nusabali

Warga Geruduk PDAM Kerambitan

  • www.nusabali.com-warga-geruduk-pdam-kerambitan

Krisis air menyebabkan krama beli air mineral untuk minum, sementara urusan MCK terpaksa ke Sungai Yeh Ho.

TABANAN, NusaBali

Puluhan krama Banjar Yeh Malet Kaja, Desa Belumbang, Kecamatan Kerambitan, Tabanan melakukan aksi demo ke PDAM Unit Kerambitan, Selasa (13/9). Warga sampaikan protes karena aliran air ke Banjar Yeh Malet Kaja tak maksimal. Air hanya hidup di malam hari sehingga krama harus begadang menampung air.  

Krama Banjar Yeh Malet Kaja sekitar 35 orang datang ke Kantor PDAM Unit Kerambitan di Banjar Samsaman Alas, Desa Kukuh, Kecamatan Kerambitan, sekitar pukul 10.00 Wita. Pihak PDAM menyambut hangat dan menerima perwakilan warga untuk diajak dialog. Pertemuan warga dengan manajemen PDAM berlangsung sekitar 30 menit. Anggota Polsek Kerambitan turun memantau bahkan mendampingi dialog antara perwakilan krama dengan manajemen.

Kelian Dinas Banjar Yeh Malet Kaja, I Made Muliadi, 41, mengatakan mengantyar warga untuk sampaikan keluhan ke PDAM. Permasalannya, aliran air PDAM ke Banjar Yeh Malet Kaja selalu tersendat. Terlebih saat hari raya, air PDAM mati total. Setiap hari air mulai hidup sekitar pukul 22.00 Wita hingga pagi pukul 05.00 Wita. “Kami begadang menampung air. Siangnya total air mati,” terang Muliadi.

Dikatakan, krisis air yang dialami karma Banjar Yeh Malet Kaja sudah berlangsung sejak 5 bulan lalu. Sebelumnya air sangat lancar mengalir ke perumahan yang menjadi langganan PDAM. Ia menduga sejak adanya penyambungan pipa pelanggan ke Desa Tangguntiti, Kecamatan Selemadeg Timur, aliran air semakin tersendat. “Buat mandi, cuci, kakus, kita ke Sungai Yeh Ho saat tak ada air,” imbuh Muliadi.

Agar air lancer ke pelanggan, krama Yeh Malet Kaja menginginkan ada sebuah empelan (pengaturan air) yang dekat dengan banjarnya. Sebab empelan yang ada saat ini lokasinya jauh yakni di Banjar Tibu Poh, Desa Tibubiu, Kecamatan Kerambitan. Sehlain jauh, aliran itu kurang maksimal karena Banjar Yeh Malet Kaja yang ada di utara Banjar Tibu Poh lokasinya lebih tinggi. “PDAM sudah menyanggupi buat empelan dekat dekat banjar,” tandas Muliadi.

Muliadi menambahkan, pada Minggu (11/9) pihaknya mendatangi ke PDAM Kerambitan agar beri prioritas aliran air ke Banjar Yeh Malet Kaja. Sebab, di kampungnya ada upacata ngaben. PDAM pun telah memenuhi permohonan itu sehingga sejak dua hari ini, krama tak cemas lagi tidak dapat air. “PDAM menutup aliran air ke Banjar Pasut Desa Tibubiu dan Banjar Tegal Temu sehingga aliran air ke banjar kami lancar,” terang Muliadi.

Warga lainnya, I Wayan Gordo, 47, menambahkan, akibat aliran air PDAM tak masimal, kebanyakan warga beli air mineral untuk minum. Sedangkan untuk memasak meminta ke tetangga yang mempunyai sumur. “Pagi biasanya krodit, ketika anak mau sekolah tidak ada air, karena ketiduran menunggu airnya hidup,” ungkap Gordo.

Sementara itu, Kepala Unit PDAM Kerambitan I Gusti Made Sukanada menjelaskan, air PDAM yang mengalir ke Banjar Yeh Malet Kaja tersendat karena ada gangguan pipa dari sumber mata air yang ada di Desa Riang Gede, Kecamatan Penebel, Tabanan. Pipa kemasukan angin yang menyebabkan udara masuk ke pipa karena faktor cuaca. Di samping kebutuhan air saat hari raya yang meningkat. “Pipa di Riang Gede anginan, makanya pemompaan air terganggu,” jelasnya.

Dikatakan, pada hari raya keagamaan, peningkatan keperluan air sehari mencapai 200-300 persen. Hal ini lantaran kerabat, keluarga yang merantau pulang kampung. Diterangkan, pemompaan air ke Banjar Yeh Malet Kaja sudah dilakukan, namun karena lokasinya agak tinggi jadinya susah sampai ke pelanggan. “Pasokan air dengan jumlah pelanggan di Kerambitan cukup. Gangguan terjadi karena pipa anginan,” tandasnya. Pihaknya sudah melakukan perbaikan pipa di Desa Riang Gede. * cr61

Komentar