nusabali

Dua Petani Tewas Gantung Diri

  • www.nusabali.com-dua-petani-tewas-gantung-diri

Korban sempat berkeluhkesah dengan istrinya karena tidak bisa melaksanakan piodalan di sanggah.

GIANYAR, NusaBali

Sejak Januari hingga awal Desember 2016, sedikitnya 17 warga di Gianyar tewas karena bunuh diri. Bunuh diri dilakukan dengan beberapa modus, antara lain gantung diri, menenggak racun, dan lainnya. Dari belasan itu, diantaranya dua petani diketahui bunuh diri dengan cara gantung diri, Kamis (1/12). Mereka adalah Sang Made Arka,64, petani asal Banjar Denjalan, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati. Satunya lagi, I Made Lages,70, petani asal Banjar Saraseda, Desa/Kecamatan Tampaksiring. 

Informasi yang terhimpun, untuk kasus Sang Made Arka, sekitar pukul 05.30 Wita, Dewa Made Kamar,51, kerabat korban, bangun tidur untuk bersiap ke banjar karena ada kegiatan adat. Dewa Kamar kembali ke rumah pukul 06.00 Wita, dan kaget melihat korban sudah tergantung di gudang belakang dapur. Mendapati kondisi tersebut, Ia membangunkan keluarga lain yang masih tidur.

Bersama keluarga lain, Dewa Kamar menurunkan korban yang tergantung menggunakan dua buah selendang warna hitam dan putih. Pihak keluarga melaporkan kasus tersebut kepada kelian dusun dan pihak kepolisian.

Sebelum gantung diri, korban sempat menulis surat wasiat pada kertas amplop putih dengan tulisan "De, tanem yang delod Aji Geriane. Di lemarine ade telu buku tabungan. De sebet. Suksma" (De, kubur saya di selatan Aji Geria. Di almari ada 3 buku tabungan. Jangan sedih. Terima kasih).

Kapolsek Sukawati AKP Wayan Wisnawa MSi mengatakan, atas kasus itu, pihaknya melakukan olah TKP. Ia juga mendatangkan dr Bagus Sugamia dari Puskesmas Sukawati II untu melakukan visum luar. Korban diperkirakan sudah meninggal sekitar 4 jam sebelumnya. Dari alat kelamin korban keluar air mani, dari dubur keluar darah dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Pihak keluarga menyatakan korban memiliki riwayat sakit ambaien, beberapa minggu lalu telah menjalani operasi di RS swasta Celuk, Sukawati.

Sedangkan bunuh diri Made Lages, bermula sekitar pukul 14.30 Wita, Lages ke kandang sapi hendak mencari pakan ternak. Namun hingga pukul 18.00 Wita, ia belum pulang. Istri korban Ni Made Wedri,62, pun khawatir, kemudian meminta anaknya, Made Mula, mencari korban. Namun yang dilihatnya, korban tergantung pada bambu yang melintang di bagian plafon pondoknya. Mula langsung meminta tolong kerabat untuk membantu menurunkan korban. Sempat dibawa ke klinik, namun nyawa korban tak tertolong.

Kapolsek Tegallalang AKP I Gde Sudyatmaja menyampaikan, dari hasil olah TKP, korban tergantung menggunakan tali plastik 1,5 meter.Dari hasil pemeriksaan dokter piket Klinik Ana dr Kadek Novira, pada tubuh korban tidak ditemukan adanya tanda kekerasan, ada bekas jeratan pada leher.

Disampaikan, korban sekitar 5 hari lalu sempet berkeluhkesah dengan istrinya karena sampai sekarang tidak bisa melaksanakan piodalan di sanggahnya. Masalah itu diduga jadi beban pada korban. Karena korban meninggal gantung diri (mati salah pati), sesuai pararem adat setempat, korban tidak boleh dibawa pulang ke rumah. Jenazah korban langsung dikubur di Setra Pakraman Saraseda.

Smentara itu, Kabagops Polres Gianyar Kompol Ketut Dana saat di temui di Mapolres Gianyar, Kamis (1/12), mengatakan bedasarkan data di Polres Gianyar, kasus bunuh diri terbanyak yakni 4 kasus ada di wilayah Ubud, disusul Sukawati 3 kasus, dan sisanya tersebar  di kecamatan lain. ‘’Sampai awal tahun 2016, hanya di Kecamatan Gianyar, masih nihil kasus bunuh diri,’’ujarnya. * cr62

Komentar