6 Pendaki Dievakuasi karena Lemas Usai Rayakan HUT RI di Gunung Agung
Cedera Otot Saat Tangkil ke Pura Luhur Puncak Kedaton, Pamedek Dievakuasi Menggunakan Tandu
Dari 6 pendaki yang dievakuasi dari Gunung Agung karena kelelahan, 5 orang di antaranya asal Denpasar, sementara satunya lagi asal Tabanan. Mereka berangkat mendaki dalam dua kelompok berbeda, Senin malam
AMLAPURA, NusaBali
Kelelahan usai merayakan HUT ke-76 Kemerdekaan RI di puncak Gunung Agung, 6 orang pendaki terpaksa dievakuasi petugas Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem, Selasa (17/8) malam. Pada saat hampir bersamaan, seorang pamedek juga dievakuasi petugas Basarnas menggunakan tandu, karena mengalami cedera otot saat tangkil sembahyang ke Pura Pucak Kedaton, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan.
Para pendaki Gunung Agung yang kelelahan itu dievakuasi dari puncak melalui Pura Pengubengan Besakih, Banjar Batumadeg, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem. Informasi di lapangan, sebenarnya ada tiga rombongan pendaki yang berniat merayakan HUT ke-76 Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2021, di puncak Gunung Agung sambil bermalam. Rombongan I sebanyak 5 pendaki, rombongan II sebanyak 3 pendaki, dan rombongan III sebanyak 10 pendaki.
Rombongan I yang beranggotakan 5 pendaki, melakukan pendakian melalui Pura Pengu-bengan Besakih, Senin (16/8) sore pukul 15.00 Wita, kemudian bermalam di puncak Gunung Agung. Mereka semuanya asal Denpasar, masing-masing Yohanes, 18, Bobby, 16, Wulan, 16, Emilio, 17, dan Mario, 17. Kelima pendaki inilah kelelahan, sehingga harus dievakuasi dari Gunung Agung.
Evakuasi dilakukan setelah salah satu dari mereka, Bobby, mengontak pamannya agar dicarikan bantuan untuk melanjutkan perjalanan balik dari ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut (Dpl). Maka, keluarga Bobby pun mengontak Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem, I Gusti Ngurah Eka.
Selanjutnya, 10 petugas Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem terjun lokasi bersama 10 anggota Polsek Rendang yang dipimpin langsung Kapolsek Kompol I Made Sudartawan. Selain itu, 5 orang pemandu wisata pendakian Gunung Agung juga ikut terjun. Mereka berangkat naik ke Gunung Agung, Selasa sore pukul 17.30 Wita.
Petugas gabungan tiba di lokasi para pendaki yang kelelahan berada, Selasa malam sekitar pukul 20.00 Wita. Ternyata dalam perjalanan, selain bertemu 5 pendaki yang kelelahan itu, petugas juga menemukan satu pendaki lagi yang ambruk karena menderita asam lambung, yakni I Wayan Putra 24, asal Tabanan. Wayan Patra merupakan anggota dari kelompok II pendaki berjumlah 10 orang.
Maka, petugas gabungan mengevakuasi korban Wayan Putra dengan cara dipapah. Sedangkan 5 pendaki dari kelompok Bobby dituntun menuruni Gunung Agung dengan berjalan pelan-pelan. Keenam pendaki yang kekelahan tersebut tiba di jaba Pura Pengubengan Besakih, Selasa malam pukul 22.45 Wita.
"Kami awalnya hendak mengevakuasi 5 pendaki yang kelelahan, sesuai laporan. Ternyata, di perjalanan menemukan satu pendaki tidak bisa jalan, maka total ada 6 pendaki yang dievakuasi. Salah satunya harus dipapah,” ungkap Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem, I Gusti Ngurah Eka, di Amlapura, Rabu (18/8).
Sementara itu, seorang pamedek, I Made Widiatmaja, 52, terpaksa dievakuasi petugas Baszarnas karena mengalami cedera otot kaki saat melakukan persembahyangan ke Pura Pucak Kedaton, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, Selasa malam. Pamedek asal Banjar Menguntur, Desa Blahbatuh, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini dievakuasi dengan ditandu untuk sampai ke bawah.
Terungkap, sebelum cedera otot, korban Made Widiatmaja sembahyang ke Pura Luhur Puncak Kedaton yang bnerlokasi di Gunung Batukaru bersama rombongan Pasemetonan Bayu Wisesa Kesiman, Denpasar Timur berjumlah 58 orang. Mereka berangkat Selasa malam pukul 20.00 Wita melalui jalan setapak Pura Taksu Agung di Desa Jatiluwih.
Hanya saja, sebelum mencapai pucak, Made Widiatmaja mengeluhkan sakit di bagian kaki, sehingga meminta istirahat dengan ditemani 3 pamedek lainnya. Sementara rombongan pamedek yang lain melanjutkan perjalanan sampai Pura Luhur Puncak Kedaton.
Kapolsek Penebel, AKP I Nyoman Artadana, menerangkan informasi atas musibah ini diketahui berdasarkan laporan istri korban, Desak Ketut Candra Wati, yang meminta pertolongan karena suaminya tidak bisa melanjutkan perjalanan pulang, Rabu dinihari pukul 02.00 Wita. Berdasarkan laporan itu pihaknya langsung menghubungi Basarnas Bali dan BPBD Tabanan untuk evakuasi korban.
