nusabali

Ditinggal Kundangan, ODGJ Tewas Gantung Diri

  • www.nusabali.com-ditinggal-kundangan-odgj-tewas-gantung-diri

Teruna lingsir idap gangguan jiwa di Kintamani, ditemukan tewas tergantung saat ditinggal kundangan. Di Karangasem, nenek 70 tahun ditemukan tergantung di pohon cempaka di halaman rumahnya.

BANGLI, NusaBali
I Wayan Wandri, 60, seorang warga asal Banjar/Desa Pinggan, Kecamatan Kintamani, ditemukan tewas gantung diri pada Selasa (17/1) malam. Wandri yang  mengidap gangguan jiwa atau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) ditemukan tak bernyawa tergantung di plafon rumahnya pada Selasa malam sekitar pukul 22.30 Wita.

Sebelumnya Wandri, yang tidak pernah kawin hingga akhir hidupnya, ditinggal kundangan ke rumah tetangga yang menyelenggarakan resepsi perkawinan oleh adiknya  Ni Ketut Dali, 47. Selama ini, Wandri yang sulung dari empat bersaudara anak-anak pasangan Pan Wayan Sritani dan Men Sritanji, ini tinggal serumah dengan adik bungsunya, Ni Ketut Dali.

Informasi dari Polsek Kintamani, kejadian bermula saat saksi Ni Ketut Dali, meninggalkan rumah menghadiri resepsi perkawinan tetangga mereka, I Nyoman Putra, 27, dan Ni Komang Dian Permatasri, 23. Saat itu Wandri ditinggal di rumah sendirian. Selanjutnya Wandri mengunci pintu dari dalam. Ketut Dali tak berprasangka buruk, karena memang demikian kebiasaan kakaknya itu, sejak diketahui mengidap gangguan jiwa sejak setahun terakhir.  

Ketut Dali tiba di rumah dari kundangan sekitar pukul 22.30 Wita. Biasanya Wandri membukakan pintu. Numun pada Selasa malam itu tidak. Dipanggil namanya tidak menyahut. Ketut Dali jadi curiga dan menyampaikan kepada anggota keluarga lainnya. Mereka akhirnya mendobrak pintu. Ketika berada di dalam rumah itulah tubuh Wandri ditemukan menggantung di plafon rumah menggunakan tali plastik warna biru. Kejadian ini kemudian dilaporkan ke Polsek Kintamani.

Kanit Reskrim Polsek Kintamani AKP Dewa Gede Oka, membenarkan kejadian tersebut. Seizin Kapolsek Kompol I Gede Sumena, AKP Dewa Oka menjelaskan dari hasil olah TKP, identifikasi, pemeriksan medis, dan keterangan para saksi disimpulkan bahwa Wandri meninggal dunia murni akibat bunuh diri dengan cara gantung diri. “Tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan kekerasan,” ucap Dewa Oka.  

Hal tersebut diperkuat dengan ditemukan tanda-tanda umum orang meninggal gantung diri. “Sesuai pemeriksaan medis korban diduga telah meninggal tujuh jam sebelum ditemukan,” ujar Dewa Oka. Menurutnya, diduga korban nekat gantung diri karena penyakit kejiwaannya kambuh.

Sementara itu peristiwa gantung diri juga terjadi di Karangasem. Diduga depresi sejak ditinggal putri bungsunya, Ni Ketut Asih, kawin ke Singaraja sekitar tujuh  bulan lalu, Ni Komang Oka, 70, mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di pohon cempaka di  halaman rumahnya di Banjar/Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Rabu (18/1) sekitar pukul 05.15 Wita.

Sejak putrinya menikah, Dadong Oka, dilanda stres. Dia terus teringat putri bungsunya itu. Meskipun di rumahnya ada putranya, I Komang Kanta, pecalang di Desa Pakraman Budakeling, tetapi tidak bisa menggantikan posisi Ni Ketut Asih yang selama ini melayaninya di rumah.

Jasad Dadong Oka saat ditemukan mengenakan jaket biru dan kaos garis putih hitam. Lehernya terjerat tali stagen yang diikatkan di dahan pohon cempaka.

Petugas Polsek Bebandem dipimpin Kapolsek AKP AA Ngurah Agung bersama petugas medis dari Puskesmas Bebandem mendatangi TKP, tidak menemukan adanya bekas-bekas penganiayaan sebagai penyebab Dadong Oka meninggal. Dia murni meninggal karena lehernya terjerat tali stagen, dikuatkan adanya bekas luka lebam di leher. Jasad Dadong Oka langsung diprateka di rumah duka, kemudian dikubur pada Rabu (18/1) siang.

Bendesa Pakraman Budakeling Ida Wayan Jelantik Oyo, mengatakan, hari baik mengubur jenazah hanya Rabu (18/1). Selanjutnya untuk sepekan ke depan tidak ada lagi hari baik yang membolehkan untuk upacara menguburkan jenazah. “Sebab, ada hari Ingkel Wong selama sepekan, Minggu – Sabtu (22 – 28 Januari), itu berarti selama seminggu ke depan tidak boleh menggelar upacara menguburkan jenazah, juga ada halangan lainnya,” tutur Ida Wayan Jelantik Oyo.

Ida Wayah Jelantik Oyo juga menegaskan, penyebab kematian Ni Komang Oka murni gantung diri, karena stres, bukan sebab kriminal. Sebelum jasad dikubur, telah melalui pemeriksaan petugas Polsek Bebandem dan petugas medis Puskesmas Bebandem. * k17, k16

Komentar