nusabali

Korban Longsor Kintamani Jadi 13 Orang

  • www.nusabali.com-korban-longsor-kintamani-jadi-13-orang

Petugas BPBD tidak bisa membantu evakuasi, karena jalan menuju Desa Subaya, Kintamani, dari wilayah Bangli, terputus akibat longsor. Evakuasi dilakukan oleh warga Desa Subaya secara manual.

BANGLI, NusaBali

Korban jiwa musibah longsor di tiga desa berbeda, Desa Songan A, Desa Awan, dan Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani, Bangli, bertambah satu orang. Total korban meninggal menjadi 13 orang, 9 orang luka-luka.

Satu korban tewas ditemukan di wilayah Subak Tangga, Banjar Tukad, Desa Subaya, Kecamatan Kintamani, Bangli, Sabtu (11/2) dini hari. Korban diketahui seorang nenek bernama Ni Nyoman Siman, 70.

Informasi yang dihimpun, beberapa jam sebelum peristiwa tragis tersebut, wilayah Desa Subaya dan sekitarnya diguyur hujan lebat disertai angin kencang dan petir, sejak Jumat (10/2) malam. Karena tebing di atas rumah korban Ni Nyoman Siman cukup labil, maka tebing itu tak kuat menahan derasnya air hujan sehingga ambrol dan menimpa rumah korban. Korban Ni Nyoman Siman tewas karena saat kejadian tengah tertidur pulas.

“Korban selama ini tinggal sebatangkara di rumah tersebut,” ujar Perbekel Desa Subaya I Nyoman Diantara, kepada NusaBali. Ni Nyoman Siman diketahui tinggal seorang diri di rumah milik warga Dusun Antapura, Desa/Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, bernama Ketut Darma.

Proses evakuasi pun memakan waktu agak lama, karena tubuh korban terkubur tanah dan tertindih batu besar. Kemudian kejadian ini dilaporkan kepada petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangli. Namun petugas tidak bisa membantu proses evakuasi saat itu juga, karena akses jalan menuju Desa Subaya dari wilayah Bangli, terputus akibat longsor. Alternatif satu-satunya lewat jalur Tejakula, Kabupaten Buleleng.

Warga Desa Subaya pun tak tinggal diam. Warga Subaya pun berembuk untuk mengevakuasi korban. Kemudian puluhan warga dikerahkan untuk mengangkat material yang menimbun korban. “Pukul 10.00 Wita korban bisa dievakuasi. Untuk pemakamannya masih rembuk di intern sanak keluarga dan kerabatnya dengan prajuru adat, termasuk mencari hari baik,” ujar Perbekel Diantara.

Tak hanya itu, musibah akibat cuaca ekstrem juga memicu becana alam di sejumlah titik di Bangli. Sesuai data yang dihimpun dari BPBD Bangli, lokasi bencana alam di antaranya tanah longsor di Dusun Culali, Kintamani, menyebabkan sejumlah rumah tergerus namun tidak sampai memakan korban jiwa. Akibatnya, 22 kepala keluarga (KK) di Dusun Culali diungsikan sementara ke pawaregan pura setempat. “Kami sudah distribusikan bantuan kebutuhan dasar seperti tikar 10 buah, selimut 22 buah, dan sembako 44 paket,” ujar Staf Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bangli I Putu Merta Wirawan.

Kemudian, musibah air bah di Desa Tabu, Kintamani, yang mengakibatkan warga terisolasi akibat jalan tergerus. Sehingga dilakukan upaya evakuasi ke tempat aman dengan menggunakan rakit terhadap 19 KK (95 jiwa). Bantuan kebutuhan dasar sudah didistribusikan, berupa tikar 10 buah, selimut 19 buah, dan sembako 38 paket.

Sementara, di Banjar Mampeh, Desa Batur, Kintamani, sebanyak 37 KK dengan 200 jiwa mengungsi, karena pekarangan rumah mereka diterjang terkena longsor dan banjir bandang. “Tidak ada korban dalam kejadian itu, karena warga sudah waspada sebelum musibah terjadi,” kata Merta Wirawan.

Di samping itu musibah tanah longsor juga melanda Pura Dalem Prajapati, di Desa Kedisan, Kintamani. Tebing setinggi 50 meter di atas pura seketika menerjang palinggih pura tersebut hingga hancur. Krama langsung bergotong-royong membersihkan material longsor. “Hingga sejauh ini kami masih menghimpun lokasi-lokasi yang terkena bencana, untuk segera mendapatkan penanganan,” ucap Merta Wirawan. * wa

Komentar