Setelah Tim Basarnas tiba di lokasi, korban Made Widiatmaja ditemukan lunglai dan tidak bisa jalan, sehingga pria berusia 52 tahun ini terpaksa dievakuasi menggunakan tandu sampai di bawah, tepatnya Wantilan Pura Bujangga, Desa Jatiluwih. Tim evakuasi tiba di bawah Rabu pagi pukul 06.30 Wita. SDaat tiba di wamntilan, korban sudah ditunggu romboingan pamedek berjumlah 58 orang. “Korban tidak bisa jalan sama sekali, sehingga dievakuasi menggunakan tandu,” terang AKP Artadana, Rabu kemarin. *k16,des
Para pendaki Gunung Agung yang kelelahan itu dievakuasi dari puncak melalui Pura Pengubengan Besakih, Banjar Batumadeg, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem. Informasi di lapangan, sebenarnya ada tiga rombongan pendaki yang berniat merayakan HUT ke-76 Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2021, di puncak Gunung Agung sambil bermalam. Rombongan I sebanyak 5 pendaki, rombongan II sebanyak 3 pendaki, dan rombongan III sebanyak 10 pendaki.
Rombongan I yang beranggotakan 5 pendaki, melakukan pendakian melalui Pura Pengu-bengan Besakih, Senin (16/8) sore pukul 15.00 Wita, kemudian bermalam di puncak Gunung Agung. Mereka semuanya asal Denpasar, masing-masing Yohanes, 18, Bobby, 16, Wulan, 16, Emilio, 17, dan Mario, 17. Kelima pendaki inilah kelelahan, sehingga harus dievakuasi dari Gunung Agung.
Evakuasi dilakukan setelah salah satu dari mereka, Bobby, mengontak pamannya agar dicarikan bantuan untuk melanjutkan perjalanan balik dari ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut (Dpl). Maka, keluarga Bobby pun mengontak Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem, I Gusti Ngurah Eka.
Selanjutnya, 10 petugas Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem terjun lokasi bersama 10 anggota Polsek Rendang yang dipimpin langsung Kapolsek Kompol I Made Sudartawan. Selain itu, 5 orang pemandu wisata pendakian Gunung Agung juga ikut terjun. Mereka berangkat naik ke Gunung Agung, Selasa sore pukul 17.30 Wita.
Petugas gabungan tiba di lokasi para pendaki yang kelelahan berada, Selasa malam sekitar pukul 20.00 Wita. Ternyata dalam perjalanan, selain bertemu 5 pendaki yang kelelahan itu, petugas juga menemukan satu pendaki lagi yang ambruk karena menderita asam lambung, yakni I Wayan Putra 24, asal Tabanan. Wayan Patra merupakan anggota dari kelompok II pendaki berjumlah 10 orang.
Maka, petugas gabungan mengevakuasi korban Wayan Putra dengan cara dipapah. Sedangkan 5 pendaki dari kelompok Bobby dituntun menuruni Gunung Agung dengan berjalan pelan-pelan. Keenam pendaki yang kekelahan tersebut tiba di jaba Pura Pengubengan Besakih, Selasa malam pukul 22.45 Wita.
"Kami awalnya hendak mengevakuasi 5 pendaki yang kelelahan, sesuai laporan. Ternyata, di perjalanan menemukan satu pendaki tidak bisa jalan, maka total ada 6 pendaki yang dievakuasi. Salah satunya harus dipapah,” ungkap Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem, I Gusti Ngurah Eka, di Amlapura, Rabu (18/8).
Sementara itu, seorang pamedek, I Made Widiatmaja, 52, terpaksa dievakuasi petugas Baszarnas karena mengalami cedera otot kaki saat melakukan persembahyangan ke Pura Pucak Kedaton, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, Selasa malam. Pamedek asal Banjar Menguntur, Desa Blahbatuh, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini dievakuasi dengan ditandu untuk sampai ke bawah.
Terungkap, sebelum cedera otot, korban Made Widiatmaja sembahyang ke Pura Luhur Puncak Kedaton yang bnerlokasi di Gunung Batukaru bersama rombongan Pasemetonan Bayu Wisesa Kesiman, Denpasar Timur berjumlah 58 orang. Mereka berangkat Selasa malam pukul 20.00 Wita melalui jalan setapak Pura Taksu Agung di Desa Jatiluwih.
Hanya saja, sebelum mencapai pucak, Made Widiatmaja mengeluhkan sakit di bagian kaki, sehingga meminta istirahat dengan ditemani 3 pamedek lainnya. Sementara rombongan pamedek yang lain melanjutkan perjalanan sampai Pura Luhur Puncak Kedaton.
Kapolsek Penebel, AKP I Nyoman Artadana, menerangkan informasi atas musibah ini diketahui berdasarkan laporan istri korban, Desak Ketut Candra Wati, yang meminta pertolongan karena suaminya tidak bisa melanjutkan perjalanan pulang, Rabu dinihari pukul 02.00 Wita. Berdasarkan laporan itu pihaknya langsung menghubungi Basarnas Bali dan BPBD Tabanan untuk evakuasi korban.
Setelah Tim Basarnas tiba di lokasi, korban Made Widiatmaja ditemukan lunglai dan tidak bisa jalan, sehingga pria berusia 52 tahun ini terpaksa dievakuasi menggunakan tandu sampai di bawah, tepatnya Wantilan Pura Bujangga, Desa Jatiluwih. Tim evakuasi tiba di bawah Rabu pagi pukul 06.30 Wita. SDaat tiba di wamntilan, korban sudah ditunggu romboingan pamedek berjumlah 58 orang. “Korban tidak bisa jalan sama sekali, sehingga dievakuasi menggunakan tandu,” terang AKP Artadana, Rabu kemarin. *k16,des
Komentar