nusabali

Menghilang 10 Hari, Ditemukan Tewas Membusuk di Dasar Jurang

  • www.nusabali.com-menghilang-10-hari-ditemukan-tewas-membusuk-di-dasar-jurang

Sehari sebelum menghilang sampai kemudian tewas membusuk di dasar jurang, korban Ni Nengah Rena sempat linglung dan ditemukan telantar di jalan oleh putrinya, Ni Luh Suriatni, 4 Desember 2016

Kematian Tragis Ni Nengah Rena, Nenek Renta 81 Tahun asal Desa Tegallinggah, Karangasem


AMLAPURA, NusaBali
Setelah menghilang selama 10 hari, seorang nenek renta asal Banjar/Desa Tegallinggah, Kecamatan Karangasem, Ni Nengah Rena, 81, ditemukan tewas membusuk, Rabu (14/12) siang. Jasad Dadong (Nenek) Nengah Rena ditemukan tergeletak di dasar jurang Sungai Songan, Desa Tegallinggah.

Jurang Sungai Songan di mana jasad Dadong Nengah Rena ditemukan tergeletak ini berada sekitar 2 kilometer sebelah utara rumah korban. Lokasi TKP tersebut selama ini jarang dilalui warga. Adalah I Nengah Gunawa, 38, seorang warga Banjar/Desa Tegallinggah, yang tanpa sengaja menemukan jasad korban Dadong Nengah Rena tergeletak di jurang Sungai Songan, Rabu siang sekitar pukul 12.00 Wita.

Ketika itu, saksi Nengah Gunawa yang asal satu kampung dengan korban, awalnya mencium bau busuk sehabis menebang bambu di tebing tegalannya. Begitu menengok ke arah bawah (dasar jurang), saksi Nengah Gunawa menemukan ada sosok mayat tergeletak yang dalam kondisi membusuk dan menebar bau busuk. Setelah diamati secara seksama, sosok mayat tersebut ternyata Dadong Nengah Rena, nenek renta berusia 81 tahun yang sebelumnya dilaporkan menghilang sejak 5 Desember 2016 siang pukul 14.00 Wita.

Ketika ditemukan tergeletak di dasar jurang, mayat Dadong Rena dalam posisi kedua kaki menekuk, sementara betis kanan sudah patah. Nenek yang sudah pikun ini masih mengenakan kain Endek warna merah dan baju warna ungu. Saksi Nengah Gunawa pun langsung bisa mengenali korban dari pakaian yang dikenakannya.

Saksi Gunawa kemudian menyampaikan temuan heboh di dasar jurang ini kepada salah seorang putra korban, I Wayan Sudanta, 46. Selanjutnya, Wayan Sudanta melaporkan kasus ini ke Mapolsek Karangasem. Begitu mendapat laporan, jajaran Polsek Karangasem langsung berkoordinasi dengan petugas Basarnas Pos SAR Karangasem, untuk bersama-sama melakukan evakuasi korban Dadong Rena dari dasar jurang.

Bukan hanya petugas Basarnas, kepolisian, dan keluarga Dadong Rena yang terjun ke jurang Sungai Songan untuk mengevakuasi mayat korban. Kepala Desa (Perbekel) Tegalinggah, I Gede Sudiarsa, juga ikut terjun bersama puluhan warga. Petugas gabungan dan warga setempat melakukan evakuasi mayat korban melalui jalur yang licin di bawah guyuran hujan lebat.

Untuk menuju lokasi TKP di mana mayat Dadong Rena tergeletak, harus melintasi medan yang curam. Ketika mengevakuasi jasad Dadong Rena yang sudah terbungkus plastik kuning dari dasar jurang, pun terpaksa dilakukan dengan cara diseret. Sebab, tidak memungkinkan untuk evakuasi gunakan tandu.

Setelah sampai di atas (tegalan warga), jasad korban Dadong Rena kemudian diantar ke RSUD Karangasem menggunakan ambulans DK 9604 S. Selanjutnya, dilakukan serah terima jenazah korban dari petugas Basarnas yang dipimpin Kepala Pos SAR Karangasem, Ida Bagus Surya Wirawan, kepada aparat kepolisian untuk proses identifikasi di Polres Karangasem. Petugas kepolisian yang dipimpin Kapolsek Karangasem, Kompol I Gede Wali, lanjut melakukan visum.

Usai divisum, jasad Dadong Rena diserahkan pihak kepolisian kepada keluarga korban, yang diwakili Wayan Sudanta. Jenazah korban pun langsung dibawa pulang untuk selanjutnya dikuburkan di Setra Desa Pakraman Tegallinggah, Rabu sore.

Korban Dadong Rena berpulang buat selamanya dengan meninggalkan 9 anak, 21 cucu, dan 14 cicit. Nenek pikun ini sudah lama menjanda pasca ditinggal mati suaminya. Selama ini, Dadong Rena lebih banyak diam di rumah dan hanya jalan-jalan di seputar kediamannya di Banjar/Desa Tegallinggah.

Namun, Dadong Rena dilaporkan menghilang dari rumahnya, sejak 5 Desember 2016 siang. Diduga kuat, korban Dadong Rena tersesat dan tidak tahu jalan pulang ketika jalan-jalan cukup jauh dari rumahnya. Neneg berusia 81 tahun ini pun diperkirakan ter[peleset jatuh di jurang yang jarang dilalui orang, yang berjarak sekitar 2 kilometer arah utara rumahnya.

Terungkap, sehari sebelum menghilang dari rumahnya, korban Dadong Rena sempat linglung dan telantar di jalan, 4 Desember 2016 lalu. Kala itu, Dadong Rena ditemukan salah seorang putrinya, Ni Luh Suriatni, di tengah jalan. Namun, sehari kemudian, nenek berusia 81 tahun berperawakan kurus dengan rambut putih ini kembali menghilang dari rumah.

Selama Dadong Rena menghilang, pihak keluarga sempat menempuh upaya niskala ngewacakang (menanyakan ke orang pintar). Bahkan, pihak keluarga sampai enam kali ngewacakang. Berdasarkan petunjuk niskala yang disampaikan orang pintar, pihak keluarga disarankan agar terus melakukan pencarian.

Sejak menghilang 10 hari sebelum kemudian ditemukan tewas membusuk, pihak keluarga terus melakukan upaya pencarian ke berbagai lokasi. “Pencarian ibu saya juga dilakukan di Lingkungan Karang Cermen, Desa Tegallinggah. Sebab, almarhum sempat terlihat di wilayah itu. Ternyata, ibu saya ditemukan di jurang Sungai Songan,” jelas Wayan Sudanta, yang merupakan anak ke-9 dari korban Dadong Rena. * k16

Komentar