nusabali

Hari UMKM Nasional, Ajang Refleksi di Tengah Pandemi Covid-19

  • www.nusabali.com-hari-umkm-nasional-ajang-refleksi-di-tengah-pandemi-covid-19

DENPASAR, NusaBali.com - Pandemi Covid-19 barangkali adalah tantangan terbesar pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Indonesia selama 30 tahun terakhir.

Setelah sebelumnya kokoh menghadapi berbagai krisis ekonomi yang menimpa Indonesia, kini para pelaku UMKM harus berhadapan dengan permasalahan yang mungkin tidak pernah dipikirkan sebelumnya.

Momentum Hari UMKM Nasional yang jatuh setiap tanggal 12 Agustus, dapat dijadikan ajang refleksi bagi pelaku UMKM di tengah pandemi Covid-19 ini. Hari UMKM Nasional tahun ini mengangkat tema Tantangan Pandemi dan Strategi Transformasi UMKM Masa Depan. Berbagai pihak menggaungkan inovasi menjadi hal penting yang mau tidak mau harus dilakukan oleh pelaku UMKM agar bisa selamat melewati pandemi Covid-19.

“UMKM yang mau benar-benar mau maju harus memahami digital sekarang,” ujar Cok Istri Mirah, salah satu pelaku UMKM di Kota Denpasar yang juga merupakan salah satu pengurus Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Kota Denpasar, Kamis (12/8/2021).

Tidak usah muluk-muluk, Cok Mirah mengatakan pengenalan digital oleh pelaku UMKM bisa dimulai melalui aplikasi pesan singkat yang biasa digunakan sehari-hari, misal aplikasi WhatsApp (grup WA).
Perkembangan dunia medsos (media sosial) yang pesat, ujarnya, harus dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya.

Di sisi lain perempuan yang menekuni usaha di bidang tekstil, justru melihat fenomena menarik, di mana jumlah pelaku UMKM meningkat seiring banyaknya karyawan yang beralih profesi sebagai pelaku UMKM. Ini dilihat Cok Mirah sebagai momentum untuk mereka mengaplikasikan kemampuan yang belum sempat direalisasikan.

“Kemampuan mereka sekarang diuji, kalau dulu misalnya mereka pintar apa, sekarang hal itulah yang harus diterapkan (dijadikan bisnis),” ucap Cok Mirah.

Diketahui dengan adanya pandemi ini, banyak karyawan yang harus dirumahkan bahkan diberhentikan oleh perusahaan, sehingga mau tidak mau mereka harus menekuni profesi baru sebagai wirausahawan UMKM.

Terpisah, Ketua BPC Hipmi (Himpunan Pengusaha Muda Indonesai) Kota Denpasar, I Dewa Gde Ngurah Wirayudha, juga mengatakan meski dalam situasi sulit seperti sekarang ini jumlah pelaku UMKM justru mengalami peningkatan.

“Kawan-kawan UMKM saat ini mungkin sudah kebal dengan kondisi saat ini ya, dibandingkan awal-awal mulai pandemi 2020 lalu. Namun tidak menutup kemungkinan peningkatan UMKM makin meningkat sejak pandemi. Banyak yang beralih dari pekerja pariwisata dan lain-lain menjadi UMKM, condongnya ke kuliner terbanyak,”ungkap Dewa Wirayudha.

Pria yang juga pengusaha agrobisnis ini mengatakan di masa sulit seperti saat ini para pelaku UMKM memang harus terus berkreativitas. “Pintar-pintar lihat peluang yang mampu mengadaptasi situasi pandemi saat ini,” imbuhnya.

Ia pun berharap pemerintah dalam membuat kebijakan tidak hanya memperhatikan aspek kesehatan saja melainkan juga melihat aspek ekonomi yang menurutnya  tidak kalah pentingnya. “Pemerintah harus lebih juga memikirkan aspek ekonomi agar tidak makin terpuruk,” ujarnya.

Dewa Wirayudha mengakui dengan adanya kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama beberapa minggu terakhir memang sangat merugikan dunia usaha, namun di sisi lain ia juga mengakui  jika hal tersebut tidak dilaksanakan kemungkinan akan terjadi peningkatan jumlah korban Covid-19.  *adi

Komentar