'Sulap' UGD Jadi Ruang ICU Covid-19
Ruang Isolasi Covid-19 Juga Sudah Ditambah
"Kami memang mengambil langkah cepat penambahan bed ruang isolasi, karena sampai saat ini kasus masih tinggi."
SINGARAJA, NusaBali
Kasus konfirmasi baru Covid-19 yang belum juga mereda membuat RSUD Buleleng terus menambah ruang isolasi. Sebanyak 21 bed ruang isolasi perawatan Covid-19 kembali ditambah RSUD Buleleng, untuk merawat pasien gejala sedang. Direksi RSUD Buleleng juga berencana akan menambah kapasitas ruang ICU dengan menyulap Unit Gawat Darurat (UGD).
Direktur Utama RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha dihubungi via telepon Minggu sore kemarin mengatakan, penambahan puluhan ruang isolasi Covid-19 sebanyak 21 bed menggunakan ruang VVIP. Ruang isolasi tambahan ini pun sudah dioperasikan sejak Sabtu (15/8) lalu. Sehingga kapasitas ruang isolasi yang disediakan RSUD Buleleng total 138 bed. Sebanyak 100 bed ruang isolasi pasien bergejala sedang, sedangkan 38 bed lainnya adalah ruang isolasi ICU untuk pasien bergejala berat.
“Kami memang mengambil langkah cepat penambahan bed ruang isolasi, karena sampai saat ini kasus masih tinggi. Persiapannya sehari 2 hari, dari pasang sekat ruangan, melatih nakes, mengatur alur dan penerbitan SK, langsung jadi dan sekarang sudah terisi,” jelas Arya Nugraha.
Menurutnya, dalam waktu dekat RSUD Buleleng juga akan menambah ruang ICU untuk pasien Covid-19. Rencananya ruang UGD bagian triase akan diubah menjadi ruang ICU. Penambahan ruang ICU menurut Arya Nugraha sangat urgent, meskipun RSUD Buleleng saat ini sudah memiliki 38 bed ICU khusus pasien Covid-19. Hanya saja saat ini keteriasiannya penuh.
Bahkan sejumlah pasien terkonfirmasi kembali mengantre di UGD, karena ruang ICU penuh. “Sehari yang mengantre di UGD lebih dari 10 rata-rata. Pasien ini tidak dapat dipindahkan ke ruang isolasi biasa, karena dari gejalanya memerlukan layanan ICU, sedangkan ruang ICU Covid-19 yang kita punya penuh,” imbuh dirut yang juga dokter spesialis penyakit dalam ini.
Untuk penambahan ICU Covid-19, RSUD Buleleng sedang dalam pengadaan alat kesehatan penunjang. Seperti ventilatir dan monitor. Pengadaan dilakukan secara langsung, karena saat ini ketersediaan alat kesehatan mulai langka di penyedia. “Tim kami sedang mengupayakan pengadaan alat ini secepatnya. Tidak lagi menggunakan sistem e-katalog, tetapi menggunakan pertimbangan kedaruratan. Kalau e-katalog prosesnya lama dan juga sekarang ketersediaan mulai langka, karena semua daerah memerlukan,” jelas dia.
Penambahan ruang perawatan pasien Covid-19 di RSUD Buleleng sudah mencapai 55 persen dari kapasitas ruang perawatan total. Namun sejauh ini pelayanan untuk pasien non Covid-19 masih dimaksimalkan. Sejumlah ruangan perawatan non Covid-19 memang dimodif. Seperti ruang ibu melahirkan dan ruang perawatan bayi baru lahir saat ini digabung dengan ruang anak. Sejumlah ruangan pun masih disedikan untuk perawatan pasien non Covid-19 termasuk perawatan pasien stroke dan ruang bedah.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng dr Sucipto, mengatakan dari 9 rumah sakit di Buleleng yang melayani pasien Covid-19 menyediakan 282 bed ruang isolasi dan 38 bed ruang ICU Covid-19. Hingga Minggu (16/8) kemarin, Bed Ocupancy Rate (BOR) rumah sakit keseluruhan di Buleleng untuk ruang isolasi sebesar 82,98 persen. Namun BOR untuk ICU Covid-19 sudah 100 persen.
Ketersediaan ICU Covid-19 yang semakin mendesak, disebutnya sejauh ini masih bisa tertangani oleh RSUD Buleleng. Penambahan ICU Covid-19 di rumah sakit di luar RSUD Buleleng menurutnya masih terkendala Sumber Daya Manusia (SDM) dan sarana prasana. “Dengan kondisi ini pada rapat yang lalu dengan seluruh direksi rumah sakit di Buleleng disepakati kasus sedang dan berat ditangani RSUD, sedangkan kasus sedang-ringan ditangani RS swasta dan RSUD tipe D lainnya,” ucap Sucipto.
