nusabali

Pengelola Bumdes Gerbangsadu Diminta Serius Terjun Ke Lapangan

  • www.nusabali.com-pengelola-bumdes-gerbangsadu-diminta-serius-terjun-ke-lapangan

Petugas Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) pada program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu/GSM) Mandara diminta tidak hanya duduk-duduk di ruangan, yang hanya tinggal menerima data peminjam ataupun menerima pembayaran dari peminjam.

DENPASAR, NusaBali
Namun  petugas harus turun langsung ke lapangan memantau keadaan usaha para peminjam. Hal ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui penggunaan pinjaman dan permasalahan yang dihadapi peminjam, sehingga bisa dicarikan solusi-solusi dalam peningkatan usaha para peminjam. 

Demikian penegasan yang disampaikan Gubernur Bali Mangku Pastika saat meninjau BUMDes Desa Abuan di Banjar Dinas Abuan Kauh, Desa Abuan, Susut, Bangli, Senin (21/9).  Disamping itu juga untuk mengetahui seberapa besar peningkatan usaha para peminjam sehingga diketahui pula peningkatan ekonomi yang sudah dicapai peminjam. Karena tujuan utama BUMDes bukanlah keuntungan, tetapi mengentaskan kemiskinan melalui peningkatan taraf hidup masyarakatnya. "Petugas jangan hanya duduk di ruangan saja, atur waktu, di ruangan sampai jam 10, sisanya pakai ke lapangan untuk mengecek usaha peminjam. Ini penting, untuk mengetahui maju atau tidak usahanya. Petugas harus tahu itu, karena prospek pasar BUMDes ya di sana," tegas Pastika. 

Pastika juga meminta pemberian kredit harus sesuai skala prioritas, diutamakan bagi warga yang betul-betul kurang mampu dan memiliki usaha sebagai penunjang perekonomian keluarganya. "Peminjam itu cari yang bener-bener punya usaha, jangan sampai nanti minjem dipakai berjudi," ujar Pastika.

Keberadaan BUMDes juga diharapkan bisa memberikan penghasilan yang cukup dan sesuai dengan UMR bagi pengelolanya.  Untuk itu Ia meminta para petugas lebih bekerja keras meningkatkan pemasukan bagi BUMDes tersebut. Para pendamping pun diharapkan ikut bekerja keras, baik ikut terjun kelapangan maupun membantu pengelolaannya sehingga permasalahan-permasalahan yang ada cepat terselesaikan. "Uang yang kalian kelola adalah uang rakyat, dan uang gaji yang kalian terima pun itu uang rakyat. Jadi tolong dipertanggungjawabkan, kelola yang bener. Jika tidak ada peningkatan ekonomi setelah ada BUMDes, lebih baik hentikan saja," pinta Gubernur secara tegas.

Sementara itu,  Ketua BUMDes Desa Abuan, I Wayan Ginarsa, menjelaskan  BUMDes yang dikelolanya mulai tahun 2014 dengan dana yang dikelola sebesar Rp 1 miliar. Dana tersebut sudah beredar di masyarakat dalam bentuk pinjaman, yang diberikan kepada 240 nasabah yang berbentuk kelompok, yang berasal dari 320 rumah tangga miskin (RTM) di Desa Abuan. Ia yang bekerja bersama 2 orang rekannya menurutnya hanya berpenghasilan Rp 800 ribu per-bulan, dan pendamping mendapatkan penghasilan sebesar 2 juta per-bulan. Ia juga menyampaikan BUMDes yang dikelolanya mengalami kendala kurangnya lahan, guna sarana kantor dan pengembangan usaha BUMDes yang lain.

Seusai meninjau kelangsungan BUMDes di Desa Abuan, Gubernur Pastika juga berkesempatan meninjau 2 lokasi bantuan bedah rumah untuk tahun 2015, di Desa Peninjoan, Tembuku, Bangli. Bantuan bedah rumah tersebut sudah diserahkan sebelumnya, dan bahkan sudah ditempati oleh pemiliknya. Kedua penerima bantuan rumah tersebut yakni keluarga Dewa Gede Adnyana, warga Br. Karang Suwung Kaja, Desa Peninjoan, yang hanya seorang buruh percetakan dan harus berbagi lahan rumah bersama 7 orang saudaranya. Penerima bantuan yang lain yakni keluarga Dewa Nyoman Sumadi, warga Br. Karang Suwung Kaja, Ds. Peninjoan, yang harus menghidupi 5 orang anaknya dengan berjualan jajan Bali di pasar setempat. Kedua warga tersebut juga diberikan bantuan 1 paket sembako, dan keluarga Adnyana juga diberikan bantuan dana untuk membeli bibit babi guna penguatan ekonominya.

Komentar