nusabali

55 KK Dievakuasi Gunakan Boat ke Bale Banjar

  • www.nusabali.com-55-kk-dievakuasi-gunakan-boat-ke-bale-banjar

Sejumlah kawasan di Jembrana diterjang banjir bandang akibat hujan deras, Sabtu (11/2) malam.

Banjir 1,5 Meter Terjang Lingkungan Samblong-Sangkaragung

NEGARA, NusaBali
Banjir terparah terjadi di Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkaragung, Kecamatan Jembrana. Bahkan, 55 kepala keluarga (KK) terpaksa diungsikan ke Bale Banjar dan dievakuasi menggunakan rubber boat, karena rumah-rumah mereka tergenang air setinggi 1,5 meter akibat luapan Sungai Samblong dan Sungai Yehkuning.

Pantauan NusaBali di lapangan, Minggu (12/2), sebagian besar rumah milik 55 KK warga Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkaragung masih tenggelam dengan ketinggian air mencapai selutut orang dewasa. Rumah yang tenggelam ini sebagian besar berada di Jalan Sungai Kampuas, sebelah selatan Jembatan Samblong.

Banjir juga memutus satu-satunya akses kendaraan bermotor menuju pemukiman warga yang sekaligus Sirkuit Makepung Samblong. Begitu juga dengan puluhan hektare sawah berisi tanaman padi baru tanam di Subak Banyu, dekat kawasan pemukiman Lingkungan Samblong, terlihat seperti danau.

Informasi di lapangan, luapan air setinggi 1,5 meter atau sebahu orang dewasa memuncak Sabtu malam sekitar pukul 22.00 Wita. Ketika terjadi banjir di tengah-tengah guyuran hujan deras disertai gemburuh petir malam itu, sejumlah warga Lingkungan Samblong yang sempat terisolasi di Jalan Sungai Kampuas, satu per satu dievakuasi petugas Badang Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana bersama Tim Sar Jembrana. Mereka dievakuasi menggunakan rubber boat, lalu ditampung di lokasi pengungsian di Bale Banjar Samblong.

“Kemarin (Sabtu malam) memang mencekam. Tidak sempat mikirkan barang-barang, yang penting nyawa selamat dulu. Sekarang baru saya cek, kebanyakan barang basah dan sebagian telah hanyut,” ujar seorang warga korban banjir di Lingkungan Samblong, I Wayan Weren, 60, yang rumahnya masih tenggelam, Minggu sore.

Menurut Wayan Weren, seumur hidupanya, ini baru pertama kali terjadi banjir besar di wilayah Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkarasgung. Penyebabnya, dipastikan adalah luapan air dari Sungai Samblong dan Sungai Yehkuning yang tanggulnya telah jebol serta belum kunjung disender hingga sekarang.

“Kalau rumah saya ini memang sudah langganan banjir. Tapi, biasanya banjir paling hanya di pekarangan. Tapi, kali ini air sampai masuk ke rumah. Padahal, hujan deras hanya beberapa,” cerita Wayan Weren yang ketika ditemui NusaBali kemarin sore sedang membersihkan sisa air di dalam rumahnya.

Sementara, Lurah Sangkaragung, I Gede Nyoman Suardana, mengatakan ada 55 rumah milik 55 KK di wilayah Lingkungan Samblong yang sempat terkena banjir, hingga penghuninya harus diungsikan. Ketika menyadari terjadi banjir malam itu, pihaknya langsung berkoordinasi dengan BPBD Jembrana, sehingga dapat segera dilangsungkan evakuasi terhadap warga korban bencana.

Sesuai hasil pendataan, dipastikan tidak ada korban jiwa maupun terluka dalam bencana banjir ini. Juga tidak ada bangunan rumah yang ambruk. Hanya saja, kata Lurah Suardana, salah satu bangunan tempat kerja mabel semi permanen berbentuk pilar kayu ikut tergerus banjir. “Selebihnya, tidak ada bangunan fisik lain yang rusak. Begitu juga ternak milik warga seperti babi dan sapi, selamat semua,” jelas Suardana, Minggu kemarin.

Tapi, sambung Suardana, banjir malam itu sempat menghanyutkan 4 unit sepeda motor milik warga yang kebetulan melintas di jalan pedesaan sebelah utara Jembatan Yehkuning. Para pengendaranya memang sengaja melepas motornya, karena khawatir ikut terseret air bah. “Ya, pengendaranya selamat, hanya motor mereka yang hanyut 5-10 meter,” kata Suardana.

Menurut Suardana, hingga Minggu sore masih ada 7 KK warga yang mengungsi di Bale Banjar Samblong, Kelurahan Sangkaragung. Sedangkan 46 KK warga lainnya sudah meninggalkan Bale Banjar. Namun, mereka tetap pilih mengungsi ke rumah-rumah kerabatnya yang posisinya aman.

Becana banjir di Jembrana, Sabtu malam, bukan hanya menerjang kaweasan Kelurahan Sangkaragung. Dala di lapangan, sejumlah kawasan di tiga kecamatan juga diterjang banjir, walau tidak separah banjir Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkaragung. Tiga wilayah kecamatan itu masing-maisng Kecamatan Mendoyo, Kecamatan Jembrana, dan Kecamatan Negara.

Khusus Kecamatan Mendoyo, banjir sempat merendam ratusan rumah warga di Desa Mendoyo Dauh Tukad, Desa Mendoyo Dangin Tukad, Desa Pohsanten, Desa Pergung, dan Kelurahan Tegalcangkring. Rumah-rumah yang tenggelam ini sebagian besar berada di sisi Jalan Nasional Denpasar-Gilimanuk.

Sedangkan untuk Kecamatan Jembrana, banjir juga sempat merendam ratusan rumah warga di Kurahan Pendem, Desa batuagung, dan Desa Dangin Tukadaya. Bahkan, tembok penyengker Bale Banjar Banjar Anyar, Desa Batauguang sampai roboh sepanjang 20 meter.

Sementara untuk Kecamatan Negara, banjir juga sempat merendam puluhan rumah warga di Lingkungan Kerobokan (Kelurahan Loloan Barat) dan Banjar Anyar (Desa Airkuning). Menurut laporan, ada 25 jukung fiber milik warga Desa Airkuning yang tambatkan di tepian Sungai Yehkuning sampai hanyut. Lima (5) jukung di antarnya alami kerusakan bagian katir.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Ketut Eko Susila Artha Permana, menyatakan banjir terparah memang terjadi di Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkaragung. “Beruntung tidak ada korban jiwa maupun terluka dalam bencana banjir ini. Buat sementara, kami tetap siaga antisipasi kemungkinan hujan susulan. Mudah-mudahan saja tidak terjadi hujan lagi,” ujar Eko Susila Artha saat dikonfirmasi NusaBali di Negara, Minggu kemarin. * ode

Komentar