisi pentas hiburan mulai acara Ultah STT, Ultah Banjar, Ultah Perusahaan, hingga ajang Pesta Kesenian Bali (PKB).

Dalam sebulan, pemuda asal Banjar Pegok, Desa Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, kelahiran 22 Oktober 1993 ini bisa pentas minimal 10 kali. Meski demikian, Gek Kinclong tetap belajar dengan para senior yang selama ini diajak berkolaborasi di atas panggung, seperti Cedil, Dadap, Perak, Petruk, Gus Topok, hingga Sengap, dan pelawak muda lainnya.

Ada perasaan bahagia bagi Gek Kinclong saat mentas dengan peran Liku. Jika penonton tertawa dengan lawakan dan aksi kocaknya, maka Gek Kinclong menganggap kesenian tradisional masih mendapat tempat di hati masyarakat. Inilah sebenarnya yang menjadi tujuan Gek Kinclong mengambil peran Liku dalam setiap pementasannya. “Saya bahagia bisa menghibur sameton,” tutur Gek Kinclong saat berbincang dengan NusaBali, Minggu (8/1) lalu.

Kenapa memilih peran Liku? Menurut Gek Kinclong, dirinya tertarik memilih peran Liku, karena jiwanya ada di sana. “Saya pilih peran Liku, karena saya ingin menanamkan pola pikir masyarakat bahwa seni Arja itu tidak membosankan. Kita bisa mengemasnya dan membuat sisi modernnya, tanpa meninggalkan pakem,” jelas alumnus Jurusan Sendratari Klasik IKIP PGRI Bali ini.

Gek Kinclong mengakui memang ada darah seni mengalir dalam dirinya. Sebab, kakek dan neneknya dulu merupakan seniman Janger di Banjar Pegok, Desa Sesetan. Tak heran jika Gek Kinclong sejak kecil suka menari. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan menngah atas di SMKN 3 Sukawati, Gianyar. Setamat SMK, Gek Kinclong lanjut kuliah di IKIP PGRI Bali dengan mengambil Jurusan Sendratari Klasik.

“Awal mula mengambil peran Liku terjadi tahun 2014 lalu ketika saya mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS), karena harus mengumpulkan nilai,” kenang anak bungsu dari tiga bersaudara keluarga pasangan I Made Arjana dan Ni Wayan Warsini ini.

Menurut Gek Kinclong, awalnya dia ditunjuk berberan sebagai Mantri. Namun, dia menolak peran Mantri dalam kesenian Arja tersebut. “Kemudian, saya minta diajarkan peran Liku. Nah, dosen waktu itu sempat ragu, karena Liku itu harus lincah, kocak, gila, cantik, dan pintar. Saya waktu itu memang sama sekali tidak tahu Arja, tapi saya beranikan diri untuk mencoba,” ungkap Gek Kinclong.

Lama-kelamaan, kata Gek Kinclong, ada perasaan nyaman dalam mengambil peran Liku, terutama ketika penonton tertawa terbahak-bahak menyaksikan aksinya. Dari sana, Gek Kinclong mulai belajar mengembangkan potensi dirinya sebagai Liku, termasuk memperbarahui materi lawakan yang up to date, mengikuti zaman kekinian. Dia juga belajar dari para pelawak senior untuk terus memperbaiki gaya-gaya melawaknya.

“Memang seni ini (Arja) termasuk tradisional, tapi harus ada pengembangan agar penonton tidak bosan. Namun, bukan berarti keluar dari pakem. Saya selipkan beberapa adegan atau lawakan yang sifatnya lagi booming saat ini, sehingga leluconnya nyambung dengan kekinian dan masyarakat bisa tertawa,” tandas pemuda berusia 24 tahun ini.

Begitulah, dari awalnya memberanikan ditri untuk mencoba, tanpa dinyana Gek Kinclong berkembang menjadi salah satu pelawak yang laris manis saat ini. Dalam sebulan, minimal dia 10 kali manggung.

“Bisa karna terbiasa, semasih mau berusaha dan belajar. Apalagi, saya ini masih junior, pasti perlu motivasi dari para senior juga, selain keluarga dan sahabat. Segala sesuatu pasti bisa dicapai dengan maksimal, asalkan ada niat dan kesabaran. Tidak ada yang instan, karena semua harus melewati proses,” papar seniman yang bercita-cita jadi pengusaha ini.

Gek Kinclong kini sudah menikmati jerih payahnya. Berkat perannya sebagai Liku, Gek Kinclong mampu membeli mobil, menabung, dan membahagiakan orang. Selain itu, Gek Kinclong juga punya usaha jasa Tata Rias Pengantin Bali ‘Komang David Darmawan (KDD) Collection’, yang kini semakin berkembang. Sebagian peralatan jasa usahanya dibeli dari hasil pentas sebagai Liku. * in

Komentar