nusabali

5 Kandidat Sekda Jembrana Sudah Siap Mental

  • www.nusabali.com-5-kandidat-sekda-jembrana-sudah-siap-mental

Lima kandidat Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jembrana akan menjalani uji kompetensi oleh Tim Panitia Seleksi (Pansel), 27-29 Desember 2016 ini, untuk berebut kursi nomor satu jajaran birokrasi di Gumi Makepung.

NEGARA, NusaBali

Para kandidat menyatakan siap menerima apa pun nantinya keputusan Bupati Jembrana, I Putu Artha. Kelima kandidat Sekda Jembrana yang dinyatakan lolos seleksi administrasi dan lanjut akan menjalani uji kompetensi, mulai Selasa (27/12) ini, masing-masing I Made Sudiada SH MH, 56 (kini menjabat Asisten I Setdakab Jembrana), Drs I Gusti Putu Mertadana MSi, 58 (kini menjabat Kadis Pekerjaan Umum Jmbrana), Drs I Ketut Wiaspada, 57 (kini menjabat Kadis Pendaftaran Kependudukan dan Catatan Sipil Jembrana), I Gusti Ngurah Bagus Putra Riyadi SH MSi, 52 (kini Kadis Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi Jembrana), dan Ir Made Dwi Maharimbawa MSi, 51 (kini Kadis Kehutanan, Perikatan, Kelauatan Jembrana).

Dari uji kompetensi yang digelar selama tiga hari, 27-29 Desember 2016, nantinya akan dilakukan perankingan hingga ditentukan 3 besar kandidat Sekda Jembrana. Perankingan akan dilakukan Tim Asesor dari Jakarta dan Tim Pansel yang diketuai I Made Gunadnya. Nah, yang lolos 3 besar akan langsung diserahkan kepada Bupati Putu Artha, untuk selanjutnya dipilih salah satunyta sebagai Sekda Jembrana. Bahkan, Sekda Jembrana terpilih ditarget sudah dilantik, 30 Desember 2016.

Para kandidat Sekda Jembrana menyatakan sudah siap berkompetisi melalui uji kompetisi di Pansel. Mereka pun siap menerima keputusan akhir Bupati Jembrana. Penegasan ini, antara lain, disampaikan Made Sudiada saat dihubungi NusaBali di Negara, Minggu (25/12). Sudiada sendiri mengaku tidak ada persiapan khusus, namun intinya telah sangat siap secara secara jasmani dan rohani dalam mengikuti uji kompetensi.

“Persiapan standar saja. Ya, paling menjaga kesehatan, biar bisa mengikuti tes nanti. Ada psikotes, ada membuat proposal, ada pula wawancara. Apa pun nanti hasil tesnya, keputusan Pansel dan Pak Bupati, itu yang terbaik. Saya terima saja,” ujar birokrat kelahiran 12 Desember 1960 asal Desa Asahduren, Kecamatan Pekutatan, Jembrana yang belakangan santer disebut-sebut sebagai kandidat terkuat sebagai Sekda Jembrana ini.

Sedangkan I Gusti Putu Mertadana, birokrat lainnya yang belakangan juga disebut sebagai salah satu kandidat terkuat sebagai Sekda Jembrana, enggan memberikan komentar mengenai kesiapan maupun harapan dalam proses seleksi. Yang jelas, kandidat paling senior ini menegskan dirinya siap mengikuti arus. “Saya santai saja. Lihat saja nanti hasilnya,” tandas birokrat kelahiran 31 Desember 1958 asal Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, Jembrana ini.

Paparan hampir senada juga disampaikan Ketut Wiaspada, yang kini duduk sebagai Kadis Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Jembrana. Menurut Wiaspada, persiapan yang dilakukan jelas uji kompetensi biasa-biasa saja. Wiaspada mengaku tergerak ikut seleksi pemilihan jabatan tertinggi pratama (Sekda Jembrana) lebih karena rasa tanggung jawabnya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).

Sebagai ASN, kata Wiaspada, mereka yang sudah memenuhi persyaratan harus ikut bersaing dalam seleksi yang dibarengi dengan tes untuk menakar kemapuan. “Yang dicari juga tidak main-main. Sekda itu kan perpanjangan kaki dan tangan Bupati,” tegas birokrat kelahiran 31 Desember 1959 asal Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana ini.

Ditambahkan Wiaspada, dalam pemubukaan rekrutmen Sekda Jembrana kali ini, semua pejabat yang memenuhi syarat sudah mendapatkan pembertahuan. Sesuai harapan Bupati Putu Artha, diharapkan semua dapat ikut seleksi. “Kalau masalah hasil, itu belakangan. Siapa pun nanti yang diberikan kepercayaan, kita harus ikuti. Kalau dicari keneh (niat), sebenarnya malu. Tapi, masa ada pejabat tidak berani? Ini lebih ke tanggung jawab sebagai ASN. Makanya, saya sendiri cukup menyayangkan kalau ada yang pejabat memang memenuhi syarat, tapi tidak ikut bersaing,” papar Wiaspada.

Sementara itu, kandidat lainnya seperti I Gusti Ngurah Bagus Putra Riyadi juga merasa terpanggil mengikuti seleksi Sekda Jembrana, karena memang telah memenuhi syarat. Masalah terpilih atau tidak, itu urusan belakangan. “Nanti keputusan tetap di tangan Bupati. Bagaimana loyalitas, persyaratan melamar memenuhi, ya saya melamar. Sebagai abdi negara, harus siap melakankan tugas. Jabatan hanya amanah. Kalau diberikan kepercayaan, saya jalankan dengan baik,” ujar birokrat asal Puri Pacekan Jembrana kelahiran 6 Mei 1964 ini.

Sebaliknya, kandidat termuda dalam seleksi calon Sekda Jembrana, I Made Dwi Maharimbawa, mengatakan pejabat sekelas Eselon II memang diharapkan bisa mengikuti seleksi untuk mencari perpanjangan kaki dan tangan Bupati. Pasalnya, Bupati ingin memilih yang terbaik dari sisi aturan, loyalitas, dan integritas di antara semua pejabat yang memenuhi syarat untuk dipilih jadi Sekda. “Perkara lolos seleksi atau tidak, itu bukan masalah utama,” jelas birokrat berusia 51 tahun kelahiran 24 September 1965 ini.

Dalam menghadapi seleksi calon Sekda Jembrana, Dwi Maharimbawa berprinsip selalu optimistis. Tidak ada persipan khusus, namun dirinya berusaha melakukan lobi semapuannya dalam menjalan kinerja. “Lobi yang bekerja sesuai tugas masing-masing. Tunjukkan dengan kinerja, sebagai bentuk pengabdian. Soal tua atau muda, saya rasa tidak berpengerauh,” papar birokrat asal Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana yang menjabat Kepala Dinas Kehutanan, Perikanan, Kelautan Jembrana sejak 6 Februasi 2012 ini. * ode

Komentar