nusabali

Alumni Kemah Budaya Pentaskan Rama Sinta

  • www.nusabali.com-alumni-kemah-budaya-pentaskan-rama-sinta

Cerita yang diadopsi dari epos Ramayana ini dikemas dengan perpaduan musik, puisi, tari, teater hingga seni rupa

TABANAN, NusaBali

Para siswa peserta Kemah Budaya tahun 2016 menyajikan pertunjukan apik di Lapangan Alit Saputra, Banjar Dangin Carik, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan, Sabtu (19/11) malam. Mereka tampil sepanggung dengan artis tenar Bali hingga ibukota. Ini menjadi luapan ‘emosi’ 49 siswa yang digembleng selama 6 hari di bumi perkemahan Pura Luhur Srijong, Desa Soka, Kecamatan Selemadeg, Tabanan. Ekspresi kegemberiaan itu diluapkan melalui fragmen tari Rama Sinta.

Rama Sinta yang diadopsi dari epos Ramayana ini dikemas dalam perpaduan musik, puisi, tari, teater hingga seni rupa. Dengan perpaduan berbagai bentuk kesenian itu, mereka menyuguhkan fragmen penculikan Dewi Sita yang berakhir dengan gugurnya Rahwana di tangan Rama dibantu Hanoman. Pementasan ini mereka siapkan hanya dalam kurun waktu tiga hari. Semangat juang yang tinggi dan di bawah arahan mentor mulai Sawung Jabo, Ayu Weda, perupa Putu ’Liong’ Sutawijaya, dan kartunis Jango Pramartha, puluhan siswa SMA/SMK pilihan ini mampu menuntaskan aksinya dengan gemilang.

Pementasan mereka tak seperti sendratari pada umumnya. Busana yang mereka kenakan serba hitam. Hanya pada tokoh tertentu mereka gunakan topeng untuk menggambarkan karakter tokoh yang dimainkan. Penonton tampak menikmati pertunjukkan itu, terlebih mereka sudah familiar dengan jalan cerita dari kisah penculikan Dewi Sinta oleh Dasamuka. Sentuhan, musik, teater, dan seni rupa menjadi pembeda rasa dari pementasan itu. “Ada nilai lebih dari cara mereka menyajikan cerita,” puji salah seorang penonton, Angga.

Setelah menampilkan fragmen tari, para siswa peserta Kemah Budaya 2016 ini masih menggila dengan olah gerak, lagu hingga elektra dance. Sampai akhirnya mereka menuntaskan aksi dengan lagu yang juga tema kemah Budaya yakni ‘Menjadi Matahari’. Lagu ini karya cipta Boping Suryadi. Sementara sebagai pembuka, para peserta Kemah Budaya tahun 2016 ini membawakan lagu mars Kemah Budaya. Lagu ini menyentuh hati dengan lirik ‘batis napakin bumi, lima nyujuh angkasa’. Ini merupakan kalimat ambigu yang mengandung makna, mengejar cita-cita setinggi langit namun tetap rendah hati.

Malam Pentas Budaya ini juga dimeriahkan Komunitas Prana dengan Sandrayati Ubud. Tak ketinggalan Brigthsize, trio band asal Jogjakarta yang tengah naik daun. Gitaris Brigthsize merupakan putra asli Tabanan asal Desa Belalang, Kediri yakni Angga. Angga sengaja pulang kampung untuk ikut mengisi acara Kemah Budaya tahun 2016.

Kemah Budaya 2016 dan malam pentas budaya ditutup secara resmi oleh Sekretaris Kabupaten Tabanan I Nyoman Wirna Ariwangsa. Wirna memuji para peserta Kemah Budaya yang setia mengikuti workshop selama 5 hari. Mentor yang dihadirkan yakni Sawung Jabo, Ayu Weda, perupa Putu Liong Sutawijaya, kartunis Kadek Jango Pramarta, dan sederet seniman Bali lainnya. Puncak pentas budaya malam itu dipungkasi penampilan 4WD. * k21

Komentar