nusabali

Sendirian Mengajar Melukis Sejak 2009, Sri Wedari Dijuluki Bu Wayang

  • www.nusabali.com-sendirian-mengajar-melukis-sejak-2009-sri-wedari-dijuluki-bu-wayang

Lahir di tengah-tengah lingkungan keluarga pelukis, Ni Wayan Sri Wedari sudah dipercaya sang ayah bantu mengajar melukis Wayang Kamasan di sanggar seni milik ayahnya.

Jurus SMAN 2 Semarapura Lestarikan Lukisan Wayang Kamasan Lewat Kurikulum Sekolah


SEMARAPURA, NusaBali
Melukis Wayang Kamasan sudah menjadi pelajaran wajib bagi para siswa Kelas X sejak SMAN 2 Semarapura, Klungkung menyandang status sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) tahun 2009. Selama itu pula, pelajaran melukis Wayang Kamasan hanya dihandle seorang Guru Seni, Ni Wayan Sri Wedari SSn, 42. Tak heran jika Wayan Sri Wedari kemudian mendapat julukan ‘Bu Wayang’.

Wayan Sri Wedari selama ini memang dikenal sebagai pelukis Wayang Kamasan. Dia merupakan putri dari seniman lukis Wayang Kamasan, I Nyoman Mandra. Kebetulan, perempuan kelahiran 27 November 1974 ini berasal dari Banjar Sangging, Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung. Desa ini merupakan tanah leluhur seni lukis Wayang Kamasan.

Siswa yang selama ini wajib mengikuti pelajaran melukis Wayang Kamasan di SMAN 2 Semarapura adalah mereka yang duduk di Kelas X. Saat ini, ada 304 siswa Kelas X di SMAN 2 Semarapura. Mereka terbagi dalam 10 ruangan kelas. Setiap kelas dapat mata pelajaran melukis Wayan Kulit sepekan  sekali, dengan durasi 2 jam.

Meski harus menghandle 10 kelas seorang diri dalam mengajar melukis Wayang Kamasan, Wayan Sri Wedari tidak mengalami kesulitan berarti. Hanya saja, dia mengakui tidaklah mudah untuk menstranfer ilmu melukis kepada para siswa. Apalagi, siswa langsung melukis menggunakan media kanvas. “Saya berusaha membimbing siswa secara pelan-pelan, agar mereka tidak merasa terbebani,” ungkap Sri Wedari saat ditemui NusaBali di SMAN 2 Semarapura, Rabu (4/10).

Menurut Sri Wedari, banyak siswa yang berbakat dalam bidang melukis, tapi banyak pula yang tidak berbakat. Mereka bahkan tertawa sendiri melihat hasil karya lukisnya, karena sangat jauh dari bentuk yang diinginkan. Bagi Sri Wedari, ini merupakan tantangan dan sekaligus warna-warni dalam mengajar seni lukis di sekolah.

Kendati tidak berbakat, para siswa tetap dengan senang hati mengikuti pelajaran melukis Wayang Kamasan yang diberikan Sri Wedari. “Saking melekatnya bagi siswa kalau saya satu-satunya Guru Seni melukis Wayang Kulit, saya sampai dijuluki ‘Bu Wayang’,” papar Sri Wedari.


Komentar