Permintaan Benih Ikan Nila Tinggi
Sejak Januari, UPTD BBI Sebar 150.000 Ekor
SINGARAJA, NusaBali
Kelompok peternak ikan di Buleleng banyak yang mulai tertarik membudidayakan ikan Nila.
Hal tersebut tercermin dari permintaan benih Nila yang cukup tinggi. Bahkan, Unit Pelaksana Teknis (UPTD) Balai Benih Ikan (BBI) Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (KPP) Kabupaten Buleleng di Desa Ringdikit, Kecamatan Seririt kewalahan melayani permintaan benih ikan Nila.
Diungkapkan Kadis KPP Buleleng, Gede Putra Aryana, permintaan benih ikan Nila belakangan ini tergolong tinggi. Sejak Januari hingga Juli 2021, UPTD BBI telah membagikan benih ikan Nila sekitar 150.000 ekor. Benih ikan Nila siap tebar ini memiliki ukuran bervariasi antara 35 sampai 75 centimeter. Pembagian benih tersebut untuk memenuhi permintaan sejumlah kelompok peternak ikan air tawar.
Kata Aryana, kelompok-kelompok tersebut melakukan restocking ikan di beberapa lokasi perairan umum. Selain jumlah itu, UPTD BBI sendiri masih menerima permintaan benih ikan yang sama dengan jumlah sekitar 30.000 ekor. Benih tersebut sudah disiapkan. Hanya saja belum dapat disalurkan ke kelompok peternak karena masih terkendala pemberlakuan PPKM level 4.
Rencananya, jika situasi kembali pulih, puluhan ribuan benih ikan Nila tersebut disalurkan kepada kelompok pembudidaya yang telah mengajukan permohonan. "Belakangan ini permintaan benih ikan Nila memang tinggi. Kami berusaha memenuhi permintaan, namun karena masih dalam PPKM, benih yang kami produksi masih ada yang belum disalurkan," kata Aryana.
Aryana menyebutkan, untuk saat ini benih ikan Nila menjadi produksi yang mendominasi dihasilkan di UPTD BBI. Dalam rentang waktu sebulan, produksi benih ikan ini mencapai 25.000 ekor. Ribuan benih Nila ini dihasilkan dari 7 paket indukan Nila yang sekarang dipelihara di kolam UPTD BBI di Desa Ringdikit, Seririt.
Di kolam pembenihan itu, UPTD BBI juga melakukan pembenihan jenis ikan tawar lainnya seperti Karper, Koi, dan Komet. Hanya saja, produksinya jauh lebih rendah dibandingkan Nila. Rata-rata dalam sebulan, benih ikan yang dihasilkan paling rendah sebanyak 3.000 ekor dan paling tinggi sebanyak 5.000 ekor.
Diakui Aryana, pembenihan tiga jenis ikan itu masih cukup rendah karena pihak UPTD BBI selama ini kesulitan memenuhi pakan cacing sutra untuk larva ikan. Terlebih lagi dalam APBD Buleleng belum mengalokasikan anggaran pengadaan pakan cacing sutra itu sendiri. "Untuk sementara kami produksi pakan cacing sutra dengan cara mencari di alam. Karena hanya mengandalkan dari alam, otomatis produksi pakan ini masih belum cukup memadai," jelasnya. *mz
1
Komentar