nusabali

Istri Kelian Subak Tewas Gantung Diri

  • www.nusabali.com-istri-kelian-subak-tewas-gantung-diri

Korban punya anak kembar buncing, dikenal rajin ngayah di banjar dan desa.

NEGARA, NusaBali

Seorang ibu rumah tangga (IRT), Ni Putu Suari, 45, dari Banjar Munduk Anggrek Kaja, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, ditemukan tewas gantung diri pada kusen pintu dapur, Kamis (19/1) malam. Korban adalah istri dari Kelian Subak Abian Pala Merta, I Ketut Adiantara, 48. Korban diduga nekat mengakhiri hidup karena frustrasi dengan penyakit diabetes yang dideritanya.

Berdasar informasi, kematian korban secara tragis pertamakali diketahui suaminya, Adinata, sekitar pukul 23.15 Wita. Korban ditemukan gantung diri menggunakan selendang warna merah yang diikatkan pada palang kayu kusen pintu dapur. Saat dicek, korban sudah meninggal dunia. Adinata shock dan menangis melihat istrinya ulah pati. Tangisan Adinata didengar oleh anaknya, I Gede Anom Buda Parwata, 22. Kejadian itu kemudian dilaporkan kepada kelian banjar setempat, yang melanjutkan ke polisi.

Anak korban, Budi Parwata menduga ibunya nekat bunuh diri karena penyakit diabetes yang dideritanya sejak setahun lebih tak kunjung sembuh. Sebelum ditemukan gantung diri, ia sempat melihat ibunya masih tidur bersama ayahnya di dalam kamar sekitar pukul 21.00 Wita. Sebelum kemudian mendengar tangisan ayahnya pada tengahing latri (tengah malam).

Kanit I Sat Reskrim Polres Jembrana, Ipda I Gede Alit Darmawan yang langsung ke TKP membenarkan kejadian tersebut. Berdasar hasil olah TKP, tinggi jarak korban tergantung dari kusen pintu dapur mencapai 210 centimeter. Terdapat kursi kayu kecil setinggi 25 centimeter yang digunakan alas kaki korban ketika gantung diri. Selendang yang digunakan gantung diri sepanjang 130 centimeter dengan ikat simpul sepanjang 40 centimeter. “Tanda-tanda kekerasakan tidak ada. Korban murni meninggal karena gantung diri yang diduga dilatarbelakangi sakit diabetes,” terang Ipda Alit Darmawan, Jumat (20/1).

Dugaan korban gantung diri karena penyakit diabetes diperkuat Kelian Banjar Munduk Anggrek Kaja, Komang Darmawan. Menurutnya, korban yang bekerja di salah satu rumah makan ini jarang terlihat setelah mengidap penyakit diabetes. Korban memiliki anak kembar buncing. “Kalau ada kegiatan di banjar atau di desa, ia selalu ngayah. Tetapi sejak sakit, jarang keluar rumah. Kami maklumi keadaannya,” ungkap Darmawan. * ode

Komentar