nusabali

Remas Payudara Siswi, Oknum Guru Dipolisikan

  • www.nusabali.com-remas-payudara-siswi-oknum-guru-dipolisikan

Seorang guru perempuan di SMKN 2 Singaraja, Luh Su, dilaporkan salah satu orangtua siswa ke Mapolres Buleleng, Jumat siang.

SINGARAJA, NusaBali
Oknum guru Luh Su dipolisikan atas dugaan melecehkan salah seorang siswi Kelas X Jurusan Tata Boga, Kadek AA, dengan meremas payudaranya.

Laporan ke Mapolres Buleleng di Singaraja, Jumat siang, dilakukan orangtua Dek AA, yakni I Nyoman Kartika. Dia melaporkan kasus ini, setelah putrinya mengaku diperlakukan tidak wajar oleh oknum guru Luh Su, yakni payudaranya diremas di hadapan banyak orang.

Kejadian tersebut bermula Kamis (8/12) lalu, kedika Dek AA bolos dari sekolah bersama dua temannya. Mereka bolos dan pergi ke SMKN 3 Singaraja untuk menonton pameran otomotif. Mereka dapat masuk ke arena pameran otomotif tersebut, dengan menggunakan seragam SMKN 3 Singaraja yang dipinjamnya dari teman-temannya di sekolah itu.

Nah, kebohongan tersebut diketahui oleh OSIS SMKN 3 Singaraja, sehingga Dek AA cs dilaporkan kepada guru setempat. Ketiga siswi SMKN 2 Singaraja yang menyamar ini lalu dipanggil ke Runag Guru SMKN 3 Singaraja. Beberapa lama kemudian, mereka dijemput oleh guru SMKN 2 Singaraja dan diajak kembali ke sekolah asalnya.

Namun, baru saja sampai di depan SMKN 2 Singaraja, Dek AA langsung diserang oknum guru Luh Su dengan meremas payudaranya. Aksi tersebut diikuti dengan kata-kata ‘ane kene-kene lakar ilonin (yang begini mau dibela. Red)?’ Selanjutnya, Dek AA dan dua rekannya dibawa ke lapangan dan diumumkan di hadapan 1.500 siswa SMKN 2 Singaraja.

Dalam pengadilan itu, banyak teriakan menyakitkan dari teman-teman sekolah yang sempat diterima Dek AA cs. “Katanya anak saya dibilang penghianat, sampai disuruh menelanjanginya di depan banyak orang. Anak saya sampai depresi dan sekarang terus minta pindah sekolah,” jelas ayah Dek AA, Nyoman Kartika, usai melapor ke Mapolres Buleleng, Jumat kemarin.

Menurut Kartika, dirinya juga sempat datang ke SMKN 2 Singaraja, Sabtu (9/12), karena oleh kepala sekolah dan guru-guru setempat. Kala itu, Kartika mengaku sempat meminta maaf dan pembinaan atas kelakuan putrinya. Namun, dari pemanggilan tersebut, Kartika mendapatkan keputusan bahwa anaknya diserahkan pihak sekolah kepada orangtua. “Seharusnya sekolah kan membina dulu, karena ini kesalahan anak saya pertama kalinya,” sesal Kartika.

Sementara itu, Dek AA mengaku tidak ingin lagi bersekolah di SMKN 2 Singaraja. Dia mengaku trauma dengan perlakuan guru dan semua warga sekolah yang sempat mencemoohnya. “Saya terus meminta kepada bapak untuk pindah ke sekolah lain saja,” tutur Dek AA, yang kemarin ikut dengan ayahnya melapor ke Mapolres Buleleng.

Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Jumat kemarin, Kabag Humas Polres Buleleng, AKP Nyoman Suartika, membenarkan adanya laporan orangtua siswa terkait anaknya yang dilecehkan guru. Laporan tersebut bernomor LP 268/XII/2016/Bali/RES BULELENG. “Kasus ini sednag ditangani lebih lanjut dan dihandle oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Buleleng,” tandas AKP Suartika.

Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, I Gede Suyasa, mengakui pihaknya sudah mendengar kejadian di SMKN 2 Singaraja tersebut. Dari hasil koordinasi sementara dengan Kepala Sekolah (Kasek) SMKN 2 Singaraja, terungkap aksi remas payudara yang dilakukan oknum guru Luh Su merupakan bagian dari tindakan pemeriksaan. Sebab, sebelumnya ada lima siswi lainnya yang melanggar peraturan dengan membawa HP ke sekolah dan ternyata disembunyikan di payudaranya.

“Tindakan itu (remas payudara, red) yang tidak dapat diterima siswi yang bersangkutan,” ujar Gede Suyasa di Singaraja, Jumat kemarin. Terkait masalah pemecatan sissi Dek AA, Suyasa mengaku belum mengetahui hal tersebut. Pihaknya akan mencari penjelasan masalah ini, Senin (19/12) depan, dengan memanggil Kasek SMKN 2 Singaraja dan oknum guru Luh Su. “Kita ingin tahu, apakah memang anak ini sering bermaslah di sekolahnya, sehingga tidak ada toleransi atau kebijakan lainnya?” jelas Suyasa. * k23

Komentar