nusabali

Jalur Gitgit Longsor di 7 Titik

  • www.nusabali.com-jalur-gitgit-longsor-di-7-titik

Keiadaaan bahu jalan yang proporsional membuat longsoran langsung menimbun di badan jalan jalur Singaraja-Denpasar via Bedugul

SINGARAJA, NusaBali
Angin kencang yang disertai hujan deras, pada Selasa (7/2) malam mengakibatkan jalur utama Singaraja-Denpasar via Bedugul macet total. Hal tersebut diakibatkan karena ada tujuh titik longsor yang terjadi di sepanjang jalur tersebut, tepatnya di wilayah Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada Buleleng. Arus lalu lintas yang sempat macet selama satu jam, kembali dapat dilalui, setelah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng melakukan pembersihan material longsor hingga Rabu (8/2) dini hari.

Sejumlah titik longsor itu mulai dilaporkan oleh masyarakat dan pengguna jalan yang sedang melintas di kawasan itu sejak pukul 21.30 Wita. Material longsoran yang diikuti dengan pohon tumbang beberapa menutup jalan penuh. Sehingga pengguna jalan yang saat itu tidak dapat melintas dan terpaksa menunggu sampai proses evakuasi pembersihan selesai dilakukan.

Kepala BPBD Buleleng I Made Subur yang ditemui lokasi longsor Rabu (8/2) pagi kemarin mengatakan bahwa dari tujuh titik longsor yang terjadi yang terparah ada dua titik. Hingga mengakibatkan seluruh badan jalan tidak dapat dilalui. “Selasa malam, kami bersihkan dulu yang menghalangi jalan penuh, hingga pukul 23.00 Wita, jalan sudah berfungsi sebagian untuk kendaraan kecil,” ujar dia.

Selanjutnya proses evakuasi material longsor juga terus dilakukan dan selesai pada Rabu (8/2) dini hari sekitar pukul 03.00 Wita. Proses tersebut pun nampak masih berlangsung hingga Rabu siang. BPBD beserta Balai Jalan terus membersihkan material bahkan menurunkan satu alat berat untuk mempercepat evakuasi. Pembersihan itu juga disertai dengan penyemprotan air, agar sisa-sisa tanah longsoran tidak licin dan menjadi penyebab bencana baru.

Ditanya soal potensi bencana di jalur Singaraja-Denpasar via Bedugul yang cukup rawan, pihaknya mengaku akan segera berkoordinasi dengan Balai Jalan, untuk mengusulkan penataan jalan dengan membuat proporsional bahu jalan. Sehingga jika terjadi longsor, timbunan material longsor dapat diminimalisir menutup jalan.

Begitu juga dengan masalah banjir di kawasan Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada Buleleng, yang terjadi lebih awal dari tanah longsor. Banjir terparah kembali terjadi di depan hotel Pancasari-Inn. Air mulai membesar sekitar pada Selasa (7/2) pukul 17.00 Wita, dan mulai menggenangi jalan. Kendaraan yang saat itu melalui jalur itu, sebagian terendam akibat banjir yang terjadi.

“Kemarin memang terjadi lagi, karena usulan untuk membuat pemecah air di atas belum terealisasi dari pemerintah pusat.  Makanya alat dari Balai Jalan selalu stand by di sana,” imbuhnya. Hingga Rabu (8/2) material banjir seperti lumpur masih  menutupi badan jalan. Begitu juga msyarakat setempat yang masih disibukkan dengan aksi bersih-bersih pasca banjir. Lahan pertanian warga setempat juga kembali terendam banjir. Sehingga dipastikan kerugian besar kembali melanda. *k23

Komentar