Tungro Mengganas di Dua Kecamatan di Bangli
Diperkirakan dipicu musim hujan, serangan tungro mengganas di Bangli.
BANGLI, NusaBali
Data terakhir tungro sudah menyerang persawahan di dua kecamatan yakni Kecamatan Bangli dan Susut. Sedang dua kecamatan lainnya, Kecamatan Tembuku dan Kintamani belum ada laporan. Padi yang sudah terserang tungro dipastikan tidak bisa dipanen, kecuali dicabut.
Pantauan di lapangan, serangan tungro menyebar di beberapa wilayah persubakan di Bangli. Diantaranya di Subak Tegeh dan Subak Medahan, Desa Bunutin, Kecamatan Bangli. Petani setempat menuturkan, serangan tungro sudah terjadi sejak setengah bulan lalu. Hal ini tindai dengan menguningnya tanaman padi, yang menyebar dengan cepat. Tanaman padi kemudian lingsem (layu), terus mengkerut alias berhenti tumbuh.
“Disemprot sudah beberapa kali, namun tetap saja mati,” kata I Wayan Dana, petani di Subak Tegeh, Desa Bunutin. Dana menunjuk salah satu petak sawah yang terkena tungro. “Ini akan dibongkar pemiliknya karena gagal panen,” ujarnya.
Dikatakan Dana, serangan tungro di Subak Tegeh dan Medahan menyebar secara sporadis. Tanaman padi yang terserang tungro kondisinya bervariasi. Ada yang terserang parah, ada yang masih dalam serangan ringan. “Serangan sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu,” imbuhnya.
Data sementara dari Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKPP) Kabupaten Bangli tercatat 13,9 hektare padi yang dilaporkan terserang tungro. Masing-masing 11 hektare laporan dari Kecamatan Bangli dan 2,8 hektare dari Kecamatan Susut. “Vektornya adalah wereng hijau,” jelas Kabid Tanaman Hortikultura Dinas PKPP Kabupaten Bangli I Wayan Tagel Sujana, Jumat (6/1).
Dijelaskan Tagel, padi yang sudah terserang, tidak mungkin bisa ditanggulangi agar bisa tumbuh normal. “Mesti dicabut, sehingga serangan tidak meluas,” sarannya. Namun demikian pencegahan masih bisa dilakukan pada padi yang belum terserang. Salah satunya dengan penyemprotan pestisida. “Ini karena faktor musim hujan,” ucap Tagel, tentang hal yang menjadi pemicu serangan tungro.
Dinas PKPP, target tanam untuk musim tanam Oktober 2016 sampai Maret 2017 seluas 2.650 hektare. Sementara yang sudah terealisasi sekitar 1.300 hektare. Penuturan petani di lapangan, untuk sementara ketersedian air tidak ada persoalan. Yang jadi masalah, justru musim pancaroba, musim hujan yang menjadikan cuaca lembab, sehingga memicu beberapa penyakit tanaman seperti serangan tungro. * k17
Pantauan di lapangan, serangan tungro menyebar di beberapa wilayah persubakan di Bangli. Diantaranya di Subak Tegeh dan Subak Medahan, Desa Bunutin, Kecamatan Bangli. Petani setempat menuturkan, serangan tungro sudah terjadi sejak setengah bulan lalu. Hal ini tindai dengan menguningnya tanaman padi, yang menyebar dengan cepat. Tanaman padi kemudian lingsem (layu), terus mengkerut alias berhenti tumbuh.
“Disemprot sudah beberapa kali, namun tetap saja mati,” kata I Wayan Dana, petani di Subak Tegeh, Desa Bunutin. Dana menunjuk salah satu petak sawah yang terkena tungro. “Ini akan dibongkar pemiliknya karena gagal panen,” ujarnya.
Dikatakan Dana, serangan tungro di Subak Tegeh dan Medahan menyebar secara sporadis. Tanaman padi yang terserang tungro kondisinya bervariasi. Ada yang terserang parah, ada yang masih dalam serangan ringan. “Serangan sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu,” imbuhnya.
Data sementara dari Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKPP) Kabupaten Bangli tercatat 13,9 hektare padi yang dilaporkan terserang tungro. Masing-masing 11 hektare laporan dari Kecamatan Bangli dan 2,8 hektare dari Kecamatan Susut. “Vektornya adalah wereng hijau,” jelas Kabid Tanaman Hortikultura Dinas PKPP Kabupaten Bangli I Wayan Tagel Sujana, Jumat (6/1).
Dijelaskan Tagel, padi yang sudah terserang, tidak mungkin bisa ditanggulangi agar bisa tumbuh normal. “Mesti dicabut, sehingga serangan tidak meluas,” sarannya. Namun demikian pencegahan masih bisa dilakukan pada padi yang belum terserang. Salah satunya dengan penyemprotan pestisida. “Ini karena faktor musim hujan,” ucap Tagel, tentang hal yang menjadi pemicu serangan tungro.
Dinas PKPP, target tanam untuk musim tanam Oktober 2016 sampai Maret 2017 seluas 2.650 hektare. Sementara yang sudah terealisasi sekitar 1.300 hektare. Penuturan petani di lapangan, untuk sementara ketersedian air tidak ada persoalan. Yang jadi masalah, justru musim pancaroba, musim hujan yang menjadikan cuaca lembab, sehingga memicu beberapa penyakit tanaman seperti serangan tungro. * k17
Komentar