nusabali

Pilkada Buleleng Warning Buat Golkar

  • www.nusabali.com-pilkada-buleleng-warning-buat-golkar

Versi Tjok Pemecutan, kekalahan di Buleleng akan pengaruhi perjuangan Golkar di Pilgub Bali 2018

Penetapan Kemenangan PASS Diagendakan KPU Maret 2017


SINGARAJA, NusaBali
Hasil coblosan Pilkada Buleleng 2017, Rabu (15/2), yang dimenangkan pasangan Putu Agus Suradnyana-dr Nyomnan Sutjidra (Paket PASS), menjadi warning bagi Golkar untuk tarung Pilgub Bali 2018 mendatang. Masalahnya, pasangan jalur Independen, Dewa Nyoman Sukrawan-Gede Dharma Wijaya (Paket Surya), yang disokong Golkar, kalah telak di Buleleng.

Sesepuh Beringin yang juga Dewan Penasihat DPD I Golkar Bali, Ida Tjokorda Pemecutan XI, mengingatkan hasil Pilkada Buleleng 2017 ini sungguh tak nyaman bagi partainya. Menurut Tjok Pemecutan, ini adalah warning bagi Ketua DPD I Golkar Bali, I Ketut Sudikerta, ketika nanti maju sebagai Calon Gubernur (Cagub) Bali ke Pilgib 2018.

Tjok Pemecutan menyebutkan, sebagai pendukung Paket Surya, Golkar telah menunjukkan sepak terjangnya ikut andil dan tampil di depan dalam Pilkada Buleleng 2017. Masyarakat pasti membaca dan menyimaknya, sehingga hal ini akan menjadi referensi ketika mereka menentukan figur Cagub Bali di Pilgub 2018.

“Pilkada Buleleng ini menjadi warning bagi Golkar untuk Pilgub Bali 2018, Pilkada Gianyar 2018, dan Pilkada Klungkung 2018. Artinya, apakah mesin partai bekerja dengan maksimal atau tidak? Di Buleleng sekarang ujiannya,” tandas Tjok Pemecutan kepada NusaBali di Denpasar, Kamis (16/2).

Menurut Tjok Pemecutan, hasil di Pilkada Buleleng 2017 akan mempengaruhi kemenangan partai di Pilgub Bali 2018. Sebab, Buleleng adalah kantong suara terbesar di Bali. Rebutan kantong suara terbesar ini akan menjadi susah ketika Golkar gagal menarik kekuatan massa di Buleleng.

“Jadi, perjuangan di Pilgub Bali 2018 akan makin sulit, karena sekarang pesaing sudah menguasai Buleleng. Selama ini, semua kursi kepala daerah juga sudah lepas satu per satu dari Golkar. Sekarang, kursi kepala daerah di Buleleng kembali dikuasai incumbent (dari PDIP). Ini jadi mimpi buruk dan berat bagi perjuangan Partai Golkar,” ujar Raja Puri Pemecutan, Denpasar yang semasa walaka bernama AA Ngurah Manik Parasara ini.

Tjok Pemecutan menyebutkan, statemen Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta yang menyatakan hasil perolehan suara Paket Surya adalah 16 persennya berkat mesin Golkar yang maksimal dalam Pilkada Buleleng 2017, adalah pernyataan untuk menghibur diri. Suara Paket Surya yang faktanya jauh di bawah incumbent Paket PASS, menurut Tjok Pemecutan, harus menjadi catatan bagi kinerja mesin partai.

“Partai Golkar sebagai pendukung yang telah mengerahkan kekuatan untuk Paket Surya, sepertinya tidak memberikan efek. Dari dulu saya ingatkan kalau Golkar mungkin mengeluarkan calon dari kader sendiri, akan merangsang simpatisan dan pemilih untuk memberikan dukungan. Mungkin karena ini non kader, ya simpatisan Golkar banyak yang mengambang,” tegas Tjok Pemecutan yang notabene mantan Ketua DPRD Badung dan Anggota MPR di era Orde Baru.

Dalam Pilkada Buleleng 2017, Paket Surya maju melalui jalur Indepenen, dengan disokong Golkar-Demokrat-PKS. Dewa Sukrawan yang menempati posisi Calon Bupati Buleleng, merupakan mantan kader PDIP, sementara Gede Dharma Wijaya di posisi Calon Wakil Bupati adalah kader Demokrat. Sedangkan Paket PASS yang merupakan pasangan incumbent dari PDIP, diusung P)DIP bersama Hanura-Gerindra-NasDem-PPP-PAN-PKB. Berdasar hasil real count kubu PDIP, Paket PASS menangkan Pilkada Buleleng 2017 dengan raihan 68,18 persen suara, sementara Paket Surya hanya kebagian 31,82 persen suara.

Sementara itu, penetapan Paket PASS sebagai pemenang Pilkada Buleleng 2017 masih tunggu proses rekapitulasi hasil coblosan seluruh kecamatan. Ketua KPU Buleleng, Gede Suardana, menyatakan pihanya rancang penetapan pasangan calon pemenang Pilkada interval 8-10 Maret 2017 mendatang. Jadwal ini bisa diundur, jika ada gugatan sengketa Pilkada ke Mahkamah Konstitusi (MK).

“Kalau ada gugatan, tentu penetapan pasangan calon pemenang Pilkada baru bisa dilaksankan pasca putusan MK. Tetapi, kalau tidak ada gugatan ke MK, kita agendakan penetapan pasangan calon terpilih 8-10 Maret mendatang,” ujar Suardana saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Jumat (17/2).

Suardana menjelaskan, saat ini proses rekapitulasi penghitungan suara masing-masing pasangan calon masih berlangsung di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Tahapan rekapitulasi di tingkat PPK ini berlangsung selama 5 hari, 17-22 Februari 2017. Sedangkan rekapitulasi perolehan suara tingkat kabupaten (KPU), akan dilaksanakan 22-24 Februari 2017.

“Rekap di tingkat KPU tergantung dari rekap tingkat PPK. Kalau rekap tingkat PPK selesai lebih awal, kita di tingkat KPU bisa rekap 22 Februari,” jelas Suardana. Setelah rekapitulasi tingkat KPU selesai, kata Suardana, tahapan dilanjutkan dengan pengumuman perolehan hasil suara bagi masing-masing pasangan calon, 24 Februari 2017.

Sementara, sebelum rekapitulasi di tingkat PPK dilaksakana, KPU Buleleng telah melaksanakan pra rekap, Kamis (16/2). Pra rekap itu memastikan bagi PPK dalam membuat berkas data hasil rekap. * nat,k19

Komentar