nusabali

Pengayah Meninggal Mendadak Saat Ngayah

  • www.nusabali.com-pengayah-meninggal-mendadak-saat-ngayah

Peristiwa duka terjadi saat kegiatan ngayah persiapan Karya Mamungkah lan Nubung Daging di Pura Dalem, Desa Pakraman Sengkidu, Kecamatan Manggis, Karangasem, Selasa (29/3) pagi. 

Peristiwa Maut di Desa Sengkidu

AMLAPURA, NusaBali
Pasalnya, seorang krama setempat, I Ketut Tunas, 70, meninggal mendadak akibat serangan jantung saat ngayah.

Musibah maut yang merenggut nyawa I Ketut Tunas, duda 4 anak dan 5 cucu dari Banjar Karangasem, Desa Pakraman Sengkidu, terjadi Selasa pagi sekitar pukul 07.30 Wita. Pekak (Kakek) Tunas meregang nyawa saat istirahat sejenak sambil tiduran di bangunan Bale Bengong di jaba Pura Puseh, Desa Pakraman Sengkidu.

Sebelum musibah maut terjadi, korban Pekak Tunas sempat membawa perlengkapan upacara dan mengambil kelapa di jaba Pura Puseh untuk Karya Mamungkah lan Nubung Daging di Pura Dalem. Tiba-tiba, pekak berusia 70 tahun ini mengeluhkan tak enak badan. Kemudian, korban istirahat sambil tidur-tiduran di Bale Bengong jaba Pura Puseh. Ternyata, korban langsung tidur buat selamanya.

Saksi pertama yang mengetahui kematian Pekak Tunas adalah I Komang Erna dan Jro Mangku Joni. Ketika itu, kedua saksi kebetulan ikut nyayah. Mereka berupaya membangunkan korban Pekak Tunas, yang sudah beberapa lama tidur di Bale Bengong jaba Pura Puseh. Ternyata, korban sama sekali tidak memberikan respon saat tubuhnya digoyang-goyangkan.

Karena heboh kematian Pekak Tunas, ratusan krama Desa Pakraman Sengkidu yang ikut ngayah pagi itu pun langsung menghentikan kegiatannya. Sebagian dari mereka mengajak korban Pekak Tunas ke Puskesmas Manggis II di Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis. Tapi, upaya ini tidak membuahkan hasil, karena korban sebetulnya sudah meninggal di lokasi TKP Balke Bengong di jaba Pura Puseh. Korban diduga kuat meninggal mendadak akibat serangan jantung.

Menurut kesaksian sejumlah pangayah, korban Pekak Tunas awalnya datang ngayah sedjak pagi pukul 07.00 Wita. Pekak yang sudah lama menduda dengan dikaruniai 4 anak dan 5 cucu ini langsung ngayah, berbaur dengan pangayah lainnya. Mulanya, korban Pekak Tunas kebagian tugas ngayah membawa perlengkapan upakara. Korban pun sudah sempat mengambil kelapa di lapangan voli untuk dibawa ke Bale Bengong di jaba Pura Puseh, Desa Pakraman Sengkidu. Nah, saat kembali untuk kedua kalinya ambil perlengkapan itulah, korban tumbang.

Kegiatan ngayah itu sendiri dilaksanakan Desa Pakraman Sengkidu sebagai persiapan Karya Mamungkah lan Nubung Daging di Pura Dalem yang puncaknya jatuh pada Saniscara Paing Merakih, Sabtu, 2 April 2016 nanti. Wakil Bendesa Pakraman Sengkidu, I Ketut Lipet Widianatara, menyatakan kaget atas peristiwa duka meninggalnya korban Pekak Tunas saat ngayah.

Menurut Lipet Widiantara, dirinya selaku prajuru yang semula meminta korban Pekak Tunas mengambil kelapa di lapangan voli. “Awalnya, saya meminta yang bersangkutan (Pekak Tunas) untuk mengambil kelapa. Setelah itu, almarhum minta istirahat. Ternyata, sesaat kemudian, saya mendapat kabar kalau almarhum meninggal,” cerita Lipet Widiantara saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa kemarin.

Sementara itu, Kapolsek Manggis Kompol I Dewa Gede Putra menyatakan timnya telah terjun ke lokasi kejadian di jaba Pura Puseh, Desa pakraman Sengkidu untuk melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi. “Berdasarkan hasil pemeriksaan, tidak ditemukan tanda-tanda mencurigakan (seperti bekas kekerasan di tubah korban, Red),” jelas Kapolsek Dewa Gede Putra.

Korban Pekak Tunas berpulang buat selamanya dengan meninggalkan 4 anak dan 5 cucu. Sedangkan istri tercintanya, Ni Luh Kiot, 65, telah mendahului meninggal salah pati, beberapa tahun lalu. Almarhum Luh Kiot tewas di jalan rauya akibat tertabrak kendaraan. 

Putri sulung almarhum, Ni Luh Renggi, menyatakan pihak keluarga tidak memasalahkan kematian tragis ayahnya, Pekak Tunas, yang meninggal mendadak saat ngayah persiapan karya di pura, Selasa kemarin. Menurut Luh Renggi, pihak keluarga sudah menerima peristiwa ini sebagai musibah. Jenazah korban Pekak Tunas pun telah dikuburkan di Setra Desa Pakraman Sengkidu pada Anggara Pon Merakih, Selasa sore.

Jauh sebelum meninggal mendadak akibat serangan jantung, korban Pekak Tunas sempat mengevakuasi jenazah saudaranya, Ni Nengah Lepok, 64, yang meninggal salahpati akibat nyemplung ke sumur, 2 Januari 2012 silam. Kala itu, jasad Nengah Lepok ditemukan dalam sumur setelah menghilang selama 12 hari. 7 k16

Atas musibah itu pihak keluarga korban melalui putri pertamanya Ni Luh Renggi tidak mempermasalahkan, dan merelakan kepergian korban, jasad korban dikuburkan Selasa (29/3) sore.

Komentar