nusabali

Ketua BPD Duda Timur Meninggal saat Rapat

  • www.nusabali.com-ketua-bpd-duda-timur-meninggal-saat-rapat

Saat berargumen, tiba-tiba suara Jana macet dan tubuhnya tumbang karena diduga penyakit jantungnya kumat. 

AMLAPURA, NusaBali
Ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa) Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangasem, I Made Jana, meninggal mendadak saat ikut rapat pra RAT (rapat anggota tahunan) KUD Selat, di aula Kantor Perbekel Duda Timur, Selasa (26/1). Saat sampaikan usul dan saran, tiba-tiba korban berhenti bicara dan langsung roboh karena sakit jantungnya kumat.

Korban yang tumbang digotong pimpinan rapat, I Wayan Suartana dan Kelian Desa Pakraman Duda I Komang Sujana untuk dibawa ke Puskesmas Selat. Namun dalam perjalanan, korban meninggal. Ketika itu baru sampai di jembatan Tukad Sangsang, Banjar Pesangkan, Desa Duda Timur atau 1 kilometer dari lokasi rapat.

Korban menghadiri rapat Pra RAT sebagai Ketua Kelompok Anggota KUD Selat dari Banjar Wates Tengah, Desa Duda Timur. Suartana dan Sujana ditemui di rumah duka, Kamis (28/1) mengatakan, saat berargumen, tiba-tiba suara Jana macet. Suartana pun mencurigai penyakit jantung korban kumat. Dikatakan, almarhum punya riwayat sakit jantung sejak 14 tahun lalu. Pernah dua kali rawat inap dan telah pasang ring di pembuluh darah.

Selain sebagai Ketua BPD Desa Duda Timur sejak tahun 2009, almarhum juga Kelian Sekaa Wayang Wong Dresta Sudarma, Banjar Wates Tengah, Desa Duda Timur. Termasuk aktif di Pesantian Dirga Ayu Ambara Suari Bali. Almarhum juga pendiri Yayasan TK Widya Gita Kumara Desa Duda Timur tahun 1993.

Pensiunan PNS dengan jabatan terakhir Kepala SDN 4 Sibetan, Kecamatan Bebandem tahun 2008. Almarhum yang akrab disapa Pekak Gangga tengah persiapan pentas di Pesta Kesenian Bali (PKB) 2016 berkolaborasi dengan tabuh geguntangan dari Banjar Jangu, Desa Duda, Kecamatan Selat.

Istri almarhum Ni Ketut Sari mengaku terkejut atas kematian suaminya yang mendadak. “Saat berangkat rapat, kondisinya segar bugar. Almarhum berangkat berjalan kaki karena lokasi rapat dekat rumah,” ungkap Ketut Sari. Sari mengaku tidak ada firasat apa-apa mengenai kepergian suaminya yang mendadak. “Sebenarnya secara fisik sehat-sehat saja. Dari pagi melakukan aktivitas hingga tengah malam, itu sudah biasa. Apalagi ikut pesantian hingga tengah malam,” kata ibu tiga anak dan 7 cucu ini.

Sebelum meninggal, pada Selasa (26/1) sekitar pukul 09.00 Wita, almarhum mandi di Kayoan Batu, Banjar Wates Kaja, Desa Duda Timur, disertai keramas. Putri bungsunya, Ni Nyoman Sucita Ratni juga mengaku tidak mendapatkan firasat yang mencurigakan sebelum ayahnya meninggal. Almarhum meninggalkan seorang istri Ni Ketut Sari, tiga anak: I Wayan Jati, I Made Artawa Wijana, dan Ni Nyoman Sucita Ratni, serta 7 cucu. Rencananya almarhum diaben pada Anggara Paing Sungsang, Selasa (2/2). 7 k16

Komentar