nusabali

Makelar Tanah Tewas di Mobil

  • www.nusabali.com-makelar-tanah-tewas-di-mobil

Seorang pria ditemukan tewas di dalam mobil Mercy E-Clas warna merah nopol B 8300 MS yang sedang parkir di depan Kantor Gubernur Bali, Jalan Basuki Rahmat Niti Mandala Denpasar, Senin (11/1) siang. 

Heboh Depan Kantor Gubernur

DENPASAR, NusaBali
Korban diketahui bernama Lukman, 53, makelar tanah asal Jalan Werkudara Gang III Semarapura, Klungkung. Dugaan sementara, korban meregang nyawa dalam mobil yang dikemudikannya akibat serangan jantung.

Kasus heboh tewas dalam mobil Mercy warna merah dengan korban Lukman ini baru terungkap Senin siang sekitar pukul 13.00 Wita. Kematian tragis pengemudi mobil Mercy ini awalnya diketahui seorang petugas kebersihan. Yang bersangkutan melihat mobil Mercy E-Clas warna merah nopol B 8300 MS parkir sejak pagi di sisi utara jalan kembar depan Kantor Gubernur Bali sejak pagi. Mobil tersebut parkir dengan kepala menghadap ke timur di antara pintu masuk dan pintu keluar Kantor Gubernur Bali.

Saat ditemukan tak bernyawa, korban yang beralamat di Jalan Werkudara Semarapura ini tergeletak di jok belakang kemudi. Korban tidur melentang dengan posisi kepala miring ke kiri dan baju dalam keadaan tidak terkancing. 

Informasi di lapangan, saksi pertama yang mengetahui kematian korban adalah Agung Wartini, 41, seorang petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Denpasar.  Perempuan berusia 41 tahun ini curiga, karena mengetahui korban sudah berada dalam mobil Mercy nopol B 8300 MS yang diparkir di lokasi TKP pagi pukul 07.00 Wita. Setelah beberapa jam, korban tak kunjung keluar dari dalam mobilnya.

Mobil Mercy nopol B 8300 MS di mana korban ditemukan tergeletak tak bernyawa, terparkir dalam kondisi kaca bagian kanan terbuka. Walhasil, korban yang berada di jok belakang kemudi terlihat seperti sedang tertidur. Tapi anehnya, saat sudah ada lalat yang berkerumun di sekujur tubuhnya, korban tak bergerak.

Meski demikian, saksi Agung Wartini belum curiga. Dia tetap melanjutkan pekerjaannya sebagai petugas kebersihan di seputar Kantor Gubernur Bali. Seusai membersihkan ruas Jalan Basuki Rahmat Niti Mandala Denpasar, saksi Agung Wartini kembali melintas di sekitar mobil Mercy warna merah tersebut parkir, siang pukul 13.00 Wita. Saat itulah, saksi Agung Waryini mulai curiga dengan keberadaan pengemudi mobil Mercy, yang sudah dipenuhi lalat di bagian mulut, sementara kondisi mukanya membiru, dan jari tangannya pucat.

Karena melihat ada kejanggalan, saksi Agung Wartini langsung melaporkan temuan heboh itu ke seorang petugas security di Kantor Gubernur Bali. Kemudian, petugas security melakukan pengecekan. Ternyata, korban yang kemudian diketahui bernama Lukman ini sudah tak bernyawa.

Kasus pengemudi Mercy ditemukan tewas dalam mobilnya ini sontak membuat geger pengguna Jalan Basuki Rahmat Niti Mandala Denpasar. Sebagian dari mereka pilih berhenti untuk menyaksikan lebih dekat apa sesungguhnya yang terjadi. Pegawai di Kantor Gubernur pun meluber ke jalanan karena penasaran.

Di lain sisi, laporan atas temuan mayat dalam mobil Mercy ini masuk ke kepolisian. Tak lama berselang, jajaran Polsek Denpasar Timur terjun ke lokasi untuk melakukan olah TKP, mengevakuasi jasad korban, dan memeriksa saksi-saksi. Kapolsek Denpasar Timur, Kompol I Gede Radestra, juga ikut terjun ke lokasi TKP memimpin anggotanya.

Tim INAFIS dari Polresta Denpasar juga terjun ke lokasi TKP untuk melakukan proses identifikasi. Terungkap, korban Lukmad beramat di Jalan Werkudara Gang III Semarapura. Sekitar pukul 14.15 Wita, jasad korban Lukman dievakuasi ke Instalasi Jenazah RS Sanglah untuk pemeriksaan lebih lanjut. 

“Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan adanya luka maupun tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh korban. Dugaan awal, korban meninggal karena serangan jantung,” jelas Kapolsek Gede Radestra.

Ditanya soal kemungkinan korban tewas karena overdosis, menurut Kapolsek Gede Radestra, untuk memastikan penyebab kematian harus dilakukan outopsi jenazah. Pihaknya akan koordinasi dengan keluarga korban untuk proses otopsi. “Kita tidak bisa langsung melihat secara kasatmata saja. Untuk barang-barang yang ditemukan dalam mobil korban juga tidak ada yang mencurigakan, hanya minuman ringan dan kacang,” tandas kapolsek Gede Redastra. 

Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Senin kemarin, Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah, dr Dudut Rustyadi, mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan, tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan pada jenazah korban Lukman. "Pemeriksaan luar kami lakukan pukul 15.05 Wita, tidak ditemukan luka-luka di tubuh jenazah. Waktu kematian korban diperkirakan 12 jam sampai 20 sebelum dilakukan pemeriksaan," jelas dr Dudut.

Terkait penyebab kematian korban, menurut dr Dudut, pihaknya belum bisa memastikan. Masalahnya, sejauh ini belum ada permintaan otopsi dari pihak kepolisian. Hingga Senin petang, jasad korban masih dititipkan di Instalasi Jenasah RS Sanglah. Belum ada satu pun keluarga yang datang melihat jenazah hingga menjelang malam. 

Sementara itu, pantauan Nusa Bali, suasana di rumah korban Lukman kawasan Jalan Werkudara Gang III Semarapura, Senin petang sekitar pukul 18.00 Wita, tampak lengang. Rumah korban tertutup rapat, demikian pula pintu gerbangnya terkunci.

Informasi di lapangan, korban Lukman kesehariannya bekerja sebagai makelar tanah ini. Korban berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tyercinta, Nyonya Evi, dan tiga anak perempuan. “Selama ini, dia (korban Lukman) dikenal sebagai sosok yang ramah dan suka bergaul,” ungkap tetangga dekat korban, Aji Mahyudi, kepada NusaBali.

Menurut Aji Mulyadi, setiap sore korban Lukman selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan tetangga sekadar untuk menonton orang main catur. Aji Mulyadi mengaku terakhir kali bertemu korban Lukman, Minggu (10/1) sore pukul 15.30 Wita atau sehari sebelum ditemukan tewas. “Selama ini, dia tidak pernah bercerita punya penyakit kronis. Saya sangat kaget mendengar kalau dia sudah meninggal,” tutur Aji Mulyadi. 7 da,i,w

Komentar