nusabali

21 Rumah Rusak, Tersebar di 3 Desa

  • www.nusabali.com-21-rumah-rusak-tersebar-di-3-desa

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng telah melakukan penanganan darurat pasca bencana angin puting beliung yang menyapu sejumlah kawasan di Gumi Panji Sakti, Selasa (17/1).

Pasca Puting Beliung di Buleleng

SINGARAJA, NusaBali
Hasil pendataan BPBD Buleleng sehari pasca bencana, Rabu (18/1), sedikitnya 21 rumah penduduk porakporanda akibat puting beliung.

Rumah-rumah yang porakporanda tersebut tersebar di Desa Pemaron (Kecamatan Buleleng), Desa Panji (Kecamatan Sukasada, Buleleng), dan Desa Sambangan (Kecamatan Sukasada, Buleleng). Kerusakan terbanyak terjadi di Desa Pemaron, yakni 14 unit rumah. Sementara rumah rusak di Desa panji berjumlah 5 unit, dan di Desa Sambangan 1 unit. Selain itu, tiga bidang kebun di Lingkungan Sangket, Kelurahan Sukasada, Kecamatan Sukasada juga porakporanda.

Bukan hanya itu, kerusakan akibat bencana puting beliang juga terjadi di Kantor BPBD Buleleng di Singaraja. Empat unit bangunan BPBD Buleleng atapnya rusak karena diterbangkan angin, yakni bangunan Sekretariat BPBD Buleleng, Ruang Kerja Bidang III BPBD Buleleng, Gudang Peralatan BPBD Buleleng, dan gedung Eks Kantor SAR Buleleng.

Atap bangunan Sekretariat BPBD Buleleng jebol karena sebuah batu tiba-tiba jatuh dari atas. Sementara Ruang Kerja Bidang III BPBD Buleleng, rusak karena atapnya diterbangkan angin. Demikian pula Gudang Peralatan BPBD Buleleng dan eks Kantor SAR Buleleng, yang atapnya diterbangkan angin.

Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, I Made Subur, mengataan pihaknya masih melakukan pendataan ketusakan akibat bencana puting beliung. Termasuk mendata jumlah pasti rumah milik penduduk yang rusak. “Penanganan darurat sudah dilakukan. Sejauh ini, terdata 21 rumah penmduduk yang rusak. Namun, tidak ada penduduk yang sampai mengungsi. Kami masih data terus, untuk nantinya diajukan ke BPBD Provinsi Bali agar mendapatkan bantuan,’ ujar Made Sabur saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Rabu kemarin.

Sedangkan Kabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Buleleng, Made Supartawan, Rabu kemarin terjun langsung ke titik-titik bencana puting beliung. Made Supartawan terjun bersama petugas Dinas Sosial Buleleng. Menujrut Supartawan, Pemkab Buleleng melalui instansi terkait sudah memberikan bantuan kebutuhan pokok yang diperlukan korban bencana puting beliung. “Kami masih terus mendata warga yang terdampak bencana puting beliung, sehingga ke depannya instansi terkait dapat mengambil tindakan,” kata Supartawan.

Sementara itu, salah satu kerusakan terparah akibat nen cana puting beliuang menimpa rumah milik keluarga Dewa Putu Ariawan, 40, di Banjar Dangin Margi, Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng. Pantauan NusaBali, Rabu kemarin, rumah keluarga Dewa Ariawan ambruk hingga rata dengan tanah.

Meski rumahnya hancur, Dewa Ariawan mengaku bersyukur karena tidak ada anggota keluarganya yang terluka. “Saat kejadian kemarin sore sekitar pukul 16.30 Wita, istri dan anak-anak saya sebetulnya ada di rumah. Kebetulan, tidak ada yang nonton TV. Kalau ada yang nonton TV, mungkin tidak bisa selamat karena posisi rumah yang ambruk seperti ini,” ujar Dewa Ariawan sembari menyebut saat bencana puting beliung sore itu, dirinya tidak di rumah karena ada urusan ke Desa Panji, Kecamatan Sukasada.

Pasca bencana puting beliung, Dewa Ariawan dan keluarganya tidak dapat menggunkaan rumahnya yang ambruk. Beruntung, di halaman rumahnya masih ada dua kamar bangunan bedah rumah sumbangan pemerintah. Kamar itulah yang kini digunakan keluarganya istirahat.

Sementara, dari 5 unit rumah di Desa Panji yang prakporanda akibat bencana puting beliung, kerusakan terparah menimpa rumah milik keluarga I Made Astika, 49, yang berlokasi di Banjar Kembang Sari. Atap rumah Made Astika rusak berat, hingga rumahnya tak bisa ditempati lagi.

Menurut Made Astika, saat kejadian sore itu, awalnya dia mendengar suara yang cukup berisik dari arah utara. Dalam sekejap, muncul angin berpusar seraya menerbangkan atap rumahnya. “Atap rumah saya ini sudah sempat diangkat angin, lalu dijatuhkan lagi. Makanya, posisinya bergeser. Tembok juga retak-retak. Rumah bocor di mana-mana. Buat sementara, kami sekeluarga tidur di teras rumah,” keluh Astika. * k23

Komentar