nusabali

FENG-SHUI : Kegunaan Mempelajari Feng Shui (Bag. 1)

  • www.nusabali.com-feng-shui-kegunaan-mempelajari-feng-shui-bag-1

Banyak orang mengenal Feng Shui sebagai ilmu pengetahuan yang tidak ilmiah, bahkan dianggap sebagai takhayul.

Memang, adalah sulit menemukan dasar ilmiah mengapa seorang ahli Feng Shui menyarankan Anda agar supaya menghindari adanya sudut-sudut tajam di dalam rumah Anda, atau menyuruh Anda memasang logam atau penerangan di sudut rumah lainnya. Mohon dimaklumi, Feng Shui adalah sebuah ilmu kuno dari daratan China lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Kehadiran Feng Shui pada zaman tersebut memang dikaitkan dengan praktik ilmu mistik. Karena Feng Shui adalah salah satu hasil penting dari enam aliran filsafat yang paling berpengaruh dalam sejarah China, yaitu aliran kosmologis Yin Yang.

Feng Shui justru amat menekankan hubungan manusia dengan alam. Feng Shui menganut kosmologisme berdasarkan asas Yin dan Yang, dua asas pokok kosmologi yang cukup berpengaruh di China. Yin merupakan asas betina, sedangkanYang asas jantan, dan tindakan saling mempengaruhi keduanya menimbulkan segenap gejala di alam semesta.

Makhluk mitos Naga, misalnya, yang dianggap mewakili unsur jantan (Yang), didefinisikan sebagai hakikat vitalitas. Setiap bukit dan sungai dihuni Naga, dan bila seorang ahli Feng Shui membangun rumah, maka ia akan diminta pendapatnya mengenai Naga. Di sini, pengaruh atau berkah Naga rumah berlangsung sekitar 100 tahun, dan setelah itu perlu diadakan upacara yang lebih rumit lagi untuk menguatkan kembali daya sang Naga.

Masalahnya, mengapa Feng Shui yang telah ada lebih dari 2.000 tahun yang lalu hingga kini masih tetap dipraktikkan orang? Hal yang cukup mengherankan, orang Barat yang dikenal rasional juga mulai mengalihkan perhatian untuk mempelajari Feng Shui. Bahkan, harus diakui, ada unsur-unsur penafsiran filosofi Barat yang memperkaya studi Feng Shui ini, yang pada akhirnya mempopulerkan ilmu Feng Shui sebagai suatu studi yang ilmiah dan dapat dipelajari.

Melihat perkembangannya, ada perubahan ilmu Feng Shui yang semula bersifat esoterik dan eksklusif di kalangan istana menjadi lebih merakyat. Semula, para ahli Feng Shui seperti ahli nujum yang khusus dimintai advisnya oleh raja. Lama-kelamaan, dengan memudarnya feodalisme, maka Feng Shui mulai diajarkan di kalangan masyarakat luas. Orang Barat yang semakin mempopulerkan Feng Shui, menilai bahwa Feng Shui pada dasarnya berusaha menafsirkan alam secara positif.

Feng Shui bukanlah ajaran mistisme atau takhayul, melainkan lebih dekat kepada ilmu matematika. Feng Shui memperhitungkan empat aspek, yaitu: bangunan, lingkungan, orang, dan waktu. Tapi, kebanyakan penulis maupun praktisi memusatkan diri pada aspek ‘bangunan’ dan ‘lingkungan’ saja, yang tidak sekompleks ‘orang’ atau ‘waktu’. Agaknya aspek ‘orang’ dan ‘waktu’ mencakup peruntungan nasib seseorang berdasarkan jam lahir, tanggal lahir, bulan lahir, dan tahun lahir.

Ilmu pengetahuan modern telah menemukan bahwa yang disebut energi geomagnetik terus-menerus mengalir di bumi. Perhitungan Feng Shui memperlihatkan hasil yang berubah-ubah menurut variabel bangunan, orang, waktu, dan lingkungan. Tak ada tempat yang fixed untuk uang, cinta, atau studi. Meskipun yang disebut Qi (energi) tetap eksis, kehadirannya ada di tempat yang berbeda-beda di bangunan yang berlainan pula. Perlu seorang ahli untuk menyingkap lokasi ini. *

Komentar