Angka Kematian Masih Tinggi
96 Persen Karena Belum Tervaksin
Sebanyak 388 orang pasien Covid-19 tercatatkan meninggal dunia terakumulasi sejak pandemi mewabah 2020 lalu.
SINGARAJA, NusaBali
Jumlah pasien Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia di Buleleng masih tinggi. Seperti yang tercatat oleh Satgas Penanganan Covid-19, Minggu (8/8) kemarin, ada 10 orang pasien yang dinyatakan meninggal dunia. Satgas mengklaim 96 persen pasien Covid-19 yang meninggal dunia karena belum tervaksin dan memiliki komorbid.
Mengacu pada kasus meninggal dunia Minggu (8/8) kemarin sebanyak 10 orang, 6 orang diantaranya adalah pasien berusia di atas 50 tahun. Sedangkan sisanya 4 orang adalah pasien berusia di bawah 50 tahun. Namun dari 10 orang yang meninggal kemarin, hanya seorang saja yang tercatat meninggal dunia tanpa komorbit. Pasien tersebut adalah seorang ibu rumah tangga asal Kecamatan Tejakula yang meninggal dunia pasca menjalani operasi caesar. Sedangkan sisanya rata-rata berkomorbid. Mulai dari eboli paru, jantung, diabetes militus hingga ginjal.
Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa dalam rapat evaluasi penanganan Covid-19 Buleleng, memaparkan rasio kematian pasien Covid-19 sebesar 4,1 persen. Dari jumlah kasus konfirmasi kumulatif mencapai 8.116 orang. Sebanyak 388 orang pasien Covid-19 tercatatkan meninggal dunia terakumulasi sejak pandemi mewabah 2020 lalu.
“Dari data yang meninggal 96 persennya karena belum tervaksin dan memiliki komorbid atau penyakit penyerta,” ucap Suyasa yang juga Sekda Buleleng ini. Kasus kematian pada pasien yang belum tervaksin terjadi pada lansia. Sejumlah lansia yang menjadi target vaksinasi belum dapat divaksin karena kondisi kesehatannya tidak memungkinkan.
Target vaksinasi yang menyasar lansia di Buleleng hampir 14 persen, dari target yang ditetapkan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) sebanyak 578.549 orang. Dari target vaksinasi lansia sebanyak 80.637 orang, capaian vaksinasi dosis I baru 68,09 persen, atau 54.905 orang. Sisanya sampai saat ini masih ditunda karena alasan kesehatan dan komorbid yang diderita. Suyasa pun tak memungkiri jika fatalitas rate semakin tinggi karena jumlah konfirmasi baru saat ini sangat tinggi dan masih bertahan di angka tiga digit.
Seperti Minggu (8/8) kemarin jumlah kasus konfirmasi baru sebanyak 132 orang. Sebanyak 60 orang diantaranya berasal dari Kecamatan Buleleng, 22 orang dari Kecamatan Sawan, 13 orang masing-masing dari Kecamatan Seririt dan Sukasada, 6 orang dari Kecamatan Gerokgak, 5 orang masing-masing dari Kecamatan Tejakula dan Kubutambahan serta 4 orang masing-masing dari Kecamatan Busungbiu dan Banjar.
Sedangkan pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh cukup tinggi yakni sebanyak 227 orang. 87 orang diantaranya berasal dari Kecamatan Buleleng, 31 orang dari Kecamatan Gerokgak, 28 orang dari Kecamatan Sukasada, 24 orang dari Kecamatan Sawan, 19 orang dari Kecamatan Banjar, 14 orang dari Kecamatan Seririt, 11 orang dari Kecamatan Kubutambahan, 7 orang dari Kecamatan Tejakula dan 6 orang dari Kecamatan Busungbiu.
Perkembangan kasus Covid-19 membuat jumlah kasus konfirmasi kumulatif sebanyak 8.116 orang. Namun sebanyak 6.522 orang diantaranya sudah dinyatakan sembuh, 338 orang tercatat sebagai kasus kematian dan menyisakan 1.256 kasus aktif. *k23
Mengacu pada kasus meninggal dunia Minggu (8/8) kemarin sebanyak 10 orang, 6 orang diantaranya adalah pasien berusia di atas 50 tahun. Sedangkan sisanya 4 orang adalah pasien berusia di bawah 50 tahun. Namun dari 10 orang yang meninggal kemarin, hanya seorang saja yang tercatat meninggal dunia tanpa komorbit. Pasien tersebut adalah seorang ibu rumah tangga asal Kecamatan Tejakula yang meninggal dunia pasca menjalani operasi caesar. Sedangkan sisanya rata-rata berkomorbid. Mulai dari eboli paru, jantung, diabetes militus hingga ginjal.
Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa dalam rapat evaluasi penanganan Covid-19 Buleleng, memaparkan rasio kematian pasien Covid-19 sebesar 4,1 persen. Dari jumlah kasus konfirmasi kumulatif mencapai 8.116 orang. Sebanyak 388 orang pasien Covid-19 tercatatkan meninggal dunia terakumulasi sejak pandemi mewabah 2020 lalu.
“Dari data yang meninggal 96 persennya karena belum tervaksin dan memiliki komorbid atau penyakit penyerta,” ucap Suyasa yang juga Sekda Buleleng ini. Kasus kematian pada pasien yang belum tervaksin terjadi pada lansia. Sejumlah lansia yang menjadi target vaksinasi belum dapat divaksin karena kondisi kesehatannya tidak memungkinkan.
Target vaksinasi yang menyasar lansia di Buleleng hampir 14 persen, dari target yang ditetapkan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) sebanyak 578.549 orang. Dari target vaksinasi lansia sebanyak 80.637 orang, capaian vaksinasi dosis I baru 68,09 persen, atau 54.905 orang. Sisanya sampai saat ini masih ditunda karena alasan kesehatan dan komorbid yang diderita. Suyasa pun tak memungkiri jika fatalitas rate semakin tinggi karena jumlah konfirmasi baru saat ini sangat tinggi dan masih bertahan di angka tiga digit.
Seperti Minggu (8/8) kemarin jumlah kasus konfirmasi baru sebanyak 132 orang. Sebanyak 60 orang diantaranya berasal dari Kecamatan Buleleng, 22 orang dari Kecamatan Sawan, 13 orang masing-masing dari Kecamatan Seririt dan Sukasada, 6 orang dari Kecamatan Gerokgak, 5 orang masing-masing dari Kecamatan Tejakula dan Kubutambahan serta 4 orang masing-masing dari Kecamatan Busungbiu dan Banjar.
Sedangkan pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh cukup tinggi yakni sebanyak 227 orang. 87 orang diantaranya berasal dari Kecamatan Buleleng, 31 orang dari Kecamatan Gerokgak, 28 orang dari Kecamatan Sukasada, 24 orang dari Kecamatan Sawan, 19 orang dari Kecamatan Banjar, 14 orang dari Kecamatan Seririt, 11 orang dari Kecamatan Kubutambahan, 7 orang dari Kecamatan Tejakula dan 6 orang dari Kecamatan Busungbiu.
Perkembangan kasus Covid-19 membuat jumlah kasus konfirmasi kumulatif sebanyak 8.116 orang. Namun sebanyak 6.522 orang diantaranya sudah dinyatakan sembuh, 338 orang tercatat sebagai kasus kematian dan menyisakan 1.256 kasus aktif. *k23
1
Komentar