nusabali

Doa Itu Bius Jiwa

  • www.nusabali.com-doa-itu-bius-jiwa

Menjadikan doa sebagai kekuatan untuk membuat hidup nyaman, itu yang terpenting.

Aryantha Soethama
Pengarang

Kendati Wayan Landuh seorang petani tulen, ia ingin lima anaknya sekolah sampai ke perguruan tinggi. “Agar nasib kalian tidak seperti bapakmu, saban hari diterpa angin dan disetrika terik matahari,” alasannya. Anak-anaknya cuma mendengarkan dengan tekun, tak berani berkomentar. Mereka cuma berkata dalam hati, bagaimana petani miskin yang cuma tamat sekolah dasar itu punya cita-cita begitu tinggi.

Wayan Landuh tampaknya akan berhasil. Ia rajin bertani, berkebun, menanam apa saja yang bisa dijadikan uang untuk biaya sekolah anak-anaknya. Ia memelihara aneka ternak. Isterinya rajin ke pasar, hampir saban hari, menjual hasil sawah dan tegalan. Ongkos hidup memang tidak terlalu mahal ketika itu, di ujung tahun 1980-an. Anak-anak tak pernah merecoki orangtua mereka untuk beli pulsa.

Wayan Landuh akan mulai menuai hasil ketika anaknya yang sulung sedang menyusun skripsi. Tapi ia terserang kanker lever. Dokter memperkirakan usianya tak lebih dari setahun. Ia pernah muntah darah, tapi tak pernah ia bercerita kepada siapapun. Sudah separah itu. Namun pada akhirnya keluarga harus tahu. Anak-anaknya sangat bersedih, ayah yang ulet itu harus berumur pendek.

Karena tak punya biaya untuk berobat, anak-anak memutuskan menjual tanah garapan yang kurang dari 50 are itu. Tapi, dokter yang merawat Wayan menyarankan, “Sebaiknya jangan menjual tanah. Bapak kalian tak akan sembuh, hanya buang-buang biaya merawatnya. Sebaiknya sawah itu dijual untuk keperluan sekolah kalian.”

Anak-anak dan ibu tercengang. “Kami harus melakukan sesuatu Dok, untuk menolong ayah kami,” jelas Si Sulung. “Apa yang bisa kami lakukan?”
“Berdoa sajalah. Doa bisa mendatangkan mukjizat, tapi yang terpenting doa menghadirkan ketenangan,” ujar dokter itu. Si Sulung tercenung, tumben ia menyaksikan dokter sebijak itu. “Sepantasnya dokter ini jadi pemuka agama saja,” pikir Si Sulung.

Selanjutnya...

Komentar