nusabali

Arah Perkembangan Pariwisata Diklaim Membaik

  • www.nusabali.com-arah-perkembangan-pariwisata-diklaim-membaik

BI menilai pengembangan kota cerdas (smart city) dinilai mampu memacu ekonomi bila diterapkan di sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bali. Baru Denpasar menerapkannya.

Smart City Pacu Pertumbuhan Ekonomi
 
DENPASAR, NusaBali
Dalam upaya melakukan tracking pengembangan industri pariwisata sebagai salah satu lapangan usaha yang memberikan andil terbesar dalam perekonomian Bali, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali merilis hasil survei perilaku wisatawan mancanegara (superwisman) guna mengetahui perilaku utama dari wisatawan mancanegara selama berada di Bali.

"Secara keseluruhan hasil superwisman pada Agustus 2015 menunjukkan arah perkembangan pariwisata yang semakin baik dibanding Agustus 2014, ditunjukkan dengan adanya peningkatan penyebaran asal wisman sebagai dampak kebijakan bebas visa, semakin meratanya daerah tujuan wisata, lokasi menginap dan semakin meningkatnya lama tinggal wisman," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati, Selasa (24/5).

Lanjutnya, superwisman dilakukan setiap tahun dalam dua periode yaitu pada Mei yakni saat musim sepi kunjungan (low season) dan Agustus saat musim puncak liburan (high season) dengan melibatkan minimal 1.000 responden melalui kuisioner. Ini dilakukan terhadap wisatawan mancanegara di terminal keberangkatan internasional Bandar Udara Internasional Ngurah Rai saat mereka meninggalkan Bali.

Namun  ada sedikit penurunan preferensi wisatawan yang menginap di hotel berbintang sebesar empat persen pada musim puncak liburan (high season) di bulan Agustus 2015. Akan tetapi, persentase wisman yang menginap di hotel non-bintang pada periode Agustus 2015 justru meningkat sebesar dua persen. Dibandingkan Agustus 2014, kata Dewi, preferensi menginap wisatawan di hotel bintang dan non-bintang pada periode itu mengalami pergeseran.

"Pergeseran preferensi menginap responden ini kemungkinan disebabkan oleh semakin banyaknya suplai hotel non-bintang yang tersebar di semua daerah tujuan wisata," ungkap Dewi.

Selain itu, lama menginap wisatawan mancanegara per wilayah pada Agustus 2015 juga mengalami pergeseran, dimana Kabupaten Jembrana mengalami peningkatan rata-rata lama menginap tertinggi yakni meningkat satu hari (2,50 menjadi 3,50 hari), Badung meningkat 0,56 hari (6,02 menjadi 6,58 hari), Gianyar meningkat 0,36 hari (4,49 menjadi 4,85 hari), Karangasem meningkat 0,08 hari (4,64 menjadi 4,72 hari) dan Buleleng meningkat 0,06 hari (3,34 menjadi 3,40 hari).

Sementara beberapa kabupaten mengalami penurunan yaitu Kabupaten Bangli menurun 2,76 hari (4,67 menjadi 1,91 hari), Tabanan menurun 1,34 hari (3,29 menjadi 1,95 hari), Klungkung (menurun 0,67 hari (3,06 menjadi 2,38 hari) dan Denpasar menurun 0,19 hari (5,39 menjadi 5,20 hari).

Namun demikian, rata-rata lama kunjungan wisman ternyata mengalami peningkatan dari 7,79 hari pada Agustus 2014 menjadi 8,65 hari Agustus 2015. Peningkatan lama menginap ini disumbang oleh wisatawan asal Jepang, Eropa, Australia, Korea Selatan, Malaysia, Singapura.

Sementara dari segi pengeluaran responden yakni pengeluaran makan-minum dan belanja, meningkat sebesar 4 persen dan 3 persen, sedangkan biaya porsi untuk akomodasi mengalami penurunan sebesar 4 persen dibanding periode yang sama di tahun 2014.

BI juga menilai pengembangan kota cerdas (smart city) dinilai mampu memacu ekonomi bila diterapkan di sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bali. Menurut Dewi, pengembangan smart city berpotensi meningkatkan volume transaksi keuangan secara non-tunai. Dengan demikian, semua transaksi akan tercatat dan terdata dengan baik yang akan mendorong peningkatan akurasi penghitungan nilai ekonomi yang mendekati nilai riil.

"Ini akan mendorong volume perdagangan, akses pasar, tumbuhnya wirausaha muda yang memanfaatkan transaksi dalam jaringan lebih luas baik antar daerah dan luar negeri," ujarnya.

Saat ini, baru Denpasar yang menerapkan smart city di Bali, dimana beberapa implementasi yang telah dikembangkan seperti sightseeing, taman pintar, Pro Denpasar (layanan pengaduan dalam jaringan), e-commerce tingkat kecamatan, ATM sampah dan Area Traffic Control System (ATCS) yang memantau kepadatan lalu lintas di Denpasar. Kemudian, dari sisi tata kelola pemerintahan, pengurusan perizinan dan bisnis akan menjadi lebih transparan dan akuntabel karena memanfaatkan teknologi yang lebih efisien.. 7 i

Komentar