nusabali

UMKM Bali Belum Total Garap Wisatawan

  • www.nusabali.com-umkm-bali-belum-total-garap-wisatawan

Dari 12 juta kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara di Pulau Dewata, hanya 50 persen souvenir dipenuhi UMKM dari Bali.

DENPASAR, NusaBali

Potensi pariwisata di Bali yang berhasil menyedot jutaan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, belum dimanfaatkan secara optimal oleh pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) Pulau Seribu Pura. Padahal dipastikan setiap wisatawan selalu belanja souvenir khas dari Bali.  Dari data yang dimiliki Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali,  hanya 50 persen souvenir yang dibeli berasal dari UMKM Bali.

“Namanya pariwisata, yang berkunjung dip[astikan memerlukan souvenir. Sayangnya dari 12 juta wisatawan pada 2015, (souvenir) yang bisa dipenuhi baru 50 persen. Sebanyak 30 persen lainnya dari Jawa Tengah, dan sisanya dari daerah lain, termasuk dari China,” papar Ketut Rai Sukarta, Kepala Bidang UKM Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali.

Temuan mencengangkan, sekaligus  pemberi harapan bagi pelaku UMKM di Bali itu diutarakan Rai Sukarta dalam sarasehan UKM/UMKM yang diselenggarakan DPD Perkumpulan Wirausaha Perempuan (Perwira) Bali di Gedung Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) di Jalan Sesetan Denpasar, Selasa (6/12). “Ini semestinya yang harus bisa dimanfaatkan oleh pelaku UMKM di Bali. Peluang yang ada masih sangat besar,” pesan Rai Sukarta.

Peluang itu semakin terasa menjanjikan, kata Rai Sukarta. Pasalnya Pemprov Bali sudah mencanangkan target wisatawan mancanegara dan domestik di angka 20 juta wisatawan. “Jika tahun 2019 tingkat kunjungannya 20 juta orang, ini akan menjadi peluang yang sangat besar.  Semoga ini bisa menjadi inspirasi bagi pelaku UMKM di Bali,” kata Rai Sukarta.

UMKM sendiri disebut sangat berperan bagi perekonomian  Bali.  Tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari nasional, dan tingkat inflasi yang lebih rendah dari nasional disebut-sebut sebagai peran dunia pariwisata dan industri kecilnya. Penilaian ini disampaikan oleh akademisi Universitas Udayana, Prof Wayan Ramantha.  Mantan Dekan Fakultas Ekonomi Unud itu pun memuji peran wirausaha Bali yang mayoritas perempuan.  “Bali ditunjang oleh industri kecil dan yang banyak berperan adalah wanita wirausahawan wanita,” puji Ramantha.

Untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, Ramantha berpesan agar sektor UKM tetap dikembangkan. “Dengan demikian maka Perwira harus berperan,” sebut Ramantha dalam sarasehan yang dihadiri pelaku UMKM, asosiasi, PKK, mahasiswa dan pelajar  yang didominasi kaum perempuan tersebut.

Menanggapi harapan tersebut Ketua DPD Perwira Bali, AA Putri Puspawati, menyatakan diadakannya sarasehan yang bekerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaaan tersebut dimaksudkan untuk melahirkan wirausaha baru. “Sarasehan ini akan kami rumuskan. Jadi tidak berhenti di sini,” tegas AA Putri Puspawati.

Selain itu pengusaha handicraft ini menyebutkan bahwa menghadapi diberlakukannya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN),  pelaku UMKM harus bergandengan tangan. “Tetangga kita bukan pesaing kita, karena pesaing kita adalah Negara lain,” ujarnya.

MEA, lanjut AA Putri Puspawati, mungkin sudah dipahami oleh anggota perkumpulan wirausaha perempuan tersebut, namun di khalayak umum diakui masih harus terus disosialisasikan terkait tantangan yang dihadapi. “Perwira Bali punya tugas berat menumbuhkan UMKM. Bagaimana yang belum, bisa menjadi UMKM. Sedangkan bagi yang sudah menjalani UMKM, bagaimana caranya meningkatkan networking,” lanjutnya.

Harapan lahirnya wirausaha baru itu sebelumnya juga diungkapkan oleh Kepala Dinas Kopeasi dan UKM Nyoman Dewa Patra yang membuka sarasehan. “Dengan sarasehan ini diharapkan dapat memcahkan masalah yang dihadapi dan melahirkan wirausaha baru di era MEA,” kata Patra. Sarasehan ini juga menampilkan pembicara Sri Wahyuningsih, Kepala Departemen Pemasaran dan Kepesertaan BPJS, yang juga Kepala Bidang UKM DPD Perwira Bali. *mao

Komentar