Jajaran DPRD Bali Usulkan Struktur Baru Ekonomi Bali
DENPASAR, NusaBali
Perekonomian Indonesia yang mulai tumbuh di tengah pandemi Covid-19, tidak diikuti oleh pertumbuhan ekonomi Bali.
DPRD Bali pun menyarankan pemerintah untuk mempercepat lakukan penataan keseimbangan perekonomian Bali, yang selama ini hanya tergantung pada sektor jasa pariwisata. Salah satunya, dengan pengem-bangan sektor pertanian berbasis teknologi, yang berorientasi pada value added.
Hal ini disampaikan Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar, Nyoman Sugawa Korry, di Denpasar, Minggu (8/8). Menurut Sugawa Korry, di bawah komando dan arahan Presiden Jokowi, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang dipercaya sebagai Ketua Komite Penanganan Covid 19 dan sekaligus jadi Ketua Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), mengemban tugas dan amanat sangat berat.
"Namun, secara terarah, terukur, dan terencana, kinerja Menteri Airlangga Hartarto menunjukkan hasil yang menggembirakan," ujar Sugawa Korry. Indikatornya, tingkat pertumbuhan ekonomi nasional kwartal II tahun 2021 ini menunjukkan kenaikan 7,07 persen dibandingkan kwartal II tahun 2020.
"Tingkat pertumbuhan tersebut secara positif disumbangkan oleh semua sektor, baik tingkat konsumsi masyarakat, investasi, pengeluaran pemerintah/goverment expenditure, maupun eksport dan import," jelas Sugawa Korry.
"Ini sebuah prestasi di bidang ekonomi yang sangat membanggakan, karena capaian bisa dicapai di atas negara Vietnam (6,6 persen) dan Korsel (5,9 persen). Sinergitas pemerintah pusat dan daerah, serta dukungan masyarakat sangat mempengaruhi capaian tersebut," lanjut politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang juga Ketua DPD I Golkar Bali ini.
Untuk Provinsi Bali, menurut Sugawa Korry, tingkat pertumbuhan ekonomi kwartal II tahun 2021 naik 2,83 persen dibandingkan dengan capaian kwartal II tahun 2020. Namun, ini belum mampu menyamai rata-rata nasional, karena struktur ekonomi Bali sangat dipengaruhi sektor jasa pariwisata. "Saran kami, ke depan perlu ditata agar terwujud keseimbangan baru struktur ekonomi Bali," katanya.
Menurut Sugawa Korry, penataan itu dimulai dengan konsisten dan komitmen membangun sektor pertanian berbasis teknologi, melalui pendekatan kualitas produksi, serta produksi dengan value added (nilai tambah) yang lebih tinggi. Kemudian, mengembangkan sektor industri pengolahan untuk mendukung sektor pertanian dan industri kecil, industri kreatif, dan kerajinan.
"Sementara sektor pariwisata dikembangkan dengan orientasi quality tourism, terintegrasi dengan sektor pertanian. Keseluruhan strategi pembangunan ekonomi Bali ini dikembangkan berbasis pemberdayaan ekonomi rakyat, sebagai tulang punggung ekonomi Bali."
Sementara itu, data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPD) Provinsi Bali, Kamis (5/8) lalu, pertumbuhan ekonomi Bali mengalami peningkatan sebesar 5,73 persen dari triwulan I ke triwulan II tahun 2021 (q-to-q). Sedangkan dari triwulan II tahun 2020 ke triwulan II tahun 2021 (y-on-y), pertumbuhan ekonomi Bali tercatat mengalami peningkatan 2,83 persen.
Namun demikian, jika dilihat secara kumulatif pertumbungan pada semester I tahun 2021 dibandingkan semester I tahun 2020 (c-to-c), pertumbuhan ekonomi Bali tercatat masih terkontraksi minus 3,73 persen. “Jadi, meski pun secara q-to-q maupun secara y-on-y ada pertumbuhan ekonomi positif, tetapi memang kalau kita lihat secara kumulatif (c-to-c) sampai dengan semsester I tahun 2021 ini, ekonomi Bali masih terkontraksi -3,73 persen,” terang Kepala BPS Provinsi Bali, Hanif Yahya. *nat
1
Komentar