Gema Doa 1.000 Genta Untuk Perdamaian Nusantara
Forum Bali Santi dan Pemprov Bali berkolaborasi menggelar doa perdamaian melibatkan sulinggih dan para pamangku dengan nguncaran (membunyikan) 1.000 kleneng (genta) di Monumen Perjuangan Rakyat Bali (Bajra Sandhi), kawasan Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala, Denpasar Minggu (12/2) sore.
Pastika Ajak Pamangku Ngrastiti Jagad Bali
DENPASAR,NusaBali
Acara tersebut dihadiri Gubernur Made Mangku Pastika,Wagub I Ketut Sudikerta, kepala SKPD Pemprov Bali, tokoh masyarakat serta pamangku kahyangan dan sad kahyangan dari 9 kabupaten dan kota. Upacara kemarin didahului dengan pembacaan puisi oleh Mayjen TNI Putu Sastra Wingarsa yang kental dengan pesan moral perdamaian. Setelah itu dilakukan Puja Trisandya dengan diiringi 1.000 genta.
Gubernur Pastika mengatakan, Bali saat ini sedang berduka dengan bencana alam yang terjadi di wilayah Bali hingga menelan korban meninggal mencapai 13 orang. Pastika pun mengajak pamangku seluruh Bali turut berdoa agar krama Bali terhindar dari bencana susulan. “Saya ajak para pamangku nunas ica untuk damainya Bali,” ujar Pastika.
Kata Pastika, sebelum adanya bencana di Bali yang menewaskan 13 orang, akhir- akhir ini juga terjadi situasi tidak kondusif sebagai dampak adanya perilaku sekelompok orang yang dapat menebar benih-benih disintegrasi dalam berbangsa dan bernegara. “Sebelum bencana alam terjadi di Bali, ada situasi nasional yang mengancam keamanan, mengancam kebinekaan dan kedamaian di NKRI ini,” ungkap Pastika.
Adanya sekelompok orang dengan eksklusifitasnya sehingga memunculkan benih- benih disintegrasi bangsa, kata Pastika, harus disikapi oleh semua elemen masyarakat. Sehingga harus ada upaya dan kesadaran mempertahankan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI dan Kebhinekkaan Tunggal Ika dalam berbangsa dan bernegara.
Sementara Ketua Komunitas Bali Shanti I Nyoman Bhaskara mengatakan, menggelar Gema Doa 1.000 Genta untuk Perdamaian Nusantara adalah pesan moral dari seluruh Bali. Karena dengan perdamaian membuat bangsa Indonesia maju dan bermartabat. “Kita bersama berdoa memohon agar pemimpin negeri ini mendapatkan anugerah dan kebijaksaan. Kita berdoa supaya pemimpin kita dapat membuat kita seluruh rakyat Indonesia mampu memaknai bahwa perbedaan adalah keniscayaan. Karena itu merupakan modal kita berbangsa dan bernegara lebih bermartabat,” ujar Bhaskara. * nat
Komentar