Jukung Terbalik Dihantam Ombak, 1 Hilang, 1 Selamat
NEGARA, NusaBali
Sebuah jukung nelayan yang hendak sandar di Pantai Air Kuning, Banjar Munduk, Desa Air Kuning, Kecamatan Jembrana, terbalik setelah dihantam gelombang tinggi, Kamis (12/8) pagi.
Dalam musibah ini, satu orang hilang tenggelam, sementara satu korban lagi selamat dari maut. Korban hilang tenggelkam dalam musibah jukung terbalik di Pantai Air Kuning, Kamis kemarin, adalah Suhaeri, 51, nelayan asal Banjar Munduk, Desa Air Kuning. Sedangkan korban yang selamat dari maut adalah Asrul Salim, 25, nelayan asal Banjar Tengah, Desa Air Kuning. Asrul Salim sendiri merupakan menantu dari korban Suhaeri.
Informasi di lapangan, korban Suhaeri dan Asrul Salim melaut bersama naik satu jukung. Mereka awalnya berangkat melaut dari Pantai Air Kuning, Rabu (11/8) sore sekitar pukul 16.00 Wita. Setelah semalaman memancing ikan di tengah laut, mertua dan menantunya ini memutuskan untuk balik ke darat, Kamis pagi sekitar pukul 05.30 Wita.
Saat perjalanan balik dari tengah laut menuju Pantai Air Kuning, tidak ada masalah gangguan cuaca. Kedua korban pun sampai di pinggir Pantai Air Kuning sekitar pukul 06.00 Wita. Namun, saat hendak sandar dalam jarak sekitar 50 meter dari bibir pantai, Jukung ‘Sekar Mawar’ yang dinakdodai Sahaeri tiba-tiba dihantam ombak besar hingga terbalik. Hantaman gelombang menyebabkan pegangan katir jukung patah hingga jukungnya terbalik. Kedua korban pun langsung tercebur ke laut.
Peristiwa jukung terbalik pasca dihantam ombak ini dilihat oleh Masirim, 62, warga Banjar Tengah, Desa Air Kuning yang saat itu kebetulan berada di bibir pantai. Saksi Masirim sempat berupaya menolong korban dengan cara berenang ke tengah laut. Tetapi, karena kondisi gelombang cukup besar dan arus sangat kuat, Masirim yang tidak berani menolong korban seorang diri.
Masirin kemudian meminta tolong kepada warga lainnya untuk bersama-sama menolong kedua korban, Suhaeri dan Asrul Salin, yang diketahui tidak bisa berenang. Sejumlah warga langsung berupaya menolong dengan cara berenang ke laut dan menarik jukung korban.
Sayangnya, hanya korban Asrul Salim yang berhasil diselamatkan warga, setelah berpegangan pada jukungnya yang terbalik. Nelayan berusia 25 tahun ini dievakuasi dalam kondisi agak lemas, sehingga langsung dilarikan ke Puskesmas II Negara, Jembrana. Sedangkan mertuanya, Suhaeri, tidak berhasil ditemukan warga. Nelayan berusia 51 tahun ini langsung hilang tenggelam pasca digulung ombak besar.
Karena tidak ditemukan tanda-tanda korban Suhaeri, maka warga hanya mengevakuasi bangkai jukungnya tepi pantai. Selanjutnya, peristiwa maut doi Pantai Air Kuning ini dilaporkan ke pihak SAR Jembrana. Pasca mendapat laporkan, Tim SAR terjun ke lokasi TKP bersama perugas kepolisian, TNI, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana. Petugas gabungan berupaya melakukan pencarian korban. Namun, hingga Kamis sore, korban Suhaeri belum ditemukan.
Kapolsekta Jembrana, Iptu I Putu Budi Santika, mengatakan peristiwa terbaliknya jukung di perairan Pantai Air Kuning diduga murni karena pengaruh cuaca ekstrem. Celakanya, kedua korban diketahui tidak bisa berenang, sehingga salah satunya hilang tenggelam.
“Dari keterangan warga, memang kedua korban tidak bisa berenang. Beruntung, salah satunya berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat. Tapi, korban satunya lagi hilang tenggelam,” ungkap Iptu Budi Santika saat dikonfirmasi NusaBali di Negara, Kamis kemarin.
Sementara itu, Koordinator Pos SAR Jembrana, Dewa Putu Hendri Gunawan, mengatakan upaya pencarian yang dilakukan tim gabungan kemarin belum membuah hasil. Tim SAR sendiri, kata Dewa Hendri, langsung terjun melakukan pencarian korban setelah menerima laporan, Kamis pagi pukul 07.45 Wita.
Tim SAR sempat berupaya menurunkan rubber boat untuk melakukan pencarian ke tengah laut. Tetapi, karena pertimbangan cuaca ekstrem disertai angin kencang, upaya pencarian ke laut tidak bisa dilakukan. Pencarian kemarin difokuskan untuk lakukan penyisiran di pinggir pantai.
“Karena cuaca tidak mendukung, buat sementara fokus pencarian kita lakukan di pinggir pantai. Dari penyisiran sampai sore tadi, hasilnya masih nihil,” ujar Dewa Hendri. *ode
1
Komentar