nusabali

Wantilan Banjar Kertajati Roboh Diterjang Angin

  • www.nusabali.com-wantilan-banjar-kertajati-roboh-diterjang-angin

Hujan disertai angin kencang yang menerjang sebagian besar kawasan Bali, Selasa (31/1) hingga Rabu (1/2), menghancurkan sejumlah bangnan fisik.

Rumah Roboh, Satu Keluarga Miskin Terpaksa Tidur di Tenda

DENPASAR, NusaBali
Mulai dari petaka wantilan ambruk di Denpasar sampai musibah rumah keluarga miskin roboh di Tabanan.

Wantilan yang ambruk akibat hujan angin di Denpasar adalah Wantilan Banjar Kertajati, Desa Pemecutan Kaja, Kecamatan Denpasar Utara. Wantilan berlantai dua ini roboh diterjang angin, Selasa sore. Bahkan, wantilan enam tiang (sakanem) ini rata dengan pondasi bangunan di Lantai II.

Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra, sempat terjun ke lokasi robohnya Wantilan Banjar Kertajati ini, Rabu kemarin. Rai Mantra didampingi Kabag Program Pembangunan Setda Kota Denpasar AA Ngurah Bagus Airawata, Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar I Made Prapta, Camat Denpasar Utara Nyoman Lodra, dan Perbekel Pemecutan Kaja AA Arwata.

"Nanti kita akan bantu untuk pembangunan kembali wantilan ini," janji Rai Mantra seraya mengingatkan warga masyarakat untuk selalu waspada menghadapi hujan yang disertai angin kencang ini. Rai Mantra juga meminta SKPD terkait untuk terus melakukan pemantauan dan pendataan atas dampak bencana angin kencang yang menyebabkan pohon-pohon bertumbangan ini.

Sementara, hujan disertai angin kencang, Rabu kemarin, menghancurkan sebuah rumah warga di Banjar Delod Uma, Desa Buwit, Kecamatan Kediri, Tabanan. Rumah yang ambruk ini milik keluarga miskin I Wayan Sunarta, 42. Beruntung, tak ada korban tewas maupun terluka dalam bencana ambruknya rumah yang dihuni 6 orang ini.

Saat kejadian kemarin siang sekitar pukul 14.00 Wita, salah seorang anak dari Wayan Sunarta, yakni Putu Sutresna Yasa, 18, sedang istirahat di dalam rumah berukuran 6 meter x 5 meter ini. "Saat itu saya lagi tidur, dibangunkan oleh kakek saya. Tiba-tiba, kayu plapon jatuh di sebelah saya. Beruntung, saya tidak kena," cerita Sutresna kepada NusaBali di lokasi, Rabu kemarin.

Sutresna Yasa menambahkan, saat itu hanya dirinya dan sang kakek, I Made Gindra, 63, yang berada di rumah. Sedangkan kedua orangtuanya, I Wayan Sunarta dan Ni Ketut Ardani, 42, sedang bekerja maburuh bangunan di Desa Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung. Begitu pula sang nenek, Ni Ketut Sari, 61, dan adiknya, I Made Widnyana, 12, tidak ada dirumah.  "Kami hanya berdua bersama kakek di rumah,” tutur siswa Kelas III SMA Surya Wisata Tabanan ini.

Dalam musibah ini, bangunan rumah keluarga miskin Wayan Sunatra benar-benar ambruk. bahkanm, tembok penyengker di belakang rukmahnya juga roboh sepanjang 8 meter. "Rymah ini tak bisa ditempati lagi. Barang-barang yang ada di dalam tumah yang ambruk sudah dipindahkan ke dapur,” keluh Wayan Sunarta.

Buat sementara, keluarga miskin Wayan Sunarta yang beranggotakan 6 orang harus tidur di tenda bantuan BPBD Tabanan. “Sekarang kami menunggu selesai buat tenda bantuan dari BPBD untuk dijadikan tempat tidur bersama 5 anggota keluarga saya," tutur Sunarta, yang kerja buruh bangunan dan dalam sehari kadang hanya dibayar Rp 50.000.

Menyusul ambruknya rumah keluarga miskin ini, Camat Kediri  I Made Murdika didampingi Perbekel Buwit, I Wayan Pugeh, sempat terjun ke lokasi bencana, Rabu kemarin. Menurut Camat Murdika, umah yang ditempati keluarga Sunarta sebenarnya telah diajukan dapat bantaun bedah rumah tahun 2017. Namun, bedah rumah belum terealisasi, sudah keburu ambruk.

"Keluarga ini tergolong rumah tangga miskin. Agar proses bantuan bedah rumah cepat terlaksana, kami sudah menghubungi Dinas Sosial Tabanan untuk segera mengecek ke lokasi. Besok (hari ini) pihak Dinas Sosial akan turun dan langsung memverikasi kerusakan rumah Wayan Sunarta," tandas Camat Mudika.

Sementara itu, empat bangunan di wilayah Karangasem hancur akibat tertimpa pohon tumbang, Selasa sore. Salah satunya, bencana pohon tumbang di Banjar Gumung, Desa Tenganan, Kecamatan Manggis, Karangasem. Dalam musibah di Desa Tenganan ini, pemilik rumah yakni I Komang Renia Suantara, 30, terluka di bagian dahi, sedangkan sang nenek Ni Nengah Dapet, 90, sempat terjebak di reruntuhan karena menderita lumpuh.

Bangunan rumah keluarga Komang Renia Suantara roboh karena ditempa pohon Albesia. Saat kejadian, korban Komang Renia Suantara bersama neneknya, Ni Nengah Dapet, ada di dalam rumah. Renia Suantara tak mampu menghindar, hingga dahinya terluka akibat kena pecahan genting.

Dalam kondisi terluka, Renia Suantara meminta bantuan tetangga untuk mengevakuasi neneknya, Nengah Dapet, yang terjebak di reruntuhan bangunan. Setelah neneknya berhasil dievakuasi, barulah Renia Suantara sadar kalau dahinya terluka. “Saya kena runtuhan genting, mengenai kepala, punggung, dan bagian tubuh lainnya,” kata Renia Suantara, Rabu kemarin.

Bencana pohon roboh menimpa bangunan juga terjadi di Banjar Kuta Bali, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Selasa sore. Rumah yang roboh itu milik keluarga I Wayan Gede Gunung. Pohon roboh lainnya sore itu juga terjadi di si Banjar Tiyingseka, Desa/Kecamatan Bebandem (menimpa rumah keluarga I Wayan Srinti), di Banjar Liligundi, Desa/Kecamatan Bebandem (menimpa Bale Panggungan Pura Telaga), dan di Banjar Telaga, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem (menimpa rumah I Nyoman Dempur, 75). * nvi,d,k16

Komentar