Gelombang Tinggi Lumpuhkan Pelabuhan Kusamba
Gagal Mendarat, Penumpang dari Nusa Penida Diputar ke Padangbai
SEMARAPURA, NusaBali
Penyeberangan jalur Pelabuhan Tradisional Tribuana di Desa Kusamba (Kecamatan Dawan, Klungkung)-Pelabuhan Sampalan di Desa Batununggul (Kecamatan Nusa Penida, Klungkung) lumpuh akibat gelombang tinggi, Kamis (12/8).
Penumpang yang gagal mendarat di Pelabuhan Tribuana Kusamba setelah pelayaran dari Nusa Penida pun terpaksa diputar ke Pelabuhan Padangbai, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem. Fast boat yang baru tiba dari Pelabuhan Sampalan memang tidak bisa sandar di Pelabuhan Kusamba, akibat gelombang setinggi 3-4 meter. Maka, arus balik penumpang dialihkan turun di Pelabuhan Padangbai. Demiukian sebaliknya, penumpang yang hendak menyeberang ke Nusa Penida dari Pelabuhan Kusamba juga terpaksa dialihkan ke Pelabuhan Padangbai.
Pantauan di lapangan, aktivitas penyeberangan Pelabuhan Kusamba-Pelabuhan Sampalan awalnya lancar dari pagi pukul 07.00 Wita hingga 09.30 Wita. Bahkan, ketika itu sudah sempat terjadi 10 trip penyeberangan arus balik dari Nusa Penida ke Pelabuhan Kusamba.
Jumlah trip Kamis kemarin melonjak dibanding hari-hari biasanya yang kisaran 3-7 trip per hari, karena terjadi lonjakan arus balik usai persembahyangan di sejumlah pura kawasan seberang Nusa Penida pada rahina Buda Cemeng Klawu, Rabu (11/8). Selain itu, juga serangkaian ritual memadik (meminang) pada rahina Wraspati Kliwon Klawu, Kamis kemarin.
Namun, sekitar pukul 10.00 Wita, tiba-tiba terjadi gelombang tinggi di perairan Desa Kusamba, sehingga amat berbahaya bagi aktrivitas penyeberangan maupun sandar di Pelabuhan Kusamba. Maka, atas saran Syahbandar, penumpang fast boat yang gagal sandar di Pelabuhan Kusamba diarahkan turun melalui Pelabuhan Padangbai.
Sejak pagi pukul 10.00 Wita hingga sore pukul 15.00 Wita, setidaknya sudah ada 6 unit fast boat yang dialihkan turunkan penumpang ke Pelabuhan Padangbai. Selanjutnya, para penumpang dijemput oleh beberapa mobil pick up yang disediakan oleh pihak pengelola boat menuju Pelabuhan Kusamba, untuk mengambil kendaraan mereka yang parkir di sana. Selain itu, pengelola fast boat juga ada yang sampai membawakan mobil penumpang dari Pelabuhan Kusamba ke Pelabuhan Padangbai.
Bukan hanya penumpang arus balik dari Nusa Penida yang gagal turun di Pelabuhan Kusamba hingga harus dialihkan ke Pelabuhan Padangbai. Penumpang yang akan menyeberang dari Pelabuhan Kusamba menuju Nusa Penida, juga harus rela menunggu berjam-jam untuk menunggu ombak reda. Bahkan, banyak di antara mereka terpoaksa beralih menyeberang ke Nusa Penida melalui Pelabuhan Padangbai, setelah sempat berjam-jam menunggu di Pelabuhan Kusamba.
Salah satunya dialami rombongan calon pengantin dari Nusa Penida yang hendak balik pasca memadik ke kawasan seberang. "Kami mau balik ke Nusa Penida bersama keluarga dan sepasang mempelai pengantin. Kami sudah menunggu di sini (Pelabuhan Kusamba) sejak pukul 13.00 Wita," ujar Ni Wayan Ayu Susanti, salah satu anggota rombongan calon pengantin, Kamis sore.
Wayan Ayu Susanti menyebutkan, dia bersama keluarga awalnya berangkat dari kampungnya di Desa Klumpu, Kecamatan Nusa Penida menuju Pelabuhan Kusamba, Kamis pagi pukul 07.00 Wita. Ketika itu, ombak masih landai, sehingga bisa turun di Pelabuhan Kusamba.
