Tiga Hari Tak Ada Kabar, Sopir Freelance Ditemukan Tewas
Seorang sopir freelance ditemukan tewas membusuk di dalam kamar kos-kosannya di Jalan Magadha Nomor 2, Banjar Giri Darma, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.
Sebelum ‘Menghilang’ Sempat Minta Dibelikan Rujak Buah
DENPASAR, NusaBali
Korban bernama Daniel Vitralio Sabayuta alias Rio, 27, asal Madiun, Jawa Timur, ditemukan oleh rekannya sudah tidak bernyawa, Sabtu (16/1) pagi.
Kuat dugaan, tewasnya korban yang tidak ada kabar selama tiga hari belakangan ini lantaran sakit asma kambuh. Hal ini diperkuat dengan tidak ditemukannya tanda-tanda kekerasan pada jenazah korban.
Kapolsek Kuta Selatan Kompol I Wayan Latra mengungkapkan awal mula diketahui korban sudah tak bernyawa ini saat rekannya Nely Veronika, 40, curiga kepada korban yang tak ada kabar selama tiga hari belakangan.
Selanjutnya, saksi Nely yang dihubungi oleh orangtua korban dari Madiun, Jawa Timur, ini langsung mendatangi tempat tinggal korban di Jalan Magadha Nomor 2, Banjar Giri Darma, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan. Saat didatangi ke tempat kosnya, dari luar kamar kos tersebut tercium aroma yang menyengat. Sehingga, saksi tidak berani membuka pintu. “Saat dipanggil dari luar, tidak ada jawaban. Saksi mulai curiga lantaran bau busuk menyengat yang keluar dari dalam kamar tersebut,” imbuh Kompol Wayan Latra.
Di tengah kepanikan dan dihantui rasa takut, saksi selanjutnya menghubungi seorang rekannya bernama Theresia Anastasia, 37. Mendapat informasi itu, saksi Theresia langsung datang ke TKP dan melaporkan ke pihak kepolisian. “Karena takut, mereka (Nely dan Theresia) tidak berani membuka pintu. Setelah anggota kami turun ke lokasi, langsung mendobrak pintu kosannya itu,” tuturnya.
Saat pintu terbuka, korban yang kesehariannya bekerja sebagai sopir freelance ini sudah ditemukan membusuk. Bahkan aroma menyengat keluar dari jasad korban, serta jasadnya dikerumuni lalat. Selanjutnya, pihak kepolisian langsung melakukan olah tempat kejadian perkara. “Dugaan awal, korban meninggal lebih dari satu hari. Kemungkinan semenjak korban sudah hilang kabar,” urainya.
Sementara dari hasil olah TKP, pihak kepolisian tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada jenazah korban. Kuat dugaan, korban meninggal lantaran sakit asma yang dideritanya kambuh. Jenazah korban langsung dievakuasi ke RSUP Sanglah, Denpasar, untuk dilakukan visum. “Dia (korban) memang sempat mengeluh sakit asma. Ya, kemungkinan karena sakitnya kambuh,” akunya.
Dari pemeriksaan seorang rekan korban yang lainnya yakni Wayan Darmayasa, 31, diketahui pada Rabu (13/1) sekitar pukul 11.40 Wita ditelepon oleh korban untuk membawakan rujak buah karena korban tidak bisa bangun, kemudian rekannya ini datang dan membawakan dua bungkus rujak buah. Setelah sampai di kosannya, saksi juga sempat diminta belanja dan mengambil uang di ATM milik korban .
“Korban sempat minta untuk dibelikan buah pir, kentang, apel merah, minuman ringan, setelah itu saksi diminta untuk membersihkan kulkas dan memindahkannya ke dalam kamar, lalu korban menyuruh saksi untuk pulang,” tuturnya sembari mengakui jika itulah terakhir kalinya saksi Wayan Darmayasa bertemu korban.
Sementara itu, Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah dr Dudut Rustyadi, mengatakan, dari hasil pemeriksaan luar (PL) pihaknya menemukan jenazah dalam kondisi membusuk. “Dari pembusukan tersebut diperkirakan korban meninggal antara 2–4 hari sebelum diperiksa,” ujarnya.
Pemeriksaan lainnya, jenazah korban yang hanya mengenakan celana pendek dan kaos singlet tersebut tidak mengalami luka-luka tanda kekerasan. “Tidak ada luka-luka akibat kekerasan. Yang kami temukan hanya pembusukan pada jenazah,” tegasnya.
Disinggung mengenai penyebab kematian korban, dr Dudut mengatakan perlu dilakukan otopsi untuk kepastiannya. “Untuk penyebab kematian harus dengan otopsi. Namun untuk jenazah ini kami belum terima permintaan otopsi tersebut,” tuturnya.
Hingga Sabtu petang kemarin, jenazah tersebut masih dititipkan di Kamar Jenazah RSUP Sanglah, Denpasar. 7 da, i
Komentar