Atlet Paralimpiade Latihan Ringan
JAKARTA, NusaBali
Kontingen pertama Indonesia untuk Paralimpiade 2020 mulai melakukan latihan ringan pada hari kedua di atlet village, Tokyo, Rabu (18/8).
Salah satunya dilakukan atlet para balap M Fadli. Peraih medali emas Asian Paragames 2018 itu menjalani latihan diatas roller training selama satu jam. Di Paralimpiade Tokyo 2020, Fadli akan tampil di dua nomor, yaitu 1000 M Time Trial C4-5 Putra dan 4000 M Individual Pursuit C4 Putra. Tidak berbeda dengan Fadli, tiga atlet para tenis meja, David Jacobs, Komet Akbar dan Adyos Astan yang berangkat dalam satu kloter juga mulai adaptasi dan latihan ringan di atlet village.
Mereka baru mulai dapat menggunakan fasilitas latihan di Nakano City General Gymnasium pada 20 Agustus. Sedangkan pertandingan akan berlangsung di Tokyo Metropolitan Gymnasium pada 25 Agustus sampai 3 September.
“Hari pertama kita tiba di athlete village paralimpic Tokyo, kita cuma jogging ringan. Tadi bangunnya memang agak terlambat karena memang belum ada acara yang khusus. Kami ikuti prosedur yang ada, pengambilan sample air liur, makan, istirahat dan sampai sore ini kami jogging lagi. Setelahnya kita makan malam dan kembali istirahat. Jadi belum ada acara yang padat, cuma rileks sambil menjaga kebugaran,” ungkap Adyos Astan.
Ditanya perasaannya tampil di Paralimpiade Tokyo 2020, atlet paling senior di kontingen Indonesia itu mengaku senang sekaligus campur aduk. Lantaran menjalani persiapan dan bertanding di tengah pandemi Covid-19 membuat ia harus lebih ekstra fokus.
“Seluruh persiapan dari awal sampai saat ini puji Tuhan semua berjalan lancar. Perasaan cemas, deg-degan, gembira, pokoknya campur aduk jadi satu. Dulu sebelum pendemi fokus kita 100% tanding, sekarang disamping fokus bertanding kita harus melewati begitu banyak protokol kesehatan yang ada sehingga perasaan cemas khawatir dan sebagainya ikut berpengaruh,” kata peraih medali perunggu Asian Para Games 2018 ini.
Adyos berharap tetap sehat dan fit, sehingga bisa fokus bertanding dan mendapat hasil yang maksimal. Di cabang para tennis meja, Adyos akan turun di nomor MS4 single’s (bertanding dengan menggunakan kursi roda) yang mulai bertanding pada tanggal 25 Agustus mendatang. Sementara itu David Jacobs mengaku cukup tegang karena ini even yang sudah lama dia nantikan. Meski berharap mempersembahkan medali, namun David mengaku saat ini kesehatan yang utama agar dapat tampil dengan kemampuan terbaik.
“Saya merasa senang meski ada tegang juga. Event yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Persiapan secara teknik dan fisik sudah oke,” imbuh David Jacobs.
Sebagai atlet, David Jacobs ingin meraih medali. Tapi yang terpenting bagi dia saat ini adalah kesehatan dan bisa bermain dengan kemampuan terbaik. Di Paralimpiade Tokyo, David Jacobs akan bertanding di tunggal dan ganda putra.
Di ganda putra berpasangan dengan Komet Akbar. Tiga tahun lalu ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Para Games 2018, David Jacobs berhasil menyumbangkan dua medali emas nomor perorangan putra kelas 10 dan ganda putra TT 10 bersama Komet Akbar. *k22
Mereka baru mulai dapat menggunakan fasilitas latihan di Nakano City General Gymnasium pada 20 Agustus. Sedangkan pertandingan akan berlangsung di Tokyo Metropolitan Gymnasium pada 25 Agustus sampai 3 September.
“Hari pertama kita tiba di athlete village paralimpic Tokyo, kita cuma jogging ringan. Tadi bangunnya memang agak terlambat karena memang belum ada acara yang khusus. Kami ikuti prosedur yang ada, pengambilan sample air liur, makan, istirahat dan sampai sore ini kami jogging lagi. Setelahnya kita makan malam dan kembali istirahat. Jadi belum ada acara yang padat, cuma rileks sambil menjaga kebugaran,” ungkap Adyos Astan.
Ditanya perasaannya tampil di Paralimpiade Tokyo 2020, atlet paling senior di kontingen Indonesia itu mengaku senang sekaligus campur aduk. Lantaran menjalani persiapan dan bertanding di tengah pandemi Covid-19 membuat ia harus lebih ekstra fokus.
“Seluruh persiapan dari awal sampai saat ini puji Tuhan semua berjalan lancar. Perasaan cemas, deg-degan, gembira, pokoknya campur aduk jadi satu. Dulu sebelum pendemi fokus kita 100% tanding, sekarang disamping fokus bertanding kita harus melewati begitu banyak protokol kesehatan yang ada sehingga perasaan cemas khawatir dan sebagainya ikut berpengaruh,” kata peraih medali perunggu Asian Para Games 2018 ini.
Adyos berharap tetap sehat dan fit, sehingga bisa fokus bertanding dan mendapat hasil yang maksimal. Di cabang para tennis meja, Adyos akan turun di nomor MS4 single’s (bertanding dengan menggunakan kursi roda) yang mulai bertanding pada tanggal 25 Agustus mendatang. Sementara itu David Jacobs mengaku cukup tegang karena ini even yang sudah lama dia nantikan. Meski berharap mempersembahkan medali, namun David mengaku saat ini kesehatan yang utama agar dapat tampil dengan kemampuan terbaik.
“Saya merasa senang meski ada tegang juga. Event yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Persiapan secara teknik dan fisik sudah oke,” imbuh David Jacobs.
Sebagai atlet, David Jacobs ingin meraih medali. Tapi yang terpenting bagi dia saat ini adalah kesehatan dan bisa bermain dengan kemampuan terbaik. Di Paralimpiade Tokyo, David Jacobs akan bertanding di tunggal dan ganda putra.
Di ganda putra berpasangan dengan Komet Akbar. Tiga tahun lalu ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Para Games 2018, David Jacobs berhasil menyumbangkan dua medali emas nomor perorangan putra kelas 10 dan ganda putra TT 10 bersama Komet Akbar. *k22
Komentar