nusabali

Feng-Shui : Tahun Baru Imlek

  • www.nusabali.com-feng-shui-tahun-baru-imlek

Asal Mula Perayaan Tahun Baru Imlek

Ada sebuah legenda kuno yang mengisahkan asal usul tradisi perayaan Imlek di China kuno. Begini ceritanya:

Dahulu kala ada seekor monster jahat yang memiliki kepala panjang dan tanduk yang tajam. Monster yang bernama Nian ini sangat ganas, dia tinggal di dasar lautan, namun setiap tahun baru, Monster Nian muncul ke darat untuk menyerang penduduk desa dan menelan hewan ternak. Oleh karena itu, setiap menjelang tahun baru, seluruh penduduk desa selalu bersembunyi di balik pegunungan untuk menghindari serangan Monster Nian.

Pada suatu hari saat menjelang pergantian tahun, semua penduduk desa sedang sibuk mengemasi barang-barang mereka untuk mengungsi ke pegunungan, datanglah seorang lelaki tua berambut abu-abu ke desa itu. Dia memohon izin menginap semalam pada seorang wanita tua dan meyakinkannya bahwa dia dapat mengusir pergi Monster Nian. Tak ada seorang pun yang mempercayainya. Wanita tua ini memperingatkan dia untuk ikut bersembunyi bersama penduduk desa lainnya, tetapi lelaki tua ini bersikukuh menolaknya. Akhirnya penduduk desa meninggalkan dia sendirian di desa itu.

Ketika Monster Nian mendatangi desa ini untuk membuat kekacauan, tiba-tiba dia dikejutkan suara ledakan petasan. Monster Nian menjadi sangat ketakutan melihat warna merah, kobaran api, dan mendengar suara petasan itu. Pada saat bersamaan pintu rumah terbuka lebar lalu muncullah lelaki tua itu dengan mengenakan baju berwarna merah sambil tertawa keras. Monster Nian terkejut dan menjadi pucat pasi, dan segera angkat kaki dari tempat itu.

Hari berikutnya, penduduk desa pulang dari tempat persembunyiannya, mereka terkejut melihat seluruh desa utuh dan aman. Sesaat mereka baru menyadari atas peristiwa yang terjadi. Lelaki tua itu sebenarnya adalah Dewa yang datang untuk menolong penduduk desa mengusir Monster Nian ini. Mereka juga menemukan tiga peralatan yang digunakan lelaki tua itu untuk mengusir Monster Nian. Mulai saat itu, setiap perayaan Tahun Baru Imlek mereka memasang kain merah, menyalakan petasan, dan menyalakan lentera sepanjang malam, menunggu datangnya Tahun Baru. Adat istiadat ini akhirnya menyebar luas dan menjadi sebuah perayaan tradisional orang Tionghoa yang megah dalam menyambut ‘Berlalunya Nian’ (dalam bahasa Tionghoa, Nian berarti tahun).

Tradisi Sekitar Tahun Baru Imlek

Orang Tionghoa selalu mengkaitkan periode waktu dari hari ke-23 hingga ke-30, dalam 12 bulan tahun lunar tepat sebelum Hari Raya Imlek sebagai ‘Nian Kecil’. Setiap keluarga Tionghoa diharuskan membersihkan lingkungan tempat tinggal mereka untuk menyambut datangnya tahun baru. Selain membersihkan lingkungan sekitar, setiap keluarga Tionghoa membuat berbagai hidangan menyambut Imlek yang terbuat dari daging ayam, bebek, ikan, dan sapi atau babi, serta manisan dan buah-buahan. Tak ketinggalan pula para orangtua membelikan baju baru untuk anak-anaknya dan mempersiapkan bingkisan angpao saat mengunjungi kerabat dan keluarga.

