nusabali

Ketua PHDI Klungkung Meninggal Usai Minum Susu

  • www.nusabali.com-ketua-phdi-klungkung-meninggal-usai-minum-susu

Ketua PHDI Kabupaten Klungkung, I Ketut Suartana, 59, meninggal mendadak usai minum es susu di rumahya kawasan Jalan Pudak Gang V Semarapura, Kamis (26/1) pagi

SEMARAPURA, NusaBali

Tokoh lembaga umat Hindu bertubuh gempal ini diduga kuat meninggal karena serangan jantung. Beberapa jam sebelum meninggal di rumahnya yang berlokasi di Banjar Budaga, Kelurahan Semarapura Kauh, Kecamatan Klungkung, Ketut Suartana masih sempat masuk kerja selaku Manajer Koperasi Amerta Semaya Pande, Kamis pagi pukul 08.00 Wita. Karena merasa kurang enak badan, Suartana kemudian pulang dari kantor koperasi yang berada di Lingkungan Galiran, Kota Semarapura, sekitar pukul 09.30 Wita.

Begitu tiba di rumahnya, Suartana sudah dalam kondisi agak pucat. “Bapak mengeluhkan sakit masuk angin,” ungkap putri sulung almarhum Suartana, Ni Putu Cahya Dinata, 32. Demi memastikan kondisi ayahanya, Cahya Dinata kemudian meminta adiknya, Pande Nyoman Ratih Tantri Dewi, 21, supaya mengecek tensi sang ayah. Kebetulan, Ratih Tantri Dewi adalah tamatan D3 Keperawatan di Yayasan Keperawatan Jogjakarta.

Dari hasil pengecekan, tensi Suartana terekam 140/60 mmHg. Kemudian, Ketua PHDI Klungkung ini disuguhi air gula. Namun, tak lama berselang, Suartana meminta putrinya, Ratih Tantri Dewi, untuk membelikan es susu di warung dekat rumahnya. Setelah minum setengah gelas es susu tersebut, Suartana langsung tidur di kamarnya. Namun, sekitar 15 menit kemudian tepatnya pukul 10.30 Wita, Suartama ditemukan sekaratdi kamar tidur.

Hal ini diketahui sang istri, Ni Made Lastri, 50, saat mengecek ke kamar tidur suaminya untuk menawari makan. Sang istri awalnya curiga terjadi sesuatu, karena tidak biasanya Suartana terlihat tidur dengan posisi telungkup. Begitu tubuhnya digoyang-goyangkan, Suartana tak kunjung bangun. Setelah dicek, ternyata dari mulutnya keluar buih. Made Lastri pun langsung berteriak histeris sambil memanggil keluarga dan kerabatnya.

Kemudian, Suartana yang dalam kondisis ekarat dengan mulut berbusa langsung dilarikan ke RSUD Klungkung untuk mendapatkan penanganan medis. Namun sayang, nyawanya tidak tertolong, Suartana dinyatakan meninggal sebelum tiba di RSUD Klungkung. “Denyut nadi bapak memang sudah tidak bergerak dari rumah. Menurut keterangan dokter, bapak diduga meninggal karena serangan jantung,” cerita Putu Cahya Dinata.

Jenazah Ketut Suartana kemarin sudah dibawa pulang dari rumah sakit ke rumah duka di Desa Pakraman Budaga, Kelurahan Semarapura Kauh. Hingga saat ini, jenazah almarhum masih disemayamkan di rumah duka, sembari menunggu pihak keluarga berembuk mengenai dewasa ayu pengabenan.

Sebelum jenazah dibawa pulang ke rumah duka, Kamis kemarin, sejumlah pejabat teras Pemkab Klungkung sempat menjenguk almarhum di RSUD Klungkung. Termasuk di antaranya Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta dan Anggota DPRD Klungkung, Wayan Buda Parwata.

Almarhum Ketut Suartana berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Ni Made Latri serta dua anak perempuan: Ni Putu Cahya Dinata dan Pande Nyoman Ratih Tantri Dewi. Menurut keterangan pihak keluarga, almarhum Suartana memiliki riwayat sakit jantung, asa, urat, dan tekanan darah tinggi.

Sehari sebelum meninggal mendadak, Suartana sempat bertemu Ketua Listibiya Klungkung, I Dewa Gede Alit Saputra, Rabu (25/1). Ketika itu, Suartana meminta wqawancara Dewa Alit Saputra sebagai narasumber mengenai tesis S2-nya tentang Tari Baris Jangkang---salah satu tarian sakral dari kawasan seberang Nusa Penida, Klungkung. “Saya dimintai jadi narasumber,” cerita Dewa Alit Saputra kepada NusaBali, Kamis kemarin.

Sementara itu, Wakil Bupati Klungkung Made Kasta mengatakan almarhum Ketut Suartana sempat ngebet ingin turut sembahyang bersama ke Pura Alas Purwo di Gumi Blambangan Banyuwangi, Jawa Timur yang akan dilaksanakan pada Sukra Paing Sinta, Jumat (27/1) ini. Bahkan, Suartana sudah kemas-kemas barang di rumahnya untuk perjalanan tangkil ke Alas Purwo. “Kita sudah mengagendakan dari beberapa hari sebelumnya untuk ke sana (Alas Purwo),” jelas Wabup Made Kasta.

Menurut Wabup Made Kasta, almarhum Suartana kesehariannya dikenal bersahaja dan ramah. Selama 3 tahun mengemban tugas sebagai Ketua PHDI Klungkung, Suartana kerap turun langsung ke tengah-tengah masyrakat untuk memberikan pembinaan. Bahkan, tahun 2017 ini program itu akan lebih ditingkatkan lagi. “Tentunya program yang disusun almarhum tersebut nantinya akan dikoordinasikan oleh wakilnya,” ujar Wabup Made Kasta. * wa

Komentar