nusabali

Kera TNBB Serbu Dapur Warga

  • www.nusabali.com-kera-tnbb-serbu-dapur-warga

Kasubag TU TNBB, Wiriawan, menduga kera ini sering keluar hutan akibat kebiasaan warga beri makanan di tepi jalan.

NEGARA, NusaBali

Kera di Taman Nasional Bali Barat (TNBB) semakin banyak keluar hutan. Kawanan kera ini membuat resah warga seputaran Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana. Pasalnya, sejumlah kera yang diduga kekurangan makanan di kawasan hutan setempat, kerap masuk dapur warga. Di antara kawabab kera kelaparan yang masuk kampung ini merupakan jenis Ijah, yang biasanya lebih jarang keluar hutan.

Menurut informasi, fenomena kera menyerbu dapur warga itu sudah sering terjadi sejak beberapa tahun belakangan ini. Kawanan kera yang diduga kekurangan makanan di hutan ini semakin ramai ditemui di sisi Jalan Nasional Hutan Cekik. Biasanya kawanan kera ini keluar saat musim kemarau. “Sekarang masih hujan, tapi kok banyak kera keluar hutan. Ini agak aneh,” ujar warga setempat, Kamis (26/1).

Dikatakan, kera kelaparan ini menyasar dapur warga, terutama yang berjualan di dekat pertigaan Tugu Cekik. Begitu juga terungkap sempat beberapakali masuk ke dapur warga di kawasan Jembatan Timbang (JT) Cekik. “Kera yang masuk ke dapur-dapur tidak bergerombol. Hanya satu atau dua ekor. Seisi dapur diacak-acak,” ujar salah seorang pegawai JT Cekik, WY, 50. Dikatakannya, pada Selasa (23/1), seekor kera kepergok masuk ke dapur JT Cekik.

Saat memergoki kera berukuran besar itu, ia mengaku terkejut. Sehingga langsung lari dari dapur. Begitu juga kera langsung kabur begitu dipergoki manusia. “Saya kaget karena ukurannya agak besar. Sekarang kera sudah semakin sering masuk dapur, pintu sama jendela dapur harus ditutup,” ujarnya. Sementara Kasubag TU TNBB, Wiriawan, mengaku belum menerima laporan kera kelaparan hingga menyerbu dapur warga setempat itu. Ia pun membantah tidak ada makanan di tengah kawasan hutan.

Wirawan memperkirakan kera keluar hutan ini, terutama paling sering dilihat berkumpul di sisi Jalan Nasional, dikarekanakan kebiasaan warga beri makanan. “Biasa makan daun, tetapi karena sering dikasi makanan lebih enak, ya mungkin itu menyebabkan keluar hutan. Yang jelas, kalau kelestarian hutan masih tetap terjaga,” katanya. * ode

Komentar