Tag: Weda
na tad asti pṛthivyāḿ vā divi deveṣu vā punaḥ, sattvaḿ prakṛti-jair muktaḿ yad ebhiḥ syāt tribhir guṇaiḥ.(Bhagavad-gita, 18.40)
jarā-maraṇa-mokṣhāya mām āśhritya yatanti ye, te brahma tadviduḥ kṛitsnam adhyātmaṁ karma chākhilam. (Bhagavad-gita, 7.29)
Di antara beribu-ribu orang, mungkin ada satu yang berusaha untuk mencapai kesempurnaan, dan di antara mereka yang sudah mencapai kesempurnaan, hampir tidak ada satupun yang mengetahui tentang Diri-Ku dengan sebenarnya.
Orang berbudi luhur yang memuja-Ku ada empat jenis. Orang yang kesulitan, pencari ilmu, pencari kekayaan, dan manusia yang bijaksana, wahai penguasa Bharata.
āśāyā ye dāsāste dāsāḥ sarvalokasya, āśā yeṣāṃ dāsī teṣāṃ dāsāyate lokaḥ. (Subhashita Manjari – 8.53)
Untuk melindungi yang saleh, memusnahkan yang jahat, dan menegakkan kembali prinsip-prinsip dharma, Aku muncul di bumi ini, dari zaman ke zaman.
Dengan menyerahkan segala kegiatan kerja secara mental kepada-Ku, menganggap Aku sebagai Yang Tertinggi dan memasrahkan pada kemantapan dalam pemahaman, pusatkanlah pikiranmu senantiasa kepada-Ku
Kecuali pekerjaan yang dilakukan sebagai dan untuk pengorbanan, dunia ini terikat pada pekerjaan. Oleh karena itu, wahai putra Kunti, lakukanlah pekerjaanmu sebagai pengorbanan, bebaskan dari segala kemelekatan.
Idam te nātapaskāya nābhaktāya kadācana, Na cāsusrūsave vācyam na ca mām yo’bhyasūyati. (Bhagavad-gita, 18. 67)
Ya naiva vidyām na tapo na dānam na cāpi pujām kratubhiryyajante, Na cādhigacchanti sukhāma bhāgyāstesāmayam naiva parasca lokah. (Sarasamucchaya, 282)
Kārunyenātmano moham trsnam ca paritosatah, Utthānena jayet tandrim vitarkam niscayājjayet. (Sarasamucchaya, 416)
Tidak ada yang lebih berharga dari hidup. Oleh sebab itu, seseorang harus bersikap baik kepada orang lain seperti kepada dirinya sendiri.
Apa gunanya kitab suci bagi orang yang berkarakter tidak baik, kekayaan bagi kehidupan yang menyedihkan, upaya bagi orang yang malang, dan keberanian bagi orang pengecut.
Siddhi bisa diraih melalui kelahiran, penggunaan obat, melantunkan mantra, tapa, dan samadhi.
DENPASAR, NusaBali.com – Kebudayaan Bali disebut sangat kental dengan ajaran agama Hindu. Di mana budaya Bali itu dilakukan, di sana pulalah nilai agama Hindu itu disebarkan.
Tiga puluh tiga dewa menyelesaikan tugasnya masing-masing di dalam ciptaan. Hanya beberapa orang terpelajar yang memahami 33 devata di dalam Veda.
Mengajar, belajar, berkurban untuk diri sendiri, melakukan kurban untuk orang lain, memberi dan menerima daksina adalah enam kewajiban seorang brahmana.
Murid itu bertanya: Om. Atas kehendak siapa pikiran diarahkan ke objeknya? Atas perintah siapa prana, yang paling utama, melakukan tugasnya? Atas kehendak siapakah manusia mengucapkan kata-kata? Siapa dewa yang mengarahkan mata dan telinga?
Kekayaan yang diperoleh seseorang hendaknya dibagi, yakni satu bagian untuk dharma, satu bagian untuk kama, dan satu bagian untuk investasi.
Orang-orang mana pun yang meminta bantuan Indra dalam pertempuran, atau untuk mendapatkan keturunan, dan orang bijak yang menginginkan pemahaman, mendapatkan keinginan mereka.
Event Terkini
Topik Pilihan
-
Jembrana 28 Mar 2024 3 Warga Binaan Rutan Dites Urine
-
Denpasar 27 Mar 2024 Gepeng di Bali Dominan dari Luar Daerah
-
-
-
-
Nasional Plus 25 Mar 2024 Usulan Pemda untuk Guru PPPK Minim
-
-
-
Berita Foto
Produksi Sarung Batik di Pekalongan
Bantuan Tunai
Ubud di Waktu Malam
Salat Tarawih saat Hari Raya Nyepi
Nusa Ning Nusa
MUTIARA WEDA: Swadharma
śreyān sva-dharmo viguṇaḥ para-dharmāt sv-anuṣṭhitāt,sva-dharme nidhanaḿ śreyaḥ para-dharmo bhayāvahaḥ.(Bhagavad-gita, 3.35)