nusabali

Seratusan Anjing dan Kucing ‘Dimandulkan’

  • www.nusabali.com-seratusan-anjing-dan-kucing-dimandulkan

“Bila ada masyarakat yang sudah tidak menghendaki memelihara banyak anjing, kita larang melakukan pengeliaran dan meminta supaya disterilisasi” (Kadisnakanlut Denpasar, AA Gde Bayu Brahmasta)

DENPASAR, NusaBali
Upaya menekan penyebaran virus rabies tak cukup sebatas vaksinasi semata. Hewan Penebar Rabies (HPR) seperti anjing dan kucing ini juga perlu disterilisasi. Proses sterilisasi ini dilakukan guna membuat hewan tersebut tidak bisa beranak dan tidak bisa membuahi lagi. Tujuannya, adalah untuk mengontrol populasi hewan-hewan tersebut.

Seperti dilakukan oleh Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Denpasar yang menggandeng Yayasan Seva Bhuana, Kamis (24/11) bertempat di Lapangan Lumintang Denpasar.

Kadisnakanlut Denpasar, AA Gde Bayu Brahmasta didampingi Kabid Produksi Peternakan IGA Ngurah Raini ditemui disela-sela sterilisasi mengatakan, hewan peliharaan yang telah divaksinasi di Kota Denpasar telah mencapai angka 5.500 ekor. "Selama ini Pemkot Denpasar gencar menekan penyebaran virus rabies secara bertahap mulai di tingkat banjar," jelasnya.

Sementara terkait sterilisasi, menurut Bayu merupakan suatu upaya pengendalian populasi hewan peliharaan. Sterilisasi dilakukan untuk hewan jantan dengan mengangkat testisnya dan Kastrasi untuk hewan betina dengan pengangkatan organ reproduksi (ovarium, saluran telur, rahim).

"Bila ada masyarakat yang sudah tidak menghendaki memelihara banyak anjing, kita larang melakukan pengeliaran dan meminta supaya disterilisasi. Semua ini terkait karena kalau hewan peliharaan terawat dengan baik otomatis risiko terkena rabies juga akan kecil," ujarnya.

Lebih lanjut Bayu Brahmasta mengatakan, kegiatan Sterilisasi dan Kastrasi ini diperuntukkan bagi anjing dan kucing lokal. Saat ini, telah telah terdaftar 128 ekor anjing dan peliharaan. Seratusan anjing dan kucing ini akan ditangani secara bertahap selama 4 hari, mulai 24 sampai 25 November dan dilanjutkan kembali pada 1 dan 2 Desember 2016. Per harinya, dilakukan tindakan terhadap 40 ekor. Namun demikian, hewan peliharaan yang telah disterilisasi dan kastrasi mungkin saja memiliki bibit bagus yang potensial. Untuk itulah Pemkot  bekerjasama dengan Universitas Udayana melakukan penelitian serta seleksi dengan mengambil sampel testis hewan jantan yang akan diteliti spermanya. "Jika memiliki kualitas bagus akan dikembangbiakan melalui inseminasi buatan,"ujar AA Gde Bayu Brahmasta.

Ditambahkan, Drh Komang Yogie Suryana Putra dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, masyarakat saat ini cenderung mengubur hewan peliharaannya yang telah mati. Padahal apabila anjing tersebut ras unggul masih bisa dimanfaatkan dengan diteliti testis dan diseleksi spermanya untuk dikembangbiakan melalui inseminasi buatan. "Tujuan dari tindakan ini tentu saja agar dapat menghasilkan anakan dengan genetika yang serupa," ujar Drh Komang Yogie Suryana Putra.

Salah satu warga kota, Wayan Naya melihat kegiatan ini sangat bagus dalam memberikan pemahaman bagi masyarakat untuk memperlakukan hewan kesayangannya. "Sebelumnya saya telah mengikuti kegiatan serupa di banjar, apalagi ini gratis dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan untuk tindakan sama ditempat lain. Saya harap kegiatan ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan," ujar Wayan Naya. * nvi

Komentar