Menurut Ayu Susanti, mereka datang ke Bali daratan mengantar mempelai pria I Wayan Suardika, untuk meminang wanita pujaan hatinya, Ni Komang Sintyadewi, di Desa Bona, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar. Siangnya, mereka hendak balik ke Nusa Penida melalui Pelabuhan Kusamba. "Ternyata, saat hendak balik ke Nusa Penida, terjadi gelombang tinggi," keluh Ayu Susanti.
Atas kondisi tersebut, pengelola fast boat mengumumkan kepada penumpang untuk menunggu sampai pukul 16.00 Wita. Apabila gelombang tetap tinggi, maka penumpang akan dialihkan menyeberang ke Nusa Penida melalui Pelabuhan Padangbai.
Ternyata, gelombang tinggi tak kunjung melandai, sehingga para penumpang diangkut menggunakan mobil pick up dari Pelabuhan Kusamba menuju Pelabuhan Padangbai, termasuk rombongan pasangan calon pengantin tersebut. "Untuk penyeberangan, kami selalu berkoordinasi dengan Syahbandar," ujar seorang karyawan tiket penyeberangan di Pelabuhan Kusamba, Dewa Ayu Putri Cahyani.
Putri Cahyani menjelaskan, Kamis kemarin merupakan arus balik penumpang dari Nusa Penida seusai persembahyangan rahina Buda Cemeng Klawu dan serangkaian upacara Manusa Yadnya (Pawiwahan). "Untuk pagi sebelum gelombang tinggi, sudah ada 10 trip," papar Putri Cahyani.
Namun, setelah gelombang tinggi, sebanyak 6 trip harus dialihkan menuju Pelabuhan Padangbai. Saat situasi gelombang tinggi, para penumpang juga tetap difasilitasi kendaraan antar jemput, baik dijemput dari Pelabuhan Padangbai ke Pelabuhan Kusamba maupun sebaliknya diantar dari Pelabuhan Kusamba menuju Pelabuhan Padangbai. "Hal ini sebagai bentuk pelayanan kepada penumpang," terang Putri Cahyani.
Menurut Putri Cahyani, selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 Covid-19, jumlah penumpang dalam satu boat dibatasi maksimal 70 persen dari kapasitas. Adapun kapasitas boat berbeda-beda, mulai dari 50 penumpang, 90 penumpang, hingga 150 penumpang. "Lebih sering yang digunakan beroperasi adalah boat kapasitas 90-150 penumpang," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Klungkung, I Nyoman Sucitra, mengatakan gelombang di jalur penyeberangan Pelabuhan Kusamba-Pelabuhan Sampalan kemarin tingginya kisaran 3-4 meter. Karena itu, fast boat dialihkan turun dan berangkat melalui Pelatihan Padangbai. "Saat ini gelombang masih tinggi," kata Sucitra saat dikonfirmasi NusaBali terpisah di Semarapura, Kamis sore. *wan
Pantauan di lapangan, aktivitas penyeberangan Pelabuhan Kusamba-Pelabuhan Sampalan awalnya lancar dari pagi pukul 07.00 Wita hingga 09.30 Wita. Bahkan, ketika itu sudah sempat terjadi 10 trip penyeberangan arus balik dari Nusa Penida ke Pelabuhan Kusamba.
Jumlah trip Kamis kemarin melonjak dibanding hari-hari biasanya yang kisaran 3-7 trip per hari, karena terjadi lonjakan arus balik usai persembahyangan di sejumlah pura kawasan seberang Nusa Penida pada rahina Buda Cemeng Klawu, Rabu (11/8). Selain itu, juga serangkaian ritual memadik (meminang) pada rahina Wraspati Kliwon Klawu, Kamis kemarin.
Namun, sekitar pukul 10.00 Wita, tiba-tiba terjadi gelombang tinggi di perairan Desa Kusamba, sehingga amat berbahaya bagi aktrivitas penyeberangan maupun sandar di Pelabuhan Kusamba. Maka, atas saran Syahbandar, penumpang fast boat yang gagal sandar di Pelabuhan Kusamba diarahkan turun melalui Pelabuhan Padangbai.
Sejak pagi pukul 10.00 Wita hingga sore pukul 15.00 Wita, setidaknya sudah ada 6 unit fast boat yang dialihkan turunkan penumpang ke Pelabuhan Padangbai. Selanjutnya, para penumpang dijemput oleh beberapa mobil pick up yang disediakan oleh pihak pengelola boat menuju Pelabuhan Kusamba, untuk mengambil kendaraan mereka yang parkir di sana. Selain itu, pengelola fast boat juga ada yang sampai membawakan mobil penumpang dari Pelabuhan Kusamba ke Pelabuhan Padangbai.