Meskipun demikian, rumah sakit di luar RSUD Buleleng menurutnya sudah menambah kapasitas ruang isolasinya. Bahkan sejumlah rumah sakit swasta disebut Sucipto telah menyiapkan bed isolasi melebihi dari jumlah yang diinstruksikan pemerintah. *k23
Direktur Utama RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha dihubungi via telepon Minggu sore kemarin mengatakan, penambahan puluhan ruang isolasi Covid-19 sebanyak 21 bed menggunakan ruang VVIP. Ruang isolasi tambahan ini pun sudah dioperasikan sejak Sabtu (15/8) lalu. Sehingga kapasitas ruang isolasi yang disediakan RSUD Buleleng total 138 bed. Sebanyak 100 bed ruang isolasi pasien bergejala sedang, sedangkan 38 bed lainnya adalah ruang isolasi ICU untuk pasien bergejala berat.
“Kami memang mengambil langkah cepat penambahan bed ruang isolasi, karena sampai saat ini kasus masih tinggi. Persiapannya sehari 2 hari, dari pasang sekat ruangan, melatih nakes, mengatur alur dan penerbitan SK, langsung jadi dan sekarang sudah terisi,” jelas Arya Nugraha.
Menurutnya, dalam waktu dekat RSUD Buleleng juga akan menambah ruang ICU untuk pasien Covid-19. Rencananya ruang UGD bagian triase akan diubah menjadi ruang ICU. Penambahan ruang ICU menurut Arya Nugraha sangat urgent, meskipun RSUD Buleleng saat ini sudah memiliki 38 bed ICU khusus pasien Covid-19. Hanya saja saat ini keteriasiannya penuh.
Bahkan sejumlah pasien terkonfirmasi kembali mengantre di UGD, karena ruang ICU penuh. “Sehari yang mengantre di UGD lebih dari 10 rata-rata. Pasien ini tidak dapat dipindahkan ke ruang isolasi biasa, karena dari gejalanya memerlukan layanan ICU, sedangkan ruang ICU Covid-19 yang kita punya penuh,” imbuh dirut yang juga dokter spesialis penyakit dalam ini.
Untuk penambahan ICU Covid-19, RSUD Buleleng sedang dalam pengadaan alat kesehatan penunjang. Seperti ventilatir dan monitor. Pengadaan dilakukan secara langsung, karena saat ini ketersediaan alat kesehatan mulai langka di penyedia. “Tim kami sedang mengupayakan pengadaan alat ini secepatnya. Tidak lagi menggunakan sistem e-katalog, tetapi menggunakan pertimbangan kedaruratan. Kalau e-katalog prosesnya lama dan juga sekarang ketersediaan mulai langka, karena semua daerah memerlukan,” jelas dia.
Penambahan ruang perawatan pasien Covid-19 di RSUD Buleleng sudah mencapai 55 persen dari kapasitas ruang perawatan total. Namun sejauh ini pelayanan untuk pasien non Covid-19 masih dimaksimalkan. Sejumlah ruangan perawatan non Covid-19 memang dimodif. Seperti ruang ibu melahirkan dan ruang perawatan bayi baru lahir saat ini digabung dengan ruang anak. Sejumlah ruangan pun masih disedikan untuk perawatan pasien non Covid-19 termasuk perawatan pasien stroke dan ruang bedah.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng dr Sucipto, mengatakan dari 9 rumah sakit di Buleleng yang melayani pasien Covid-19 menyediakan 282 bed ruang isolasi dan 38 bed ruang ICU Covid-19. Hingga Minggu (16/8) kemarin, Bed Ocupancy Rate (BOR) rumah sakit keseluruhan di Buleleng untuk ruang isolasi sebesar 82,98 persen. Namun BOR untuk ICU Covid-19 sudah 100 persen.
Ketersediaan ICU Covid-19 yang semakin mendesak, disebutnya sejauh ini masih bisa tertangani oleh RSUD Buleleng. Penambahan ICU Covid-19 di rumah sakit di luar RSUD Buleleng menurutnya masih terkendala Sumber Daya Manusia (SDM) dan sarana prasana. “Dengan kondisi ini pada rapat yang lalu dengan seluruh direksi rumah sakit di Buleleng disepakati kasus sedang dan berat ditangani RSUD, sedangkan kasus sedang-ringan ditangani RS swasta dan RSUD tipe D lainnya,” ucap Sucipto.
Meskipun demikian, rumah sakit di luar RSUD Buleleng menurutnya sudah menambah kapasitas ruang isolasinya. Bahkan sejumlah rumah sakit swasta disebut Sucipto telah menyiapkan bed isolasi melebihi dari jumlah yang diinstruksikan pemerintah. *k23
1
Komentar