Menjelang jam 12 malam, setiap keluarga akan menyalakan petasan. Hari pertama Tahun Baru Imlek, orang Tionghoa menggunakan baju baru dan mengucapkan selamat kepada orang yang lebih tua. Anak-anak yang mengucapkan selamat tahun baru kepada yang lebih tua, akan mendapatkan angpao berisi uang. Sedangkan pada hari kedua dan ketiga, mereka saling mengunjungi teman dan kerabat dekatnya. Ketika malam Tahun Baru tiba, seluruh keluarga berkumpul bersama. Di wilayah utara China, setiap keluarga memiliki tradisi makan ‘Kue Bola Apel’, yang dalam bahasa Tionghoa-nya disebut ‘Jiao’, pelafalannya sama dengan kata ‘bersama’ dalam bahasa Tionghoa, sehingga ‘Kue Bola Apel’ adalah simbol kebersamaan dan kebahagiaan keluarga. Selain itu ‘Jiao’ juga bermakna datangnya tahun baru. Di wilayah selatan China, masyarakatnya suka sekali memakan kue manisan Tahun Baru (yang terbuat dari tepung beras lengket), yang melambangkan manisnya kehidupan dan membuat kemajuan dalam tahun baru ini (dalam bahasa Tionghoa, kata ‘kue’ dan ‘membuat kemajuan’ memiliki pelafalan yang sama dengan kata ‘Gao’). Manisan dijadikan simbol pengharapan agar mendapatkan madu kehidupan.

Saat tahun baru Imlek, orang-orang Tionghoa menghidangkan masakan ‘Siu Mie’ atau ‘Mie Panjang Umur’. Dengan menyantap mie ini, diharapkan mereka bisa panjang umur, hidup bahagia, dan banyak rezeki. Biasanya juga dihidangkan sayur-sayuran yang rasanya pedas, supaya tubuh mereka di Musim Semi yang baru tiba menjadi hangat dan sehat. Juga disajikan arak To So Ciu yang diketemukan di Zaman Dinasti Han, pada masa Kaisar Han Keng Tee yang berkuasa pada tahun 156 SM. Arak To So Ciu dibuat dari arak dengan campuran berbagai minuman obat yang direndam di dalam guci arak, ditutup rapat dan dipendam dalam sumur. Menjelang Tahun Baru Imlek, arak baru dibuka untuk dinikmati bersama keluarga dan tetangga. Biasanya sesudah makan ‘Mie Panjang Umur’, arak To So Ciu, dan sayuran pedas, orang baru sembahyang di meja abu leluhur mereka. Orang yang sembahyang mengucapkan doa yang disebut Ciok Bun. Sembahyang ini dilakukan di tengah malam. Keesokan harinya pagi-pagi sekali sudah bangun, mandi keramas, lalu memakai pakaian baru. Kemudian sembahyang di depan meja abu para leluhur.

Di atas meja, diatur empat piring yang masing-masing berisi Ti Kwee, Hwat Kwee, Pisang Raja, dan Jeruk Bali. Untuk orang Tionghoa Indonesia, memiliki ciri masakan khas dengan menggunakan santan kelapa. Masakannya antara lain Ayam Babi Cah, Babi Ayam Kuah, Ayam Tim Campur, Sambal Goreng Udang Tomat, Ayam Semur Tomat, Ikan Bandeng, Kue Keranjang, dan buah-buahan. Semuanya ditempeli kertas warna merah yang melambangkan kebahagiaan. Juga dipasang lilin merah, kertas, dan Hio. Baru kemudian masing-masing menemui ayah ibu, kakek nenek, yang masih hidup sambil mengucapkan selamat dengan ucapan, ‘Sin Cun Kiong Hi’ atau ‘Kung Si Pat Choi’.

Di Tahun Baru Imlek dilarang marah, ribut, bertengkar, karena dapat membawa sial di tahun yang akan dilalui. Bila tamu jauh yang datang, untuk mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek, biasanya dijamu dengan sajian kue serta minuman yang sesuai dengan selera. Bila yang datang kerabat dekat atau famili, mereka akan diajak makan bersama sekalian berbincang-bincang mengenai rencana masa depan.

Selama masa perayaan Tahun Baru Imlek, pada umumnya jalan-jalan di area perdagangan penuh sesak dengan keluarga Tionghoa yang berbelanja untuk keperluan Imlek. Di beberapa tempat di luar negeri China biasanya diadakan berbagai acara hiburan menyambut Imlek seperti pertunjukan Barongsai dan Naga, pasar bunga, dan pameran Klenteng.

Setelah hari ke-15 bulan pertama dalam kalender Lunar, adalah waktu diadakannya ‘Festival Lentera’, yang menandakan berakhirnya perayaan Tahun Baru Imlek. *

Komentar