nusabali

Kunjungan Wisman Naik, Kualitas Turun

  • www.nusabali.com-kunjungan-wisman-naik-kualitas-turun

Target jumlah kedatangan wisatawan mancanegara di Pulau Dewata sudah mencapai 4,8 juta pada 2016.

PR Asita Bali 2016-2020


DENPASAR, NusaBali
Namun saat jumlah kunjungan meningkat, justru terjadi penurunan kualitas kunjungan. Ini ditandai dengan penurunan length of stay atau lama tinggal wisatawan yang menurun dari 3,9 hari menjadi 3,1 hari. Demikian diungkapkan Ketua Umum Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita), H Asnawi Bahar, saat pengukuhan pengurus Asita Bali periode 2016-2020, di Artotel Hotel Sanur, Kamis (5/1).

“Jumlah naik, tapi kualitas turun. Pengurus Asita harus mengevaluasi kenapa ini bisa terjadi. Ini salah satu tanggung jawab yang cukup berat bagi Asita Bali, dimana Bali sebagai salah satu destinasi pariwisata unggulan di Indonesia,” ungkapnya.

Menurut Asnawi, ada beberapa permasalahan yang kerapkali dihadapi. Pertama, kebijakan bebas visa terhadap 169 negara masuk ke Indonesia mestinya dievaluasi. Hal ini karena tidak semua negara yang produktif menyumbangkan wisatawan ke Indonesia. Hingga saat ini, beberapa negara, kata dia, seperti China, Timur Tengah, dan India naik tajam. Australia, ASEAN, dan Eropa masih konvensional, yang artinya masih menyumbangkan kunjungan wisatawan ke Bali setiap tahunnya. Sementara beberapa negara di Afrika, sebutnya, malah kontraproduktif, alias kunjungannya sama sekali tidak naik.

Masalah kedua yang diungkapkan Asnawi, yakni mulai masuknya biro perjalanan ilegal yang tidak taat aturan negeri ini. Dia menyebut, seharusnya ada kerjasama dengan biro lokal. Namun yang terjadi, mereka malah tidak memanfaatkan agen lokal. Karena itu, dia berharap biro perjalanan lokal dapat diperbanyak begitu juga guide lokal yang nantinya akan memandu para wisatawan.

Masalah lainnya juga, kata Asnawi, banyaknya hotel juga tidak sesuai dengan permintaan. Secara hukum ekonomi, ketika permintaan (demand) naik, seharusnya pasokan atau penawaran (supply) dijaga atau ditambah. Akan tetapi jika supply berlebih namun demand stuck, maka terjadilah beberapa permasalahan.

Terkait turunnya length of stay, dewan penasehat Asita Bali, Bagus Sudibya menambahkan, dengan pertumbuhan kunjungan wisman China, persoalan harga atau tarif menjadi hal yang penting diperjuangkan. Sebab kenyataannya, meski China menyumbang besar, namun sayangnya length of stay mereka cukup singkat, 3 sampai 4 malam, berbeda dengan wisman Eropa yang lama tinggal minimum 2 minggu.

Sedangkan Ketua Asita Bali, Ketut Ardana mengungkapkan, pihaknya akan melakukan konsolidasi terlebih dulu dengan kepengurusan sekarang yang cukup gemuk. Pihaknya juga memecah beberapa bagian penanganan wisman berbagai negara. Sebagai contoh, yang tadinya bagian pasar Eropa dijadikan satu, sekarang dipecah jadi Eropa Barat dan Eropa Timur. Kemudian yang tadinya India dengan Amerika dijadikan satu, sekarang dipecah dan ada penanganan khusus untuk pasar Amerika dan India.

Dia menambahkan, saat ini Bali tidak bisa lagi menyajikan produk-produk yang monoton, sebab wisman yang datang ke Bali sebagian besar repeaters, atau wisman yang melakukan kunjungan ulang. Karenanya, perlu pengembangan destinasi yang memberikan warna baru. Salah satunya, kata Ardana, pihaknya akan mendorong  desa wisata yang punya potensi bagus agar bisa dikunjungi segera oleh wisatawan. “Bagaimanapun juga ketika berbicara objek, dari begitu banyak desa wisata yang dikenalkan oleh pemerintah, sudah ada beberapa yang sudah rutin dikunjungi oleh anggota kami, seperti desa Pinggan, Budakeling, dan sudah rutin dibawakan turis ke sana. Sehingga masing-masing kabupaten yang ada desa-desa wisata itu bisa mengenalkan potensinya kepada kami dan wisatawan,” tandasnya. *in

Komentar