Bukan hanya penumpang arus balik dari Nusa Penida yang gagal turun di Pelabuhan Kusamba hingga harus dialihkan ke Pelabuhan Padangbai. Penumpang yang akan menyeberang dari Pelabuhan Kusamba menuju Nusa Penida, juga harus rela menunggu berjam-jam untuk menunggu ombak reda. Bahkan, banyak di antara mereka terpoaksa beralih menyeberang ke Nusa Penida melalui Pelabuhan Padangbai, setelah sempat berjam-jam menunggu di Pelabuhan Kusamba.
Salah satunya dialami rombongan calon pengantin dari Nusa Penida yang hendak balik pasca memadik ke kawasan seberang. "Kami mau balik ke Nusa Penida bersama keluarga dan sepasang mempelai pengantin. Kami sudah menunggu di sini (Pelabuhan Kusamba) sejak pukul 13.00 Wita," ujar Ni Wayan Ayu Susanti, salah satu anggota rombongan calon pengantin, Kamis sore.
Wayan Ayu Susanti menyebutkan, dia bersama keluarga awalnya berangkat dari kampungnya di Desa Klumpu, Kecamatan Nusa Penida menuju Pelabuhan Kusamba, Kamis pagi pukul 07.00 Wita. Ketika itu, ombak masih landai, sehingga bisa turun di Pelabuhan Kusamba.
Menurut Ayu Susanti, mereka datang ke Bali daratan mengantar mempelai pria I Wayan Suardika, untuk meminang wanita pujaan hatinya, Ni Komang Sintyadewi, di Desa Bona, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar. Siangnya, mereka hendak balik ke Nusa Penida melalui Pelabuhan Kusamba. "Ternyata, saat hendak balik ke Nusa Penida, terjadi gelombang tinggi," keluh Ayu Susanti.
Atas kondisi tersebut, pengelola fast boat mengumumkan kepada penumpang untuk menunggu sampai pukul 16.00 Wita. Apabila gelombang tetap tinggi, maka penumpang akan dialihkan menyeberang ke Nusa Penida melalui Pelabuhan Padangbai.
Ternyata, gelombang tinggi tak kunjung melandai, sehingga para penumpang diangkut menggunakan mobil pick up dari Pelabuhan Kusamba menuju Pelabuhan Padangbai, termasuk rombongan pasangan calon pengantin tersebut. "Untuk penyeberangan, kami selalu berkoordinasi dengan Syahbandar," ujar seorang karyawan tiket penyeberangan di Pelabuhan Kusamba, Dewa Ayu Putri Cahyani.
Putri Cahyani menjelaskan, Kamis kemarin merupakan arus balik penumpang dari Nusa Penida seusai persembahyangan rahina Buda Cemeng Klawu dan serangkaian upacara Manusa Yadnya (Pawiwahan). "Untuk pagi sebelum gelombang tinggi, sudah ada 10 trip," papar Putri Cahyani.
Namun, setelah gelombang tinggi, sebanyak 6 trip harus dialihkan menuju Pelabuhan Padangbai. Saat situasi gelombang tinggi, para penumpang juga tetap difasilitasi kendaraan antar jemput, baik dijemput dari Pelabuhan Padangbai ke Pelabuhan Kusamba maupun sebaliknya diantar dari Pelabuhan Kusamba menuju Pelabuhan Padangbai. "Hal ini sebagai bentuk pelayanan kepada penumpang," terang Putri Cahyani.
Menurut Putri Cahyani, selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 Covid-19, jumlah penumpang dalam satu boat dibatasi maksimal 70 persen dari kapasitas. Adapun kapasitas boat berbeda-beda, mulai dari 50 penumpang, 90 penumpang, hingga 150 penumpang. "Lebih sering yang digunakan beroperasi adalah boat kapasitas 90-150 penumpang," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Klungkung, I Nyoman Sucitra, mengatakan gelombang di jalur penyeberangan Pelabuhan Kusamba-Pelabuhan Sampalan kemarin tingginya kisaran 3-4 meter. Karena itu, fast boat dialihkan turun dan berangkat melalui Pelatihan Padangbai. "Saat ini gelombang masih tinggi," kata Sucitra saat dikonfirmasi NusaBali terpisah di Semarapura, Kamis sore. *wan
1
Komentar