nusabali

Rumahnya Diterjang Air Bah, Ibu Lumpuh Tewas Terseret ke Laut

  • www.nusabali.com-rumahnya-diterjang-air-bah-ibu-lumpuh-tewas-terseret-ke-laut

Seorang perempuan lumpuh di Banjar Beluhu Kangin, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Karangasem, Ni Made Suitriyani, 45, tewas terseret air bah, Jumat (30/12) siang.

AMLAPURA, NusaBali
Korban awalnya terseret air bah yang menerjang halaman rumahnya, kemudian ditemukan tewas mengambang di tengah laut dalam jarak sekitar 200 meter bibir pantai.

Korban Ni Made Suitriyani, yang menderita lumpuh sejak lahir, terseret air bah yang menerjang rumahnya, Jumat siang sekitar pukul 14.30 Wita. Jasad korban baru ditemukan petugas gabungan, Jumat petang pukul 18.20 Wita, setelah menghilang selma hampir 4 jam. Upaya pencarian dipimpin langsung Kepala Basarnas Pos SAR Karangasem, Ida Bagus Surya Wirawan.

Informasi di lapangan, sebelum musibah terjadi, korban Made Suitriyani awalnya duduk-duduk di teras rumahnya di Banjar Beluhu Kangin, Desa Tulamben. Selama ini, perempuan berusia 45 tahun yang tidak bisa berjalan karena didera lumpuh sejak lahir, memang biasa duduk di teras rumahnya yang bersebelahan dengan selokan.

Nah, ketika asyik duduk kemarin siang, tiba-tiba air bak di selokan meluap hingga me-nenggelamkan halaman rumah korban. Kemudian, tembok panyengker pembatas teras rumahnya dan selokan ambruk sepanjang 2 meter. Dalam sekejap, luapan air bah di rumah korban mencapai ketinggian hampir 3 meter. Korban Made Suitriyani langsung terseret air bah.

Peristiwa maut itu disaksikan langsung kedua anak korban, yakni  I Gede Putu Ngurah Pageh Amerta, 16, dan I Kadek Ngurah Adi Wijaya Santosa, 13. Sedangkan suami korban, I Wayan Amerta, 46, tidak ada di rumahnya karena kerja maburuh bangunan di Desa Tianyar, Kecamatan Kubu, Karangasem.

Menyaksikan ibunya yang lumpuh terseret air bah, si sulung Gede Putu Ngurah Pageh Amerta tak bisa berbuat banyak. Masalahnya, remaja berusia 16 tahun ini dalam kondisi patah kaki, setelah jatuh tiga bulan lalu. Sementara adiknya, Kadek Ngurah Adi Wijaya, sempat berusaha menyelamatkan ibunya yang terseret dengan memegang tangannya. Tapi, ibunya terlepas dari pegangan remaja berusia 13 tahun ini, karena kerasnya arus air.

Dalam sekejap, korban Kadek Suitriyani ditelan derasnya air bah, yang mengalir menuju laut ke arah timur dari rumahnya. Korban langsung menghilang digulung air bah yang keruh dalam kondisi hujan lebat.

Si bungsu Ngurah Adi Wijaya kemudian memberitahukan musibah ini kepada para tetangga. Informasi soal wanita lumpuh terseret air bah ini akhirnya sampai ke Polsek Kubu, yang selanjutnya meneruskan laporan itu ke Basarnas Pos SAR Karangasem, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangase, dan Tim Selam Balawista Desa Tulamben. Bendesa Pakraman Beluhu, I Komang Sartika, dan aparat Desa Tulamben juga diberi laporan atas hilangnya salah seorang krama mereka yang menderita lumpuh.

Begitu dapat laporan, tim gabungan yang dikoordinasikan Kepala Pos SAR Karangasem IB Surya Wirawan langsung melakukan pencarian menggunakan perahu karet. Kapolsek Kubu AKP I Gede Sukadana juga terjun bersama Kepala Pelaksana BPBD Karangasem IB Ketut Arimbawa, Perbekel Tulamben I Nyoman Ardika, dan Kelian Banjar Beluhu Kangin I Nyoman Sujata.

Sementara suami korban, Nyoman Amerta, baru datang belakangan. Ayah dua anak ini langsung pulang dari tempat kerjanya di Desa Tianyar begitu mendapat kabar istri tercintanya terseret air bah. Upaya pencarian korban baru membuahkan hasil, Jumat petang sekitar pukul 18.20 Wita. Korban ditemukan mengambang di laut dalam kondisi setengah telanjang, dengan hanya mengenakan daster hitam.

Begitu ditemukan, jasad korban korban Made Suitriyani langsung dioevakuasi dari tengah laut menggunakan perahu karet. Selanjutnya, jasad korban dibawa ke Puskesmas Kubu I untuk diperiksa secara medis. Setelah diperiksa, barulah jasad korban dipulangkan keluarganya ke rmah duka, tadi malam. Rencananya, jenazah korban terseret air bah tersebut akan dikuburkan di Setra Desa Pakraman Beluhu pada Saniscara Kliwon Wayang, Sabtu (31/12) ini.

Sementara itu, putra bungsu korban, Kadek Ngurah Adi Wijaya, mengatakan sebelum musibah terjadi kemarin siang, awalnya turun hujan lebat. Namun, dia tidak menyangka dapat kiriman air bah yang menenggelamkan halaman rumah hingga menyeret ibunya. “Saya berupaya menyelamatkan ibu, tapi tidak kuat. Ibu terlepas dari pegangan karena ditarik derasnya air,” tutur siswa Kelas VII SMPN 1 Kubu ini. * k16

Komentar