nusabali

Disparda Akan Tambah Tinggi Tembok Pembatas

  • www.nusabali.com-disparda-akan-tambah-tinggi-tembok-pembatas

Pihak pengelola kawasan wisata luar Pura Luhur Uluwatu, Desa Pakraman Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung berencana menambah tinggi tembok pengaman tebing, pasca insiden wisatawan domestik bunuh diri dengan terjun bebas hingga tewas, Rabu (4/5).

Pasca Wisdom Tewas Terjun di Uluwatu


MANGUPURA, NusaBali
Selain itu, juga akan memperbanyak pemasangan CCTV di sekitar lokasi tebing setinggi hampir 100 meter ini. Rencana ini disampaikan Manajer Pengelola Kawasan Luar Pura Luhur Uluwatu, I Wa-yan Wijana, saat dikonfirmasih NusaBali, Kamis (5/1). Wayan Wijana menyebutkan, musibah bunuh diri (bukan terpeleset saat selfie sebagaimana diberitakan sebelumnya, Red) yang dilakukan korban Kwan Anto Randy Sapitro, 57, dijadikan sebagai bahan evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang.

“Kami akan terus berbenah dan berupaya dengan baik untuk mengawasi dan melindungi wistawan yang berkunjung. Kami juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban, agar kiranya diberikan kekuatan dalam menghadapi musibah ini,” jelas Wijana.

Terkait upaya perbaikan ini, kata Wijana, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Cokorda Raka Darmawan, sempat terjun ke lokasi kejadian di tebing sebelah timur laut Pura Luhur Uluwatu, Kamis kemarin. Dari kunjungan itu, Dinas Pariwisata Badung berencana menambah tinggi pagar pembatas tebing, tanpa mengurangi estetika.

Artinya, lanjut Wijana, pagar pembatas lebih tinggi yang akan dibangun jangan sampai menghalangi pemandangan wisatawan ke arah laut di bawah tebing. “Nanti bagaiman teknisnya, tentu ada yang mengkaji dari pemerintah,” tandas Wijana.

Selain itu, kata dia, pada tahun 2017 ini pihaknya juga akan menambah kamera pengintai (CCTV) di sekeliling kawasan Pura Luhur Uluwati. “Banyak program yang kita canangkan, tapi kan pastinya harus bertahap,” katanya.

Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, tadi malam, Kadis Pariwisata Badung, Cokorda Raka Darmawan, mengatakan tembok pembetas tebing sepanjang 800 meter di kawasan Pura Luhur Uluwatu sebetulnya secara umum diakui sudah aman bagi para wisatawan. Hanya saja, di beberapa titik perlu dilakukan peninggian tembok pembatas.

“Saat ini, tembok pembatas ada yang tingginya 1 meter, ada juga yang mencapai ketinggian 1,5 meter. Ini yang akan kita kaji untuk melakukan penambahan ketinggian di titik-titik yang dirasa perlu,” papar Raka Darmawan. “Kami mengusulkan untuk penambahan pagar besi, tapi tidak semua, hanya di titik yang kami pandang perlu saja,” lanjutnya.

Soal berapa centimeter nanti penambahan tinggi tembok pembatas tebing Pura Luhur Ulu-watu, Raka Darmawan belum bisa merincinya. Sebab, ini masih menunggu hasil kajian. Khusus unuk penambahan pagar besi, bila memungkinkan, akan langsung dibawa ke leading sector yakni Dinas Pariwisata. Bisa juga Dinas PU yang akan melakukan pengerjaannya, bersamaan dengan penguatan tebing dengan cara disuntik (ijeksi).

“Tentu harapan kami, dengan upaya penguatan tebing dan penambahan ketinggian tembok pembatas, kejadian seperti ini (wisatawan nekat bunuh diri dengan cara terjun ke dasar jurang) tidak terulang di kemudian hari,” harap Raka Darmawan.

Sementara itu, Manajer Pengelola Kawasan Luar Pura Luhur Uluwatu, Wayan Wijana, menegaskan wisatawan yang tewas di tebing, Rabu siang, bukan karena terpeleset jatuh saat selfie. Namun, korban Kwan Anto Randy Sapitro, wisdom asal Desa Ketelan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah tewas bunuh diri dengan melompat dari tebing setinggi hampir 100 meter.

“Ada informasi yang kita dapat kalau korban jatuh akibat tergelincir karena infrastruktur kurang bagus. Saya katakan itu tidak benar. Kemarin saat diperiksa oleh tim kami bersama pihak kepolisian, di tempat kejadian tidak ada tanda-tanda orang terpelset jatuh. Kalau terpeleset, pasti ada bekasnya,” tegas Wijana, Kamis kemarin.

Wijana menyebutkan, sesaat setelah kejadian, tim pengelola bersama pihak kepolisian langsung menginterogasi istri korban, Auw Jang Phin Khuan, 52. Pasalnya, sebelum kejadian, korban sempat menitipkan kunci mobil dan dompet kepada istrinya. “Kalau kita merunut peristiwa sebelum kejadian, saya menilai korban terjatuh bukan karena selfie. Ini bunuh diri,” katanya.

Di sisi lain, Bendesa Pakraman Pecatu, I Made Sumerta, menegaskan peristiwa maut yang menewaskan wisdom asal Surakarta terjadi di luar Pura Luhur Uluwatu. Meski demikian, pihak desa adat yang mewilayahi Pura Luhur Uluwatu tetap akan menggelar upacara pecaruan untuk pembersihan secara niskala.

"Kejadian ini hanya kecelakaan, kita tidak tahu latar belakangnya seperti apa. Tapi, secara umum kejadian ini bukan diakibatkan infrastruktur yang ada, entah licin atau bagaimana. Yang jelas, karena ada orang meninggal, ya kami pihak adat akan menggelar upacara pecaruan," jelas Bendesa Made Sumerta saat dikonfirmasi terpisah, Kamis kemarin. * cr64,asa

Komentar