nusabali

Kerugian Material Bencana Longsor di Kintamani Lebih dari Rp 100 M

  • www.nusabali.com-kerugian-material-bencana-longsor-di-kintamani-lebih-dari-rp-100-m

Jumlah kerugian kemungkinan bertambah karena tanaman hortikultura milik warga, yang rusak karena bencana, belum seluruhnya terdata.

BANGLI, NusaBali
Bencana longsor Kintamani pada Jumat (10/2), selain merenggut 13 korban jiwa, juga mengakibatkan kerugian material tidak sedikit. Perkiraan sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangli, nilai kerugian material sekitar Rp 100 miliar. Namun jumlah tersebut baru perkiraan, belum semua terhitung dan terdata.  

“Ada kemungkinan berubah,” ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangli I Ketut Agus Sutapa, Minggu (26/2).

Dijelaskannya, data sementara adalah kerusakan infrastruktur umum seperti jalan, jembatan, dan harta benda pribadi seperti bangunan rumah tempat tinggal, kendaraan bermotor, dan sebagainya. Yang lainnya berupa lahan pertanian berikut tanaman hortikultura yang siap panen, juga hancur karena musibah longsor. “Itu masih dihitung dan didata lagi,” tambah Agus Sutapa.

Sebelumnya warga korban bencana longsor menuturkan mengalami kerugian material tidak sedikit. Salah satunya karena tanaman yang siap panen, hancur total diterjang longsor dan banjir bandang.

“Kalau saya sekitar Rp 15 juta pasti rugi,” ujar I Nengah Bulmi, salah seorang koban longsor dan banjir bandang di Banjar Yeh Mampeh, Desa Batur Selatan Kintamani. Luas pertanian yang hancur karena longsor dan banjir bandang mencapai puluhan bahkan sampai seratusan hektare.

Terkait dengan Posko Penanganan Bencana, Agus Sutapa menyatakan posko tetap siaga. “Karena masih ada saja yang menghubungi (BPBD) terkait musibah,” ucapnya.

Sebagaimana diketahui  musibah bencana longsor disertai banjir bandang di Kecamatan Kintamani, Jumat (10/2) lalu, menelan 13 korban jiwa. Masing-masing 7 orang meninggal dunia di Banjar Bantas, di Desa Songan A dan Songan B, 4 orang meninggal dunia di Banjar Awan Merta, Desa Awan, 1 orang di Banjar/Desa Sukawana, dan 1 orang di Banjar Subaya/Desa Subaya.

Penanganan pasca-bencana tersebut, ada sekitar 76 KK yang akan direlokasi, karena lokasi pemukiman mereka yang hancur dan berada di zona merah (berbahaya). Ke-76 KK tersebut adalah korban longsor di Banjar Bantas Desa Songan A dan Songan B, serta Banjar Yeh Mampeh, Desa Batur Selatan. Untuk korban di Banjar Bantas sebanyak 26 KK, dan 50 KK korban bencana longsor di Yeh Mampeh. Mereka rencananya akan direlokasi di tanah hutan negara di Banjar Serongga di sekitar Desa Songan A dan Songan B, dan tanah hutan negara di Banjar Yeh Mampeh, Desa Batur Selatan. Untuk di Banjar Serongga luasnya 30 are, untuk tempat relokasi 26 KK warga Banjar Bantas Desa Songan A dan Songan B yang rumahnya berada di zona berbahaya atau di lokasi longsor dahsyat  yang menelan 7 orang korban meninggal dunia. Sedang di kawasan hutan sekitar Banjar Yeh Mampeh luasnya 50 are, untuk menampung sekitar 50 KK warga korban longsor yang rumahnya tenggelam akibat longsor dan banjir bandang. Polanya, menurut Karmawan, dengan tukar guling 1 : 1.

“Hutan milik pemerintah tidak berkurang luasnya, karena ditukar dengan luas yang sama dengan tanah milik warga yang direlokasi,” ujar Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Bangli I Wayan Karmawan, Jumat (17/2). * k17

Komentar