nusabali

Sisa Pembakaran Sampah Diterbangkan Angin, Palinggih Merajan Terbakar

  • www.nusabali.com-sisa-pembakaran-sampah-diterbangkan-angin-palinggih-merajan-terbakar

Merajan Dadia Pedharman Ibu Bujangga Waisnawa di Banjar Adat Taman Amerta, Lingkungan/Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Jembrana, diamuk api, Senin (5/10).

NEGARA, NusaBali
Atap palinggih utama yang terbuat dari ijuk dilalap api. Kebakaran dipicu aksi pembakaran sampah di sebelah timur merajan tersebut.

Informasi di lapangan, kebakaran terjadi sekitar pukul 10.30 Wita ini, pertamakali diketahui I Putu Marja, 80. Sebelum kejadian, ia mengaku melihat seorang warga sedang membakar sampah di lokasi pembuangan sampah yang berada sekitar 10 meter di sebelah timur merajan tersebut. Api dari pembakaran sampah di tebing sungai Ijogading itu tiba-tiba membesar. 

Ketika api membesar, sisa-sisa pembakaran sampah berterbangan terbawa angin yang berembus kencang ke arah barat. Salah satu plastik yang terbakar dari pembakaran itu terlihat nyangkut di atap palinggih utama yang terbuat dari ijuk. Dalam sekejap, atap palinggih yang terkena api keluarkan asap. Saksi lantas mengabarkan kepada warga sekitar dan keluarga pangempon merajan tersebut. Warga berusaha melakukan upaya pemadaman dengan alat seadanya, termasuk menyingkirkan plastik sisa pembakaran sampah tersebut.

Ketika petugas pemadam kebakaran tiba, upaya pemadaman langsung difokuskan pada dua titik. Pertama pada lokasi pembakaran sampah, serta bagian ijuk atap palinggih utama merajan yang tetap mengeluarkan asap tersebut. Upaya pemadaman pada ijuk dilakukan dengan penyemprotan biasa. Tetapi asap tetap keluar. Karena khawatir ada sisa api, ijik itu sempat dibongkar. Benar saja, ketika dibongkar, ditemui sumber api di dalam tumpukan ijuk yang akhirnya dibongkar total. 

“Kita sudah curiga kalau apinya memang sudah masuk ke tengah, karena ijuk. Karena terus keluar asap makanya harus dibongkar dulu,” ujar Kepala Kantor Satpol PP Jembrana, I Gusti Ngurah Rai Budhi, yang langsung terjun ke TKP. Kelian Merajan, I Putu Manudipa, 57, mengatakan, merajan yang diusung oleh 300 KK ini, baru saja selesai dibangun. {embangunan dimulai tahun 2013, kemudian dibakuh dan diplaspas tahun 2014 dengan menghabiskan dana sekitar Rp 200 Juta. Rencananya juga akan dilaksanakan Upacara Ngenteg Linggih pada Rahina Purnama Kapat tahun 2016.

Berkaitan dengan peristiwa kebakaran itu, ia mengaku harus melakukan pembersihan secara niskala berupa pacaruan. Termasuk membangun kembali bangunan palinggih utama yang bagian atapnya terpaksa diobrak-abrik karena terkena sisa pembakaran sampah. “Kita harap nantinya, tidak ada lagi pembuangan sampah di timur karena sebenarnya di sana bukanlah tempat membuang sampah,” harap Manudipa yang juga PNS di Bagian Kebudayaan Dinas Dikporaparbud Jembrana ini.

Sementara Kasat Reskrim Polres Jembrana, AKP Gusti Made Sudarma Putra, membenarkan adanya kebakaran sampah yang merembet pada merajan tersebut. Anggota sudah diturunkan untuk melakukan olah TKP. Meski kebakaran pada merajan itu tidak terlalu besar, namun pihak pengusung memperkirakan kerugian material hingga puluhan juta rupiah. “Kebakarannya tidak seberapa, tapi yang kena merajan, makanya rugi banyak,” katanya.

Komentar