nusabali

Teridentifikasi Lontar Usada Bekung

  • www.nusabali.com-teridentifikasi-lontar-usada-bekung

Tepat di Hari Valentine, identifikasi lontar yang melibatkan penyuluh bahasa Bali di Dadya Pasek Gelgel Sinalud Desa Kayuputih Melaka menemukan lontar Usada Bekung yang bermanfaat untu pasangan yang menginginkan keturunan.

SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak enam belas penyuluh bahasa Bali di Buleleng kembali melakukan identifikasi lontar Selasa (14/2). Setelah selesai melakukan identifikasi ratusan lontar di Desa Beratan Samayaji, penyuluh Bahasa Bali, bergerak ke Desa Kayuputih Melaka, untuk mengidentifikasi puluhan lontar yang dimiliki oleh Dadia Alit Pasek Gelgel Sinalud, Desa Kayu Putih Melaka.

Dari puluhan lontar yang diidentifikasi salah satunya tepat di hari kasih sayang, penyuluh menemukan sebuah lontar pengobatan bagi mereka yang belum diberikan keturunan yang disebut lontar Usada Bekung. Dalam lontar usada bekung itu terdiri dari 58 lembar, yang didalamnya tertulis pengobatan alternatif, bagi yang belum memiliki keturunan. Termasuk cara untuk mendapatkan anak perempuan dan laki-laki.

Dalam lontar itu pun lengkap disebutkan sarana, mantra dan cara mengaplikasikannya. Seluruh proses identifikasi lontar itu dimulai sejak pukul 10.00 Wita-14.00 Wita di dadia setempat. awalnya ada dua puluh lontar yang dimiliki oleh dadia dikeluarkan dari tempat penyimpanannya. Hanya saja beberapa lontar terlihat rusak bahkan ada yang tidak bisa dibuka.

Koordinator Tim Konservasi Lontra Penyuluh Bahasa bali Kabupaten Buleleng Ida Bagus Gede Ari Wijaya mengatakan bahwa dari sekian banyak lontar yang dimiliki hanya dua puluh cakep saja yang dapat diidentifikasi. Ia yang didampingi Ketua Penyuluh Bahasa Bali Provinsi Bali, Nyoman Suka Ardiyasa sangat menyayangkan banyaknya lontar yang rusak akibat tidak pernah dibuka dan dibaca. “Karena sudah lama tidak pernah dibaca dan dirawat maka ada beberapa lontar yang kondisinya rusak parah, bahkan hingga tidak bisa dibuka lagi. Padahal lontar yang dimiliki rata-rata lontar yang sangat bermanfaat bagi masyarakat,” ujar dia.

Dari dua puluh lontar yang teridentifikasi menurutnya sebagian besar adalah pangleakan karena lelingsir dadia tersebut dahulu adalah balian dan juga ada yang menjadi perbekel. Di sana juga ditemukan sejumlah bukti pembayaran pajak zaman penjajahan yang masih disimpan di sana, lengkap dengan dokumen asli yang dibubuhi cap pada masa itu.

Selain juga ditemukan berbagai judul lontar diantaranya Kanda Pengujanan, Usada Bekung, Mantra Pangalata Marga Sakti, Kanda Aji Kesunu, Kanda Tenung SaptaWara, Kanda Aji Kesunu, Usada Puja Pada, Tutur Kanda, Tutur Kawisesan, Tutur Pangolih olih, Mantra Pemutus Sabda, Tutur Piwelas, Geguritan Raden Mantri, Tutur Kawisesan /tetulak utusan Bajra Gni, Tutur Pagelaran Mantram Pemngku, Wariga Dewasa Catur, Wariga Palubangan dan lontar lain seperti Pipil dan kawisesan lainnya.

Sementara itu Kelian Dadia, Carna Wirata mengaku sangat bersyukur dapat dibantu oleh penyuluh bahasa Bali untuk membedah lontar-lontar yang dimiliki dadianya, yang selama ini tidak pernah tersentuh karena ketidak tahuan.  Bahkan lontar-lontar itu disebut tidak pernah dibaca dan dirawat dari 3 generasi. “Setelah diidentifikasi, kami jadi tahu apa sebenarnya isi lontar-lontar ini, yang ternyata banyak manfaatnya untuk masyarakat,” kata dia. Sehingga ke depannya ia dan krama dadianya dapat mengambil langkah untuk merawat lontar-lontar itu agar tidak ruak dan dapat dilestarikan. *k23

Komentar